Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Kisah Wisudawan Fakultas Ekonomi Unisri, Bayar Kuliah dari Hasil Ngojek dan Jualan Daster

Octalia Risha Susilowati, wisudawan terbaik Prodi Akuntansi kuliah sambil jualan daster bersama kedua orang tua / dok Humas Unisri Surakarta

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Ada kisah menarik di balik kegiatan wisuda Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta yang diselenggarakan secara daring hari Sabtu (17/10/2030) lalu.

Untuk bisa meraih gelar kesarjanaan, tidak semua orang bisa mewujudkan dengan mudah. Butuh perjuangan, keuletan dan biaya yang tidak sedikit.

Sebagian wisudawan pantas bersyukur bila orang tua bisa membiayai sampai selesai. Namun ada juga yang harus berjuang dengan keras agar bisa meraih impian sebagai sarjana.

Sebagai contoh, dua lulusan dari fakultas ekonomi Unisri ini untuk meraih cita-cita bisa menyandang gelar sarjana harus bekerja keras, membanting tulang agar bisa menambah biaya kuliah dengan menjadi pengojek dan berjualan daster.

Thomas Anggit Aditya, wisudawan Prodi Manajemen, kuliah sambil ngojek, sesaat setelah wisuda daring berfoto dengan ayahanda dan sepeda motor yang digunakan untuk ngojek / dok Humas Unisri Surakarta

Wisudawan yang pertama, bernama Thomas Anggit Aditya, atau yang akrab disapa Thomas. Dia adalah wisudawan dari Prodi manajemen, memiliki jiwa kemandirian yang kuat.

Putra kedua dari Suyatno yang berasal dari Bulusulur, Wonogiri itu, semenjak memasuki semester lima, bertekad ingin bisa mandiri, maka memutuskan pindah kelas malam agar pagi hari bisa mencari tambahan penghasilan.

“Bapak saya pensiunan guru SD sedang ibu juga guru dan masih aktif mengajar. Namun saya tidak ingin merepotkan kedua orang tua saya, bila pagi hari saya ojek online, bila malam kuliah, ” tuturnya.

Lebih lanjut, Thomas yang hoby mancing ini, menjelaskan penghasilan dari ngojek dikumpulkan kemudian digunakan untuk membuka depot es sari buah. Namun usaha itu hanya bertahan empat bulan.

“Modal saya lima juta habis, karena salah strategi belum punya pengalaman untuk menyimpan dan mengolah bahan baku. Saya tidak patah semangat, setelah wisuda ini saya ingin membuka kembali depot es, serta mencoba bisnis ikan hias dan aquarium sekaligus untuk menyalurkan hoby, ” ungkapnya.

Pembimbing Akademik, Thomas, Dr. MD Rahadhini, MSi, saat dimintai tanggapan, menyatakan, secara akademik Thomas tidak menonjol, dalam pergaulan cenderung pendiam, namun ulet, pantang menyerah, memiliki jiwa kemandirian yang tinggi.

Sampai hari ini, Thomas, tetap mengojek, hasilnya dikumpulkan untuk mewujudkan impiannya menjadi wirausaha yang bisa menciptakan pekerjaan bagi dirinya dan orang lain, sebagaimana pesan Rektor saat pengukuhan sebagai sarjana.

Motto hidup Thomas, jika masih punya otak kreatif dan mau untuk berfikir, maka tidak akan pernah kelaparan.

Sementara itu wisudawan terbaik dari Prodi Akuntansi dengan IPK 3,82, Octalia Risha Susilawati, karena keterbatasan ekonomi keluarga, ayahanda tercinta Dwi Purwanto berprofesi sebagai driver ojek dan ibundanya Pinggir Riani Susilowati sebagai therapis, sejak awal kuliah sampai lulus, menggunakan jalur bea siswa Bidikmisi.

Di samping itu, di sela-sela perkuliahan, untuk menambah biaya kuliah, Risha, demikian sapaan akrabnya, tidak segan-segan berjualan daster dan celana kolor.

Risha tidak malu berjualan daster, celana dan sejenisnya baik dilakukan secara offline maupun online, baik kepada teman-teman kuliah maupun pembeli yang memesan secara online.

“Saya bersyukur dari keterbatasan secara finansial saya bisa meraih gelar sarjana. Ini semua tidak lepas dari doa orang tua, utamanya ibu dan orang-orang tercinta, ” ungkapnya, sebagaimana dikutip dalam rilisnya ke Joglosemarnews.

Lebih lanjut, Risha yang semasa kuliah aktif dalam organisasi kemahasiswaan itu bercita-cinta bisa mewujudkan dan mengembangkan usahanya sebagai seorang wirausaha dan konsultan pajak. suhamdani

Exit mobile version