JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Sragen Zona Merah Covid-19, Kepala Dinas Pendidikan Minta Semua Sekolah Hentikan Pembelajaran Tatap Muka. Siswa Kembali Belajar Daring

Kadisdikbud Sragen, Suwardi. Foto/Wardoyo
   
Kadisdikbud Sragen, Suwardi. Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen, Suwardi menegaskan kegiatan pembelajaran tatap muka sudah dihentikan. Semua sekolah kini diminta kembali menggelar pembelajaran jarak jauh dari rumah atau belajar daring.

“Sudah dihentikan tatap muka. Semua sekolah nggak boleh lagi menggelar tatap muka. Sekarang pembelajaran kembali via daring,” paparnya Selasa (8/9/2020).

Ia menguraikan surat edaran kembali ke belahar daring sudah dikirimkan ke sekolah-sekolah. Penghentian belajar tatap muka dilakukan menyusul perkembangan situasi covid-19 Sragen yang makin meningkat hingga masuk zona merah.

Penghentian tatap muka dilakukan sampai batas waktu yang belum ditentukan sembari melihat perkembangan kasus covid-19.

Sebelumnya, Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati resmi mengumumkan untuk menghentikan simulasi kegiatan belajar mengajar di sekolah atau pembelajaran tatap muka.

Hal ini menyusul ledakan kasus covid-19 dalam jumlah besar selama tiga hari terakhir. Ledakan terjadi mulai Jumat (4/9/2020) sebanyak 51 kasus baru, Sabtu (5/9/2020) sebanyak 40 kasus dan Minggu (6/9/2020) sebanyak 6 kasus.

Baca Juga :  Geger Mobil Baru Langsung Rusak Usai Isi Dexlite di Sragen, SPBU Jetak Minta Maaf dan Pastikan Bukan Abal-abal, Melainkan...

Total ada penambahan 97 kasus positif hanya dalam tiga hari hingga melambungkan grafik covid-19 Sragen menjadi 338 kasus positif hari ini.

“Dampaknya, berarti kita harus menunda tatap muka sekolah karena saat ini kita sudah membuka 63 sekolah untuk tatap muka. Karena ada peningkatan kasus cukup tinggi, saya minta untuk dievaluasi dan nanti minggu depan kita mulai lagi pembelajaran daring atau dari rumah,” papar Bupati ditemui usai pendaftaran paslon di KPU.

Bupati Yuni menguraikan kebijakan menghentikan tatap muka dan menundanya itu semata-mata demi kepentingan menyelamatkan anak-anak.
Sebab selama ini realitanya Pemkab sudah konsisten dan komit untuk menerapkan protokol kesehatan. Akan tetapi di lapangan, masih banyak masyarakat yang abai menerapkannya.

“Kalau anak anak ini sekolah terus kemudian mereka selamanya tidak di sekolah dan di rumah mereka bergaul di rumah maupun di lingkungan. Nanti kalau terkena dapatnya dari mana. Kami nggak ingin nanti justru ada klaster sekolah, makanya lebih baik menunda dulu,” tuturnya.

Baca Juga :  ASN Sragen Mendapatkan Layanan Penukaran Uang Baru dari Bank Indonesia Solo

Yuni mengatakan jika mau ketat, sebenarnya bisa dijalankan tatap muka akan tetapi terlalu berisiko.

Idealnya ketika akan melakukan tatap muka, semua anak semua guru sebelum dibuka harus diadakan tes VCR terlebih dahulu.

Sehingga bisa memastikan semua anak dalam keadaan posisi sehat masuk. Jika  tidak, dikhawatirkan nanti tahu-tahu terkena covid-19 dari luar terus masuk sekolah dan malah menulari teman-temannya.

“Walaupun sekolah menerapkan protokol kesehatan, tapi itu yang kita takutkan. Karena di sragen penyebarannya sudah di semua kecamatan. Ini seluruh kecamatan di sragen sudah tidak ada lagi zona hijau semua menuju ke merah semua,” tegasnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com