SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Meninggalnya pengusaha kondang sekaligus produsen pupuk organik Petroganik, H. Sunardi, Kamis (24/12/2020) menyisakan fakta mengejutkan.
Kepergian penngusaha multibisnis kelahiran Benersari, Desa Bener, Ngrampal, Sragen itu menjadi kematian pengusaha kondang Sragen yang ketiga dalam sebulan terakhir.
Sebelumnya ada pengusaha beras kondang asal Sambungmacan, WID (53) yang meninggal positif covid-19 dua pekan lalu. Sepekan berikutnya, ada pengusaha pemilik Kolam Renang Dieng Cuo dan mantan Dirut BKK Karangmalang, Supardi yang juga meninggal dan dimakamkan protokol covid-19.
Dari catatan JOGLOSEMARNEWS.COM , Haji Nardi-sapaan akrab Sunardi, hampir dipastikan meninggal dunia akibat positif terpapar virus Corona atau covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen, Hargiyanto mengatakan seseorang yang membutuhkan donor plasma konvaselen dari pasien covid-19 yang sudah sembuh, memang dalam posisi positif terpapar covid-19.
“Iya, kalau membutuhkan donor plasma pasien covid-19 yang sembuh itu berarti yang bersangkutan positif covid-19,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Kamis (24/12/2020).
Meski demikian, ia mengaku belum mendapat laporan perihal hasil swab almarhum Haji Nardi.
Senada, manajemen PT Murni Sri Jaya, Neli mengatakan belum sempat melihat hasil swab yang dikeluarkan pihak rumah sakit dr Oen Solobaru.
Hanya saja ia membenarkan almarhum memang meninggal dan dimakamkan secara protokol covid-19. Sebelumnya, almarhum juga sempat dicarikan donor plasma konvaselen dari pasien sembuh covid-19.
Dari pengumuman yang sempat diedarkan, calon pendonor disyaratkan minimal 14-28 hari setelah dinyatakan sembuh dari Covid-19 dan sudah dinyatakan negatif pada pemeriksaan PCR.
“Beliau memang sempat dicarikan donor plasma konvaselen darah A plus. Tapi swabbya kami belum lihat. Yang jelas memang pemakaman dilakukan protokol covid-19,” terangnya.
Pengusaha kelahiran Benersari, Desa Bener, Ngrampal, Sragen itu meninggal dunia, Kamis (24/12/2020). Ia mengembuskan nafas terakhirnya di usia 65 tahun.
Data yang dihimpun dari kerabat, almarhum mengembuskan nafas terakhir di RS dr Oen Solobaru pada posisi pukul 02.30 WIB.
Almarhum meninggal akibat didera sakit dan sempat menjalani perawatan di RS dr Oen Solo. Pemakaman dilangsungkan di pemakaman keluarga di kompleks pondok pesantrennya di dekat kediamannya, Benersari, Ngrampal, pukul 09.00 WIB tadi pagi.
Pengusaha yang juga merintis pondok pesantren itu meninggalkan seorang istri dan lima orang anak.
Kemudian, Mantan Dirut BKK Karangmalang, Supardi juga meninggal pada Kamis (3/12/2020) sore dan dimakamkan dengan protokol covid-19. Meski hasil swab belum keluar, penutupan kolam renang dilakukan sebagai langkah antisipasi.
“Iya, Kolam Renang Doeng Cuo ditutup sementara. Sampai situasi normal kembali,” papar Camat Karangmalang, Sriyono kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Minggu (6/12/2020).
Camat menguraikan selain insiden meninggalnya almarhum pemilik, penutupan juga menindaklanjuti edaran dari Dinas Pariwisata Sragen.
Yang intinya agar obyek wisata kolam renang ditutup sementara untuk menekan laju penyebaran covid-19 yang tengah meninggi di Bumi Sukowati akhir-akhir ini.
“Jadi sebelumnya memang audah ada edaran untuk menutup kolam renang dan obyek wisata air,” terang Sriyono.
Mantan Direktur BPR BKK Karangmalang, Sragen, Supardi tutup usia setelah mendadak sakit dan dilarikan ke rumah sakit.
Mantan Dirut asal Desa Puro, Kecamatan Karangmalang itu meninggal pada Kamis (3/12/2020) sore sekitar pukul 15.00 WIB.
Data yang dihimpun di lapangan, almarhum mengembuskan nafas terakhirnya setelah sempat menjalani perawatan intensif di RS Kasih Ibu Solo.
Camat Karangmalang, Sriyono membenarkan meninggalnya pemilik Kolam Renang Doeng Cuo di Karangmalang itu. Dari informasi yang diterimanya, almarhum sebelumnya tidak ada indikasi atau keluhan apapun.
“Paginya sempat olahraga gowes juga. Nah nggak tahu, siangnya mendadak sakit dan dibawa ke rumah sakit Solo lalu meninggal,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Minggu (6/12/2020).
Camat menguraikan saat almarhum meninggal, hasil swab memang belum keluar dari rumah sakit. Meski demikian, sebagai antisipasi, prosesi pemakaman diterapkan protokol covid-19.
Kabar duka juga menghampiri dunia pengusaha beras. Salah satu juragan beras kondang asal Desa Toyogo, Kecamatan Sambungmacan.
Juragan berinisial WID (53) itu meninggal pada Rabu (2/12/2020) dengan hasil swab baru keluar hari ini dan dinyatakan positif terpapar covid-19.
“Iya benar. Mbah Y (sapaan akrab almarhumah) meninggal kemarin. Sudah dimakamkan di pemakaman setempat sebelah barat rumahnya. Kalau soal itu (covid-19) kami nggak tahu. Dia belum menikah lagi sejak almarhum suaminya meninggal,” papar Kades Toyogo, Suwarno. Wardoyo