SEMARANG, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kebahagiaan tidaklah identik menjadi milik mereka yang memiliki segalanya. Itu hanya akan menghampiri mereka yang bersyukur atas apapun situasi dan kondisi yang dialaminya. Oleh karena itu, hidup bahagia itu rumusnya syukur dan bekerja ikhlas.
Pakar komunikasi dan sekaligus motivator nasional, Dr Aqua Dwipayana mengungkapkan hal tersebut saat sharing komunikasi dan motivasi secara virtual untuk jajaran karyawan Pegadaian Wilayah XI Semarang, Jawa Tengah, Rabu 21 Oktober 2020.
Pemimpin Wilayah XI Semarang PT Pegadaian (Persero) Mulyono membuka kegiatan yang dihadiri sekitar 250 jajaran pemimpin PT Pegadaian di Wilayah XI yang mencakup Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Aqua tampil 2,5 jam secara virtual melalui fasilitas Zoom Meeting termasuk sesi tanya-jawab. Ia menyampaikan paparan materi berjudul “Optimisme KPI Exceed Melalui Komunikasi dan Silaturahim”.
Aqua melaksanakan zoom meeting dari Kantor Telkom Lamongan, Jawa Timur. Itu dilakukannya di tengah jadwalnya yang sangat padat di provinsi itu untuk mendampingi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Dr Boy Rafli Amar.
Staf Ahli Ketua Umum Komite Olah Raga Nasional (KONI) Pusat Bidang Komunikasi Publik ini mengungkapkan untuk hidup dengan bahagia dan tanpa beban maka kita mesti menjalani kehidupan ini dengan sederhana.
Penulis buku super best seller “The Power of Silaturahim: Kunci Sukses Menjalin Komunikasi” ini menyodorkan setidaknya empat cara menjalani hidup dengan simple. “Pertama, jangan pernah mencampuri masalah hidup orang lain. Komentar ini-itu yang tidak perlu atau fitnah sana dan sini, menjajakan keburukan orang lain,” katanya menegaskan.
Kedua, pelopor program umrah gratis The Power of Silaturahim (POS) ini menjelaskan bahwa kita mesti bergaya hidup sesuai dengan kemampuan sosial dan ekonomi kita sendiri. “Jangan siksa diri demi semata memuaskan hati. Ketiga, nikmatilah hidup dengan bersyukur. Apa yang Kau ada jalani seperti mana yang Kau inginkan,” ucap Dr Aqua.
Pria dengan jejaring pertemanan yang luas ini menambahkan hal keempat adalah jangan pernah mendengarkan apa kata orang. “Ingatlah kau tak meminta makan atau beras kepada mereka. Jadi kenapa kita memusingkan apa kata orang. Fokus saja apa yang bisa Anda kerjakan dan kerjakanlah dengan sebaik-baiknya. Intinya, bahagia sederhana, sesederhana Anda tersenyum dan bersyukur dengan apa yang Anda miliki,” ucapnya.
Efektivitas Komunikasi
Aqua menegaskan bahwa pada hakikatnya waktu di dunia itu hanya ada tiga hari, yakni kemarin, hari ini, dan esok. “Kemarin adalah hal yang tak akan terulang lagi ceritanya. Besok adalah dimensi waktu yang belum tentu kita bisa bertemu dengannya,” ungkap pria kelahiran Pematang Siantar, Sumatera Utara ini.
Oleh karena itu, ia mengingatkan waktu di hari ini yang harus kita perjuangkan. Inilah dimensi waktu di mana kita bisa menabung berbagai amalan untuk kita yang akan kita petik hasilnya di masa mendatang. “Jangan pernah sia-siakan waktu yang kita miliki. Karena itu, niatkan semua yang kita kerjakan sebagai ibadah kita kepada Tuhan. Jika kita melakukan semua dengan ikhlas dilandasi oleh ibadah maka kita tidak akan pernah merasa lelah. Kita akan selalu dibantu oleh Yang Mahakuasa sehingga apapun yang kita lakukan akan kita jalani dengan penuh kemudahan,” kata ayah bagi dua anak ini menguraikan.
Pada bagian lain paparannya, Aqua yang telah mengumrohkan gratis ratusan orang dari royalti penjualan bukunya itu menjelaskan orang yang tidak dibekali kecerdasan komunikasi dan hati biasanya adalah orang yang egois dan tidak peduli pada orang lain.
“Mereka pun akhirnya tidak diterima lingkungannya. Mulai sekarang persiapkan diri masing-masing tidak hanya Indeks Prestasi yang tinggi tapi juga terutama kecerdasan komunikasi dan hati,” ujarnya menegaskan.
Ia menguraikan bahwa efektivitas komunikasi dapat dijalankan dengan rumus REACH Plus AC. Hal ini mengacu pada lima aspek yakni Respect atau perhatian yaitu di mana saja, kapan pun, kepada siapa pun selalu menghormati jangan meremehkan. Kemudian Empati atau bisa menempatkan diri yaitu bagaimana merasakan apa yang dirasakan orang lain dengan melayani dengan optimal dan standar tidak ada perbedaaan.
“Selanjutnya Audible atau dimengerti yaitu bisa menyesuikan diri di mana pun berada. Clarity atau terpahami, dalam beretika komunikasi gunakan bahasa yang mudah dimengerti. Terakhir Humble atau rendah hati, tidak ada yang perlu disombongkan. Semuanya kemudian dilengkapi dengan huruf ‘A’ yakni Action atau Tindakan nyata dan cepat serta Consistency atau terus-menerus,” tukasnya.
Aqua yang selama pandemi Covid-19 ini berkeliling ke seantero Nusantara untuk melakukan Sharing Komunikasi dan Motivasi berulangkali menyinggung bahwa dalam bekerja kita harus selalu meniatkannya sebagai bagian dari ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Jika meniatkan bekerja sebagai ibadah sepenuhnya karena Tuhan, ia menegaskan maka melakukan aktivitas apapun tidak akan pernah lelah. Bahkan bisa melaksanakan sesuatu yang awalnya dirasa tidak mungkin tapi ternyata bisa dilakukan. “Bagi Tuhan tidak ada yang tidak mungkin dan ngga bisa. Begitu Yang Maha Kuasa berkehendak, apapun bisa terjadi. Untuk itu selalulah niatkan bekerja sebagai ibadah,” saran Aqua.
Ia melanjutkan, jika meniatkan bekerja sebagai ibadah maka tidak pernah sekalipun mengharapkan balasan dari orang-orang yang dilayani. Jadi bekerja apapun, kapanpun, dan di mana pun, tanpa beban sekali. Sehingga melakukannya dengan senang dan gembira.Hal penting lainnya di samping meniatkan ibadah, tambah penulis banyak buku best seller ini, adalah mendalami Ilmu Komunikasi. Ini sangat penting dan mutlak harus dilakukan. “Komunikasi itu adalah senjata ampuh dalam mensukseskan pelayanan. Mereka yang mendalami Ilmu Komunikasi dan konsisten melaksanakannya, di mana saja bertugas insya Allah sukses melaksanakan tugas-tugasnya. Yakinilah itu,” katanya.
Anggota Dewan Pakar Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia ini juga menjelaskan, setiap orang yang menjadi karyawan atau pegawai di perusahaan manapun, ia harus mensyukurinya. Kita perlu menyadari bahwa masih banyak orang di sekitar kita yang kesulitan mencari pekerjaan. Apapun yang dilakukan jika dilakukan dengan sepenuh hati akan muncul rasa cinta terhadap pekerjaan.
“Ikuti semua aturan yang ada di perusahaan dan melihatnya dengan hal yang positif. Jangan pernah mengeluh. Kalau sudah dapat pekerjaan segera dituntaskan dan jangan sampai menimbulkan rasa sombong,” katanya menegaskan.
Dalam sambutan pembuka acara, Mulyono menegaskan tema kegiatan itu sendiri adalah “Optimisme KPI Exceed Melalui Komunikasi dan Silaturahim”. “Topik tersebut sengaja dipilih untuk memotivasi jajarannya agar dapat mewujudkan target kinerja terbaik bagi korporasi dan para pemangku kepentingan terkait,” ucapnya.
Dia mengatakan motivasi semacam itu perlu diberikan, apalagi saat ini menjelang akhir 2020. Menurut dia, jajarannya dinilai mencapai target jika indikator kunci kinerja atau key performance indicator (KPI) mereka mencapai 104,5%.(ASA)