Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Malioboro Bebas Kendaraan Bermotor, Bikin Wisatawan Senang

YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Selasa (3/11/2020) kemarin, suasana jalan Malioboro tampak lengang. Tak ada mobil ataupun sepeda motor melintas, mengesankan suasana tempo dulu.

Dari pantauan Tempo, pada hari pertama uji coba bebas kendaraan bermotor yang akan dilangsungkan sampai 15 November itu, jalanan lengang. 

Sejumlah pedagang kaki lima dan pemilik pertokoan masih buka seperti biasa. Wisatawan pun tak terlalu banyak yang tampak pasca libur panjang cuti bersama berlalu.

“Menyenangkan melihat Malioboro tanpa kendaraan bermotor seperti ini, suasananya jadi lega, jalan-jalan lebih leluasa, bisa berfoto di manapun,” ujar Vinni (37), wisatawan asal Bogor, Jawa Barat.

Kepuasan serupa diungkap Erik (22), wisatawan asal Palembang, Sumatera Selatan. Menurut dia, kebijakan bebas kendaraan bermotor ini membuat Malioboro tampak lebih tertata.

“Suasananya jadi seperti Malioboro tempo dulu,” ujarnya.

Ketua Paguyuban Kusir Andong Yogyakarta, Purwanto menuturkan, kondisi Malioboro yang sudah dibangun untuk semi pedestrian memang sepatutnya tidak dilalui kendaraan bermotor.

Sebab, di sisi timur dan barat jalan utama wisata itu sudah dimaksimalkan ruangnya untuk para pejalan kaki.

“Jadi kalau kendaraan bermotor pribadi tetap lewat di Malioboro, ya akan selalu macet terus di masa liburan,” ujar Purwanto.

Suasana lengang di Malioboro saat bebas kendaraan bermotor itu berbanding terbalik dengan ruas-ruas jalan sekitarnya, terutama yang mendapat limpahan kendaraan yang seharusnya melintas di Malioboro.

Salah satu jalan yang mendapat limpahan kendaraan itu adalah Jalan Letjen Suprapto yang berada di sisi barat Malioboro. Sebab, jalur ini menjadi satu satunya jalur paling dekat Malioboro jika pemilik kendaraan bermotor dari utara hendak ke selatan.

Akibat kepadatan di Jalan Letjen Suprapto ini, waktu tempuh dari area Stasiun Tugu sampai Keraton Yogya saat jam sibuk seperti tengah hari bisa hampir setengah jam. Padahal di waktu normal atau ketika Malioboro masih bisa dilewati, jarak stasiun Tugu hingga Keraton jika lewat jalan Letjen Suprapto ini tak sampai 10 menit dengan kendaraan bermotor. 

“Sekarang, semua kendaraan yang dari utara ke selatan jadi menumpuk di Jalan Letjen Suprapto ini, mau lewat jalan kecilnya biar tidak kena macet juga tidak bisa karena ditutup,” ujar Arifin, warga Wirobrajan yang hendak menuju area Keraton Yogya dari kawasan Stasiun Tugu. 

Di Jalan Letjen Suprapto ini, kendaraan bermotor berbagai jenis menumpuk di jalan yang telah dibuat satu arah, dari utara ke selatan, tembus perempatan atau terminal Ngabean.

Arus di Jalan Letjen Suprapto yang semula dua arah itu bertumpuk kendaraan yang berasal dari berbagai ruas yang direkayasa, antara lain Jalan Mataram dan Suryotomo (sisi timur Malioboro) yang dibuat searah dari selatan ke utara, lalu sistem satu arah Jalan Abu Bakar Ali dan Pasar Kembang dari timur ke barat, dan sistem satu arah pada Jalan Gandekan dan Jalan Bhayangkara, dari selatan ke utara.

Jalur tikus atau jalan kecil alternatif di ruas Jalan Letjen Suprapto yang sedianya bisa digunakan untuk pengguna sepeda motor mengakses jalan besar HOS Cokroaminoto (sisi barat Letjen Suprapto) juga tampak diblokir area masuknya. Mau tak mau para pemotor tetap harus terjebak macet di Jalan Letjen Suprapto.

Hari itu memang merupakan tahap uji coba Malioboro bebas kendaraan.  Pemkot Yogyakarta ingin menjadikan kawasan itu jalur pedestrian penuh.

Exit mobile version