Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Serangan Jantung Ternyata dapat Dicegah dengan Olahraga 30 Menit Sehari

Ilustrasi serangan jantung. pexels.com

JOGLOSEMARNEWS.COM — Penyakit jantung koroner semakin banyak dialami masyarakat Indonesia. Hal itu diungkapkan oleh Dokter Spesialis Jantung dan Head of Cardiovascular Center Rumah Sakit Siloam Karawaci Antonia Anna Lukito. Dia mengatakan para penderita penyakit ini semakin berisiko tinggi di masa pandemi COVID-19. Antonia mengatakan serangan jantung dapat dicegah dengan olahraga.

Seseorang dianjurkan melakukan olahraga 3,5 – 7 jam perpekan. “Yaitu 30-60 menit setiap hari selama 7 hari,” katanya dalam Daewoong Media Day Kuartal 4 2020 – tema ‘Industri Farmasi untuk 2021: Inovasi untuk Mengatasi Hipertensi dan Dislipidemia di Era COVID-19′ pada 17 Desember 2020.

Olahraga yang dilakukan tidak harus olahraga berat, cukup olahraga ringan hingga sedang yang penting teratur.

Selain olahraga teratur, Antonia juga menyarankan agar orang menghindari kegemukan guna menjaga kesehatan jantungnya. “Lingkar pinggang kalau laki-laki harus kurang dari 90 centimeter sedangkan perempuan kurang dari 80 centimeter,” katanya.

Agar terhindar dari serangan jantung, pasien pun diminta untuk segera berhenti merokok. Rokok dapat menurunkan kadar high density lipoprotein (HDL) sedangkan HDL adalah kadar kolesterol baik dalam tubuh. “Perlu juga menghindari gejala dini diabetes yaitu sering kencing, sering haus, dan sering lapar,” katanya.

Memeriksa tekanan darah secara berkala juga perlu dilakukan. Tensi seseorang seharusnya kurang dari 140 dan kurang dari 90. “Kalau salah satunya sudah terlanggar berarti itu sudah hipertensi. Misal kalau 150 per 70 itu hipertensi atau 130 per 90 itu juga hipertensi.”

Tekanan darah pada penderita hipertensi perlu untuk selalu terkontrol. Pengawasan perlu ditingkatkan bila pasien juga mengalami masalah kolesterol. Maklum 57 persen pasien hipertensi biasanya juga mengalami masalah kolesterol. Bila tekanan daerah tidak terkontrol, akibatnya pasien bisa mengalami masalah kerusakan organ, stroke, gagal jantung, gangguan ginjal, dan tentu saja serangan jantung.

Exit mobile version