SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit yang membutuhkan kesabaran dan penanganan yang telaten. Pasien harus mengonsumsi obat terus menerus. Atau bagi yang sudah parah, dia harus melakukan suntik insuline secara mandiri.
Rutinitas seperti ini, bagi orang yang memiliki kesibukan dan mobilitas tinggi, bisa mengganggu, merepotkan atau malah menyiksa.
Namun, di luar pengobatan secara medis, sebenarnya alam telah menyediakan obat secara alami untuk segala macam penyakit, yakni madu. Sejak jaman para nabi, madu telah dikenal sebagai obat atas segala macam penyakit.
Hanya saja, tidak semua jenis madu memiliki khasiat yang sama. Khasiat madu tergantung pada jenis nektar apa yang diisap oleh lebah, lalu difermentasi hingga menghasilkan madu.
Pengusaha madu hutan Borneo87, Nunung Jaka Hargana menjelaskan, lebah yang mengisap nekstar dari tanaman obat, akan mehasilkan madu yang berkhasiat untuk pengobatan.
Semakin banyak dan bervariasi nekstar dari tanaman obat yang diisap oleh lebah, maka madu yang dihasilkannya pun memiliki khasiat yang lebih baik untuk pengobatan berbagai macam penyakit.
Sebaliknya, lebah yang diberi makanan cairan glukosa, cenderung akan menghasilkan madu yang memiliki kandungan gula. Maka tak heran bila madu yang seperti ini kurang baik dikonsumsi oleh penderita diabetes.
Alih-alih, sembuh, justru penyakit pasien bisa lebih parah.
Nunung Jaka mengatakan, sama-sama madu hutan pun memiliki khasiat yang berbeda-beda. Kuncinya bukan pada kata ‘hutan’, melainkan apa saja jenis nektar pepohonan yang diisap oleh lebah.
Semakin banyak dan bervariasi nektar, maka madu bisa dijamin lebih berkualitas. Ia menyebut, madu Borneo87 diperoleh dengan cara alami dari pelosok hutan di Kalimantan.
Menurutnya, dengan mengonsumsi madu Borneo87, orang yang menderita penyakit diabetes akut pun bisa sembuh, atau minimal membaik kondisinya.
Hentikan Suntikan Insulin
Salah satu penderita diabetes akut, Agus Pitoyo contohnya. Ia mengaku kini bisa tersenyum dan bernafas lega.
Pasalnya, lelaki berkaca mata minus itu tak lagi harus melakukan suntik insulin di beberapa bagian tubuhnya dan tak perlu mengonsumsi obat setiap kali hendak makan.
Penyakit diabetes akut yang dialaminya, memang telah membuatnya tersiksa. Siksaan itu kian terasa ketika diabetes telah berdampak pada jantungnya.
Oleh karena itulah, guru di SMK Negeri 2 Karanganyar tersebut menjalani opname di Rumah Sakit pada tanggal 6 Februari 2017.
Delapan hari, Agus Pitoyo harus menjalani perawatan penyakit jantung sebagai akibat diabetes yang dialaminya. Hasil tes lab menunjukkan kadar gulanya mencapai 350.
“Sejak itulah, setiap hari saya tak bisa lepas dari obat,” kisah Agus Pitoyo.
Selain ia harus kontrol sebulan sekali di Rumah Sakit, setiap harinya ia tak boleh lupa mengonsumsi obat.
Selain minum obat penyakit jantung, melakukan suntik insulin di 14 unit di tubuhnya setiap hari, ia masih harus mengonsumsi obat diabetes setiap kali menjelang makan.
Pada tanggal 8 Desember 2019, Agus kembali menjalani opname selama sembilan hari di Rumah Sakit. Hasil tes lab menunjukkan kadar gulanya 285, yang kembali berdampak pada jantungnya.
“Selama sakit diabetes, kaki saya sering kesemutan dan banyak buang air kecil. Susahnya lagi, setiap kali naik tangga di lantai 2 sekolah, dada terasa nyeri,” ujar Agus Pitoyo.
Mulai Merasa Sehat
Namun kini, guru Kimia di SMK Negeri 2 Karanganyar itu mulai merasa sehat kembali. Sejak awal Maret 2020 lalu, ia dikenalkan oleh rekannya semasa SMA dengan madu hutan liar Kalimantan, yakni madu Borneo87.
Oleh tekad yang membara agar terbebas dari penyakit, Agus pun mulai mengonsumsi madu Borneo87. Dalam hati ia berharap, siapa tahu itulah jalan kesembuhan baginya.
Dengan telaten, Agus meminum madu Borneo87 itu dua sampai tiga sendok makan di pagi hari sebelum makan. Lalu malam harinya, ia meminum satu sendok makan.
Sejak itulah, ia merasakan badannya lebih segar dan nyaman, bangun tidur terasa enteng. Agus mengaku madu Borneo87 itu benar-benar bekerja di dalam tubuhnya.
Ia bisa merasakan, di awal mengonsumsi madu Borneo87 di pagi hari, keluar keringat yang cukup banyak dari sekujur tubuhnya. Agus menyebutnya itu sebagai proses detoksasi, atau pembersihan racun dan segala kotoran dari dalam tubuh melalui keringat.
“Keluarnya keringat saya imbangi dengan banyak minum air putih,” ujarnya.
Sejak badannya merasa nyaman berkat madu Borneo87 itu, Agus mulai berani mengurangi dosis insulin dan jumlah suntikan setiap harinya.
Bahkan, setelah dua minggu berlalu, Agus Pitoyo mulai berani melepaskan dari dari ketergantungan suntik insulin maupun obat diabetes.
“Yang membuat saya heran, sekarang naik lantai dua 12 kali sambil bawa ember isi air, tidak lagi terasa nyeri. Saya merasa benar-benar merasa sudah sembuh,” ungkapnya.
Kini, untuk mendapatkan madu Borneo87 tidak perlu bersusah payah, karena tinggal kontak ke: 082328048189 dan akan dikirim secepatnya. suhamdani