JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kementerian Kesehatan bergerak cepat usai beredar kabar ditemukannya virus corona yang lebih berbahaya di Inggris dan sejumlah negara Eropa. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin langsung menginstruksikan untuk dibentuknya tim khusus guna mempelajari varian baru virus corona tersebut.
“Kami meminta para ahli di Kemenkes untuk mempelajari strain virus corona tersebut. Karena ini kajian yang harus dilakukan secara sainstifik,” kata Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers virtual Kemenkes, Jumat (25/12/2020).
Selain itu, Budi meminta semua pihak agar tidak terburu-buru membuat kesimpulan sendiri terkait kabar temuan varian virus corona tersebut. Sebab, kajian soal virus corona dan variannya harus dilakukan secara ilmiah.
“Jangan terlalu terburu-buru kita menolak kebenaran berita ini, atau kita menerima kebenaran berita ini. Karena ini adalah hal yang sangat teknis, biologis, kedokteran sifatnya. Kita harus konsultasikan segera ke para ahli,” tutur Budi.
“Saya sudah minta ke teman-teman untuk segera berkonsultasi dengan ahli mikrobiologi kedokteran untuk bisa memastikan apa sebenarnya yang terjadi,” kata dia.
Senada dengan Budi, Wakil Menteri Kesehatan, dr Dante Saksono Harbuwono juga meminta masyarakat tetap tenang dan terus membangun komunikasi yang positif.
Selagi varian virus dikaji, Dante meminta semua orang tidak mengabaikan protokol 3M, yakni mencuci tangan, menjaga jarak, dan memakai masker.
“Komunikasi positif dengan tidak menakut-nakuti orang, tapi membuat orang itu menjadi care (peduli) terhadap 3M, itu jauh lebih penting dan lebih baik dibandingkan kita mengangkat isu ini,” kata Dante.
Varian baru virus corona yang diberi nama VUI-202012/01 pertama kali ditemukan di Inggris. Jenis varian baru itu kemudian juga ditemukan di Denmark, Italia, Afrika Selatan dan Belanda.
Akibat temuan itu, lebih dari 20 negara telah melarang penerbangan dari maupun menuju Inggris.
Belum Ditemukan di Indonesia
Sebelumnya, Menristek Bambang Brodjonegoro menyebut varian baru virus corona ini dikabarkan lebih cepat menular. Namun belum ada bukti varian baru yang menunjukkan bahwa varian virus ini mengakibatkan tingkat keparahan lebih tinggi pada Covid-19 yang ada saat ini.
“Belum ada bukti varian ini menimbulkan tingkat keparahan lebih, jadi tidak membuat penyakit lebih berat dan tidak menambah tingkat kematian,” kata Bambang dalam diskusi virtual pada Kamis (24/12/2020).
Meski belum ada laporan temuan virus varian baru ini di Indonesia, Bambang mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada dan menjaga agar jangan sampai tertular atau menjadi orang tanpa gejala yang kemudian menularkan kelompok rentan.
“Saat ini kami simpulkan belum ada bukti yang menunjukkan varian ini sudah ada di Indonesia atau sudah menyebar di Indonesia meski harus diakui genomic dan molecular surveillance kita tak secanggih Inggris,” kata Bambang.
Sementara, Juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menambahkan masyarakat dalam menyikapi varian baru ini harus tetap tenang dan tetap mengedepankan protokol kesehatan penularan wabah. “Itu cara paling murah dan efektif. Kita cuci tangan, pakai masker, dan jaga jarak,” ucap Wiku.