Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Ini 6 Fakta Seputar 6 Jenazah Pengawal Rizieq Shihab Sebelum Dimakamkan

Mobil ambulans milik Front Pembela Islam (FPI) membawa jenazah anggota FPI di Rumah Sakit Polri, Jakarta Timur, Selasa (8/13/2020) / tempo.co

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Enam orang pengawal Rizieq Shihab yang meninggal ditembak polisi di KM 50 Jalan Tol Jakarta-Cikampek lantaran diduga mencoba melawan aparat, akhirnya dimakamkan.

Lima jenazah di antaranya dimakamkan di Megamendung, Bogor, sementara seorang yang lainnya tidak diketahui.

Mereka diserahkan ke keluarga masing-masing setelah menjalani autopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.

Sebagaimana diketahui, enam anggota FPI itu tewas ditembak lantaran diduga berusaha menyerang anggota polisi di Tol Jakarta-Cikampek pada 8 Desember dini hari. Berikut sejumlah fakta-fakta dari insiden tersebut:

1. Jenazah ‘pulang’ setelah diautopsi lebih dari 24 jam
Pemulangan jenazah pengawal Rizieq Shihab berlangsung setelah Tim Forensik RS Polri menyelesaikan proses autopsi selama lebih kurang 30 jam. Jenazah diserahkan kepada keluarga setelah seluruh berkas administrasi rumah sakit diselesaikan perwakilan ahli waris.

Berangkat dari RS Polri, mobil pertama tiba di Petamburan pada sekitar pukul 20.45 WIB, mobil ke-dua sekitar pukul 21.15 WIB, diikuti mobil ke-tiga sekitar pukul 21.34 WIB, kemudian mobil ke-empat 21.50 WIB, ke-lima sekitar pukul 22.11 WIB.

2. Disalatkan di Masjid Al Islah, Petamburan
Enam jenazah pengawal Rizieq Shihab disemayamkan di Masjid Al Islah Petamburan, Jakarta Pusat, Selasa malam, 8 Desember 2020. “Kami semayamkan semuanya di Masjid Al Islah Petamburan,” kata Muslih, paman salah satu pengikut Rizieq yang tewas, Andi Oktiawan di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Menurut Muslih, keluarga berniat mensalatkan jenazah almarhum sebelum dimakamkan di sejumlah lokasi pemakaman.

Jenazah dimakamkan di lokasi yang ditentukan oleh masing-masing keluarga. “Tidak semuanya dimakamkan dalam satu lokasi.”

3. Siaga tim pengamanan untuk pemakaman di Megamendung.
Bupati Bogor Ade Yasin mengaku telah menyiagakan tim pengamanan menjelang pemakaman enam anggota FPI yang juga pengawal Rizieq Shihab.

“Satgas Covid-19 dari Pemkab, Polres, Kodim, dan seluruh pihak lainnya untuk mengantisipasi jangan sampai terjadi kerumunan yang melanggar prokes (protokol kesehatan),” ucap Ade Yasin saat ditemui di Ciawi, Bogor, Selasa, 8 Desember 2020.

Ade Yasin bersama unsur forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) Kabupaten Bogor mengaku terus melakukan koordinasi mengantisipasi kerumunan.

4. Kronologi versi polisi
Mengulang kembali, Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Mohammad Fadil Imran menjelaskan, insiden itu berawal saat polisi melakukan pengintaian terhadap pengikut Rizieq Shihab itu pada Senin dinihari, sekitar pukul 00.30 WIB.

Sesampainya di Jalan Tol Cikampek Kilometer 50, kata Fadil, mobil penyidik dipepet dan diserang menggunakan senjata api dan senjata tajam oleh anggota FPI. Dengan alasan membela diri, Fadil mengatakan anggotanya yang berjumlah enam orang melakukan penembakan, hingga mengakibatkan 6 dari 10 orang anggota FPI tewas. Sebanyak empat orang lainnya pun segera melarikan diri dari lokasi.

“Anggota yang terancam keselamatan jiwanya karena diserang, kemudian melakukan tindakan tegas terukur. Sehingga terhadap kelompok MRS (Muhammad Rizieq Shihab) yang berjumlah 10 orang, meninggal dunia sebanyak 6 orang,” ujar Fadil Imran di kantornya, Jakarta Selatan, pada 7 Desember 2020.

5. Kronologi versi FPI
Sementara itu, Sekretaris Umum FPI Munarman mengatakan semua bermula ketika pemimpin FPI, Rizieq Shihab, berencana berangkat untuk pengajian keluarga inti dari Sentul.

“Ahad malam pukul 22.30 WIB sampai jam 23.00 WIB, beliau meninggalkan Sentul untuk menuju ke tempat pengajian keluarga inti. Pengajian subuh keluarga inti, jadi tidak melibatkan pihak mana pun juga,” kata Munarman saat konferensi pers yang disiarkan dari Petamburan, Jakarta Pusat, Senin, 7 Desember 2020.

Munarman mengatakan Rizieq berangkat bersama keluarganya. Ada empat mobil yang mengawal berisi Laskar FPI. Namun di perjalanan sekitar pukul 00.30 WIB, Munarman mengatakan ada mobil yang menguntit mereka. Mobil itu bahkan kemudian memotong jalur rombongan dua mobil pengawal tersebut.

“Para pengawal tentu saja bereaksi untuk melindungi Imam Besar Habib Rizieq Shihab, itu reaksi normal karena mereka bertugas mengawal. Yang patut diberitahukan bahwa fitnah besar bahwa laskar kita bawa senjata api dan temaka menembak, fitnah itu,” kata Munarman.

Setelah itu, ia mengatakan terjadi penembakan terhadap salah satu anggota Laskar FPI. Salah satu mobil pengawal Rizieq yang berisi enam orang, kemudian diketahui FPI hilang tak ada kabar.

Munarman mengatakan sempat menugaskan anggota FPI lain mencari ke lokasi yang sama untuk mengetahui nasib mereka. Namun tak ada hal yang didapat. Mereka bahkan mencari ke rumah sakit sekitar, karena menduga ada yang terluka setelah mengetahui kabar adanya tembakan saat penghadangan.

Keterangan dari Polda Metro Jaya, kata Munarman, menegaskan kondisi terakhir para anggota FPI itu yang ternyata telah tewas.

“Kami sebelum ada pengumuman dari Polda, itu pun dapatnya dari televisi, sebelum dengarkan pernyataan dari pihak Polda, kami masih anggap keenamnya dalam status hilang,” kata Munarman.

6. Soal Senjata Api

Polisi mengklaim para pengikut Rizieq Shihab yang berasal dari laskar khusus FPI membawa dua pucuk senjata api jenis revolver.

Polisi pun akan menyelidiki asal-usul senjata api tersebut. “Jelas dong, tentunya akan diselidiki lebih lanjut,” ucap Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Brigadir Jenderal Awi Setiyono di kantornya, Jakarta Selatan, pada 7 Desember 2020.

FPI membantah tudingan polisi. Munarman menyebut, setiap anggota FPI dilarang membawa senjata api, senjata tajam, dan bahan peledak.

“Laskar kami tidak pernah dibekali dengan senjata api. Kami terbiasa tangan kosong. Kami bukan pengecut,” kata dia saat konferensi pers di Petamburan yang disiarkan di channel Youtube eradotid, Senin (7/12/2020).

Dia membantah informasi polisi bahwa laskar FPI telah menyerang dengan melepaskan tembakan. FPI, tutur dia, tak punya akses untuk mengantongi senjata api. Menurut Munarman, organisasi Islam itu juga tak mungkin membeli senjata dari pasar gelap.

Exit mobile version