Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Api Abadi Mrapen Padam, Lubang Api di Bonagung Sragen Justru Makin Menyala. Mendadak Kembali Ramai Jadi Perbincangan, Bisakah Berpotensi Jadi Pengganti Mrapen?

Semburan api dari lubang bekas galian sumur di lahan Dukuh Banyurip, Bonagung, Tanon masih bertahan sampai setahun lebih. Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Api Abadi Mrapen yang terletak di Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, ternyata tak lagi abadi.

Api abadi itu secara mengejutkan padam sejak 25 September 2020. Meski demikian, sumber api serupa yang terus menyala masih ada yakni di Sragen.

Dan sejak padamnya api abadi Mrapen, nama sumber api di Bonagung belakangan mencuat kembali.

Bahkan api abadi yang terletak di Desa Bonagung, Kecamatan Tanon itu hingga kini masih menyala sejak setahun lebih.

“Apinya sampai hari ini masih menyala. Pengunjung juga masih ada meski nggak seramai dulu lagi. Tapi apinya masih terus ada,” papar Kepala Desa Bonagung, Suwarno kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Rabu (7/10/2020).

Suwarno menyampaikan semburan api dari lubang berdiameter 15 sentimeter tersebut muncul di pekarangan milik warga pada 18 Agustus 2019 silam.

Saat itu, fenomena semburan api itu langsung membuat gempar warga. Lubang tersebut merupakan bekas sumur bor yang dibuat tiga tahun lalu.

Sumur bor sedalam 50 meteran tersebut tidak digunakan karena tidak muncul air.
Menurut Suwarno, saat diteliti oleh pihak dinas ESDM, sempat diprediksi nyala api itu tak akan bertahan lama.

Namun prediksi itu ternyata meleset. Sudah setahun lebih, api itu masih terus menyala. Karenanya, pihak desa berencana akan membangun area munculnya api sebagai potensi wisata desa.

“Awal-awal dulu cukup membantu ekonomi warga sekitar karena bisa jualan. Makin ke sini karena pengunjung menurun mungkin mulai agak sepi. Tapi melihat potensi api yang masih menyala, kita sedang berencana untuk membangun. Nanti kita bahas dulu dengan berbagai elemen,” kata Suwarno.

Terpisah, petugas Cabang Dinas ESDM Wilayah Solo, Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah, Puguh Dwi Hartanto menyamoaijan semburan api di Bonagung Sragen tersebut berasal dari kantong gas yang berada di bawah tanah.

Api akan padam sendiri seiring habisnya persediaan gas di reservoir gas tersebut.
Menurutnya saat pengecekan awal dulu ditemukan, pengamatan hanya berdasarkan visual.

“Bahwa di situ ada (semburan) api lalu kita bandingkan dengan formasi geologi yang ada di situ. Bahwasannya di situ dulu lingkungan pengendapannya rawa yang memungkinkan adanya kantong-kantong gas,” ujarnya.

Puguh sempat memprediksi semburan api tersebut akan padam dalam waktu dekat. Hal tersebut berdasarkan pengalaman fenomena yang sama di daerah lain.

Namun ketika nyala api masih bertahan sampai sekarang, ia menyebut karena reservoirnya masih ada.

Ditanya kemungkinan semburan api di Bonagung Sragen bisa menggantikan api abadi Mrapen, Puguh mengakui hal tersebut masih membutuhkan penelitian lebih dalam. Terutama untuk mengetahui seberapa banyak tampungan gas di bawahnya.

“Itu kan perlu penyelidikan lebih lanjut, kantong-kantong gas itu bisa jadi tidak terlalu banyak sehingga akan segera habis. Masih perlu penelitian tentang seberapa reservoir gas yang ada di dalamnya,” tandasnya. Wardoyo

Exit mobile version