Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Pemkot Yogya Gencarkan Pemutusan Penularan Covid-19, Ini Yang Dilakukan    

Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi / tribunnews

YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM  – Di samping melakukan swab test, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pemkot Yogyakarta juga gencar melakukan pemutusan sebaran, terutama yang berkaitan dengan riwayat kontak erat pasien Covid-19.

Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pemkot Yogyakarta, Heroe Poerwadi menyatakan komitmen Pemkot Yogyakarta dalam upaya penanganan dan memutus mata rantai penyebaran virus corona di wilayah tersebut  tidak hanya dilakukan berdasarkan jumlah tes usap (swab test).

Namun juga memberikan perhatian pada upaya pemutusan sebaran, terutama yang berkaitan dengan riwayat kontak erat pasien Covid-19.

“Kami tidak hanya mengejar rasio tes usapnya saja tetapi berusaha untuk mengontrol sebaran. Makanya upaya pelacakan itu menjadi penting karena diperuntukkan bagi upaya mengontrol sebaran virus,” ucap Heroe saat dihubungi, Selasa (22/9/2020).

Heroe menyebut hingga sampai saat ini pihaknya telah melakukan tes usap kepada 4.535 orang dengan rasio jumlah penduduk Kota Yogya sekira 427 ribu jiwa lebih berdasarkan data BPS 2018.

Sementara, jumlah standar tes usap yang dianjurkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah sebanyak 1.000/1 juta penduduk tiap pekannya.

“Kami juga masih tersedia stok sekira 3000 lagi dan kami juga sudah merencanakan untuk menambah cadangan guna penguatan pelacakan dan mengontrol sebaran virus,” ungkap dia.

Di sisi lain, Heroe menyebut upaya tes usap yang dilakukan pihaknya juga masih terkendala oleh jumlah tenaga kesehatan yang tersedia.

Selain itu, dalam upaya memutus mata rantai penyebaran virus Pemkot Yogya juga telah menetapkan klasifikasi bagi masyarakat yang akan dilakukan tes usap maupun tes lainnya bagi mereka yang terlacak pernah berkontak erat dengan pasien terkonfirmasi positif Covid-19.

“Karena saat kami menyampaikan masyarakat yang pernah kontak erat dengan pasien Covid-19, itu belum langsung di tes usap. Pertama kalau yang berkontak erat itu ada indikasi kami sarankan isolasi mandiri dulu,” katanya.

Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa pihaknya bersama dinas kesehatan setempat juga mengkategorikan masyarakat yang berkontak erat dengan pasien Covid-19 yang berhak untuk dilakukan tes usap.

Pihaknya akan mengecek lebih dulu terkait dengan kapan virus tersebut tumbuh dalam tubuh seseorang, sehingga ketika dilakukan tes usap hasil yang didapat juga sesuai.

“Kalau terlalu cepat dilakukan tes usap pasti tidak akan ditemukan virusnya. Kami selalu berpijak pada minimal setelah lima hari mereka kontak erat dan itu juga tidak mudah karena kan mereka juga pernah berkontak dengan orang lainnya,” jelas dia.

“Ada juga yang cukup kami minta untuk isolasi mandiri, ada yang rapid test dan isolasi maupun dengan upaya tes usap,” pungkas dia. 

Exit mobile version