Site icon JOGLOSEMAR NEWS

18 Hari Penantian, Jenazah Kakak Beradik Suyanto-Riyanto, Korban Pesawat Sriwijaya Air asal Sragen Belum Juga Diketahui. Orangtuanya Pasrah dan Pilih Pulang Kampung, Adiknya Masih Bertahan di Jakarta

Foto kenangan Suyanto dan anak istri (kanan) serta adiknya Riyanto (kiri), kakak beradik asal Katelan, Tangen, Sragen yang menjadi korban pesawat Sriwijaya Air. Foto kolase / Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Hingga 18 hari pasca tragedi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182, jenazah kakak beradik asal Tangen, Sragen, Suyanto (40) dan Riyanto (32) yang ikut menjadi penumpang, belum juga ketemu.

Penantian panjang hampir tiga pekan sejak kejadian Sabtu (9/1/2021) belum juga membuahkan hasil. Kedua orangtua korban, Wagiyo-Wakiyem dilaporkan sudah pasrah dan kembali ke kampung.

Namun adik kandung korban, masih bertahan di Jakarta sambil menunggu perkembangan identifikasi dari kepolisian.

“Kalau bapak dan ibunya sudah pulang ke rumah. Adiknya masih di Jakarta, menunggu perkembangan identifikasi. Mudah-mudahan segera ditemukan,”
papar Sekdes Katelan, Paidi kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Rabu (27/1/2021).

Meski ada ratusan body part yang ditemukan, hingga kini tak satu pun yang identik dengan Suyanto dan Riyanto. Padahal dari 62 daftar manifest, hingga kini sudah 53 korban berhasil diidentifikasi.

Paidi menguraikan masih belum bisa memberi gambaran terkait kondisi keluarga. Namun dengan kabar pencarian dihentikan, keluarga nampaknya hanya pasrah.

“Kami masih nunggu kabar dari adiknya yang di Jakarta. Kondisi keluarga di rumah juga masih susah,” tukasnya.

Suyanto (40) warga Dukuh Gunung Banyak RT 18, Katelan, Tangen dan adiknya, Riyanto (32) yang tinggal di Dukuh Tengaran RT 17, Desa Katelan, Tangen, diketahui merupakan penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang jatuh ke perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021) lalu.

Keduanya sama-sama sudah berkeluarga dan anak satu. Mereka ternyata hendak terbang dari Jakarta menuju Pontianak karena mendapat borongan proyek pemasangan rolling door.

“Mereka pemborong, kakak adik. Ke Pontianak mau ngerjakan borongan pasang rolling door,” katanya.

Paidi mengatakan keduanya memang sebelumnya sudah lama merantau di Pontianak.

“Mereka berangkat dari rumah sudah beberapa hari lalu, tanggal 30 Desember 2020. Di Jakarta istirahat dulu beberapa hari. Baru kemudian berangkat ke Pontianak kemarin siang naik Sriwijaya Air,” urainya.

Keduanya merupakan anak dari pasangan Wagiyo-Wakiyem. Kabar masuknya Suyanto-Riyanto di daftar penumpang, diketahui oleh adiknya yang ada di rumah.

Paidi menuturkan saat ada berita pesawat jatuh jurusan Pontianak, adiknya kebetulan langsung mengecek story di status WhatsApp (WA) kakaknya.

Ternyata status WA kakaknya memasang foto tiket keberangkatan. Setelah dicek dan dipastikan, ternyata informasi itu benar dan kedua kakaknya memang ada di daftar penumpang pesawat yang jatuh itu.

“Kebetulan story WA waktu kakaknya mau berangkat ke Pontianak itu yang dipasang adalah story tiket pesawat. Begitu ada informasi di TV ada kecelakaan pesawat, lalu adiknya langsung mencocokkan ternyata antara tiket dan pesawat yang jatuh itu sesuai. Kemudian dicari di daftar nama-nama, nama Suyanto dan Riyanto memang ada dan sesuai dengan yang bersangkutan,” tukasnya. Wardoyo

Exit mobile version