Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Gubernur Ganjar Minta Kepala Daerah di Jateng Gaspol Tangani Covid-19

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat video conference rapat koordinasi penanganan COVID-19 di pesantren dengan Menko Marinvest, Luhut Binsar Panjaitan, Rabu (30/9/2020), kemarin. Humas Pemprov

SEMARANG, JOGLOSEMARNEWS.COM -– Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meminta kepala daerah di Jateng memperbanyak pengetesan virus corona atau Covid-19 di daerahnya masing-masing.

Ganjar menyampaikan hal tersebut usai rapat koordinasi penanganan kenaikan kasus COVID-19 akibat dampak libur panjang yang dipimpin Menko Marvest, Luhut Binsar Panjaitan via zoom di Puri Gedeh, belum lama ini.

Dalam Rakor tersebut, disebutkan bahwa kasus Covid-19 di Jawa Tengah naik 49 persen pada periode 26 Oktober-1 November. Kenaikkan tersebut sebanding dengan jumlah tesnya.

“Kita sudah prediksi akan terjadi ledakan, karena memang ini resiko yang kita siap ambil. Kami juga sudah sampaikan kepada staff, maka tolong ini gaspol. Semua dilakukan termasuk testing,” ujar Ganjar.

Hingga saat ini terdapat tujuh daerah di Jawa Tengah masih menyandang status zona merah atau resiko tinggi penyebaran Covid-19.

Adapun tujuh daerah itu adalah Kota Tegal, Karangayar, Pemalang, Pati, Magelang, Kota Semarang, dan Cilacap. Hanya Purbalingga dan Banyumas yang saat ini sudah zona hijau atau resiko rendah, sementara sisanya masih berada di zona kuning.

“Sekarang kita kejar terus (peningkatan testing), jadi sekarang bupati-bupati menjadi lebih peduli,” katanya.

Ganjar menjelaskan, pada 8 November lalu angka testing sempat menurun hampir separuh dari rata-rata harian di Jateng. Namun, sejak tanggal 9 sampai hari ini jumlah tes ada di angka 8.000 sampai 9.000 perhari.

“Kita mencoba untuk tetap menghitung peluang-peluang yang kira-kira bisa kita manfaatkan untuk pengendalian. Saya bilang sekali kagi jangan pernah takut soal datanya meledak atau tidak, tapi testing terus lebih banyak lagi,” ujar Ganjar.

Ia menegaskan, pemerintah kabupaten/kota saat ini harus bisa bersikap antisipatif dan prediktif. Antisipatif dalam hal ini yakni dengan memprioritaskan kelompok rentan yang memiliki komorbid.

“Siap-siap sendiri per kabupaten kota, karena mesti prediktif dan antisipatif. Jadi tiap kabupaten kota kita minta untuk peduli, gapapa tes makin banyak maka akan lebih banyak juga yang diketahui, setelah diketahui maka langkah selanjutnya adalah dijaga supaya sembuh,” tegasnya. Satria Utama

Exit mobile version