SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM -Sejumlah pasien sembuh covid-19 di Sragen menggelar aksi sujud syukur dan berjalan kaki dari lokasi isolasi di Technopark menuju ke rumah masing-masing, Senin (38/12/2020) pagi.
Aksi itu dilakukan sebagai ungkapan syukur dan nazar setelah mereka terbebas dari covid-19. Para eks penyintas covid-19 dari berbagai desa di Sragen itu berkumpul di Technopark pukul 06.30 WIB.
Mereka yang mengatasnamakan alumni akademi Technopark Sragen tersebut membawa kertas poster bertuliskan sejumlah kalimat motivasi dan ungkapan senang telah lulus dari ujian covid-19.
Di antaranya “Bersyukur Telah Menaklukkan Covid-19″, “Bersyukur telah damai dengan Covid-19”, “Bersyukur telah bersahabat dengan Covid-19”, “Mohon Terima Kami Bermasyarakat”, “Tentang Covid-19 Jangan Katanya-katanya“.
Para alumni baik laki-laki dan perempuan itu dilepas oleh Kepala DKK Sragen, Hargiyanto. Mereka kemudian berjalan kaki menuju rumah. Beberapa di antaranya yang berjalan bareng adalah pasien sembuh dari wilayah Sidoharjo.
Mereka menyusuri jalan dengan poster kertas menempel di dada. Sebagian juga ada yang mengendarai sepeda motor dan berjalan beriringan.
Sugino Syaifullah (43) warga Banyuning, Singopadu, Sidoharjo menuturkan aksi jalan kaki bersama dua temannya sebagai ungkapan syukur karena sudah sembuh dari covid-19. Ia akan jalan kaki sekitar 10 kilometer dari Technopark ke rumahnya.
Pria yang berprofesi pekerja swasta itu mengaku sempat diisolasi 7 hari di Technopark dan 4 hari di rumah saat menunggu hasil swab. Menurutnya selama isolasi di Tecnopark, penanganan sangat baik dan bersyukur akhirnya dirinya bisa terbebas dari covid-19.
“Ini saya dan teman-teman kebetulan ada nazar, kalau sembuh nanti mau jalan kaki dari Technopark sampai rumah. Alhamdulillah bersyukur, saya sudah bisa sembuh, karena yang namanya virus vohid-19 kan tahu sendiri, seperti itu. Teman saya ini juga syukur karena dia kena tapi keluarganya negatif semua. Kalau keluarga saya juga ada yang positif tapi Alhamdulillah sudah lulus isolasi,” paparnya ditemui di sela perjalanan menuju Singopadu.
Ia mengaku sempat sedih karena harus berpisah dengan anak istri dan keluarga selama 7 hari. Namun ia tetap berusaha tabah karena menurutnya isolasi di Technopark adalah jalan terbaik demi menjaga keluarga agar tidak tertular.
Salah satu koordinator alumni Technopark, Bambang Sudaryono dari Nglorog, Sragen mengatakan aksi nazar jalan kaki itu awalnya diinisiasi tiga mantan pasien sembuh.
Namun kemudian diikuti alumni lainnnya yang bersimpati sehingga akhirnya ia koordinir untuk ikut menyemangati yang lain.
“Ini juga sekaligus sosialisasi ke masyarakat agar kami tidak dikucilkan dan bisa diterima kembali ke masyarakat seperti sedia kala. Kami berharap masyarakat bisa lebih menaati protokol kesehatan dengan 3 M plus. Menjaga jarak, pakai masker, cuci tangan dan plusnya yaitu mencuci lubang hidung dan berkumur. Dan plus yang paling penting jangan panik. Karena pengalaman yang panik-panik itu imunnya drop dan yang gagal-gagal itu rata-rata karena panik,” tuturnya.
Kepala DKK Sragen, Hargiyanto mengapresiasi aksi para alumni isolasi mandiri Technopark itu. Ia mengaku baru dikabari tadi pagi bahwa para alumni akan nazar jalan kaki karena bersyukur sudah sembuh dan keluarganya negatif.
Menurutnya aksi para alumni itu sangat positif dan diharapkan bisa menyadarkan semua bahwa covid-19 bisa dikendalikan dengan 3 M.
“Jadi jangan takut kalau udah terkena. Kalau takut nanti malah ngedrop. Jadi kalau imunitas kita baik, akan cepat sembuh. Kalau semua taat penting 3 M plus, aya rasa kita bisa mengendalikan covid-19 di Sragen,” tandasnya.
Ia menambahkan, saat ini yang masih isolasi mandiri karena positif dan tanpa gejala di Technopark masih 121 orang. Namun menurutnya tingkat kesembuhan per hari bisa mencapai 40 orang. Wardoyo