SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kisah Ervan Wahyu Anjasworo (16) bocah asal Dukuh Panurejo RT 15, Kedungupit, Sragen, yang berhasil kembali bertemu dengan keluarganya usai dinyatakan hilang selama 11 tahun menyisakan cerita panjang.
Dikisahkan sebelumnya, setelah hilang saat usia lima tahun, putra pasangan Suparno (37)- Tanti (35) yang sempat dikira diculik, ternyata dibujuk oleh empat pemuda rombongan pengamen.
Ervan yang masih kecil dan baru kali pertama diajak ke Ibukota, hilang saat mengembalikan game watch sewaan di dekat kontrakan bapaknya di wilayah Kemayoran.
Setelah diajak empat pengamen, hidup Ervan pun berubah drastis di jalanan. Di tangan rombongan pengamen itu, Ervan dididik dengan kehidupan keras ala jalanan.
Ervan pun mengaku selama 11 tahun, tercatat hampir 2,5 tahun dirinya menjalani kehidupan di jalanan bersama sindikat pengamen itu. Ia baru bisa lepas dari sindikat itu setelah berpencar saat berusaha kabur dari kejaran Satpol PP ketika ada razia gelandangan dan pengamen.
“Ceritanya waktu itu sampai Parung Bogor. Sebulan di situ, suatu hari ada razia Satpol PP. Saya diajak ngamen, nah waktu dengar bunyi sirine, saya dan pengamen-pengamen itu udah bingung dan akhirnya pada lari mencar-mencar karena khawatir ketangkep. Dari situlah akhirnya saya pisah dan nggak ketemu mereka lagi,” ujar Ervan ditemui JOGLOSEMARNEWS.COM .
Ervan kecil yang saat itu sudah berusia sekitar 7 tahun kemudian sendirian menggelandang. Ia melanjutkan kisahnya dengan berjalan sendirian ke wilayah Kemang Bogor.
Hingga kemudian ada Ketua RT yang berbaik hati dan kemudian menawarkan untuk mengasuhnya.
“Saat itu saya pas main-main di masjid. Ditanyain sama Ketua RT. Lalu diangkatnya jadi anak asuhnya,” tutur Ervan.
Merasa kerasan dipungut anak, namun kisah hidup Ervan bersama Pak RT hanya bertahan empat bulan karena Pak RT itu kemudian meninggal dunia.
Sepeninggal Pak RT, Ervan kemudian diangkat anak oleh Mbah Elli, yang masih berkerabat dengan Pak RT. Bersama Mbah Elli, Ervan diasuh sekitar hampir 7 bulan.
Setelah 7 bulan, Ervan kemudian dikirim.ke panti perlindungan anak (P2A) di wilayah Bogor.
“Di situ, saya dipungut sama salah satu pegawai namanya Bu Wiwit. Ervan disekolahin pesantren sampai SMP. Kemudian tiga tahun, ditarik lagi ke Bogor dan dikirim ke Dinsos untuk ikut latihan kerja magang. Empat bulan magang, Alhamdulillah diterima kerja di Prima Teknik Indo,” terang Ervan.
Setelah 1,2 tahun bekerja, Ervan kemudian diambil lagi oleh pihak panti untuk melanjutkan pelatihan di Panti Bogor karena dianggap sudah mahir.
Ervan mengaku selama 11 tahun hilang dan menjalani berbagai kehidupan, dirinya sempat memiliki empat nama dan sampai lupa nama aslinya siapa.
Ia menyebut namanya ada Ervan Wahyu Anjasworo, kemudian Ervan Muhammad, Muhammad Ervan dan Ervan Agung Mulyono.
“Waktu itu Ervan nggak ingat nama aslinya, tapi ada empat nama. Semua ada yang ngasih nama itu,” katanya.
Kemudian selama 11 tahun itu, ia mengaku sempat hidup bersama dengan empat orang tua asuh. Yakni Pak RT, Mbah Elli, Bu Wiwit dan di Panti.
Sekembalinya di panti inilah, Ervan mengaku mulai terbersit untuk kembali mencari keluarganya.
Pencariannya akhirnya membuahkan hasil ketika bulan September 2020 lalu ia mulai melakukan pelacakan ingatannya dengan searching lewat internet di komputer. (Wardoyo/Bersambung)