KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kasus temuan kasus covid-19 di Pondok Pesantren Tahfiz Daarul Quran Surakarta Colomadu Karanganyar, akhirnya terungkap.
Kelima santriwati yang positif ternyata sebelumnya sempat mengeluhkan demam. Pengelola pondok pun terpaksa mengosongkan asrama putri di gedung Ahmad Maryam.
Kelima santriwati itu saat ini sudah diisolasi di asrama haji Donohudan. Mereka diisolasi untuk mencegah penyebaran kasus agar tidak meluas.
“Ada lima orang (santri) sudah positif. Sekarang dikarantina di asrama haji Donohudan. Lima lagi proses swab di RS Auri (RSAU dr Siswanto Lanud Adi Soemarmo). Sisanya akan rapid antigen besok,” ujar Kasi P2P Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Karanganyar, Sri Winarno kepada wartawan, Sabtu (16/1/2021).
Sri Winarno menguraikan lima santriwati itu diketahui tinggal di kamar asrama yang berisi sekitar 25 tempat tidur susun.
Ketua Tim Satgas Covid-19 Colomadu, Eko Budi Hartoyo menjelaskan awalnya lima orang santriwati itu mengeluhkan gejala demam.
Saat dites Swab antigen, mereka reaktif setelah dites swab antigen. Hasil setelah Swab mereka semuanya dinyatakan positif.
Satgas Covid-19 Colomadu yang dilapori pihak ponpes kemudian meminta semua yang tinggal di kamar tersebut diswab antigen.
“Dengan tegas saya meminta semua santriwati di gedung asrama dipulangkan. Gedung disterilkan dulu. Lima yang positif diisolasi di asrama hadi Donohudan karena asrama pondok tidak memungkinkan untuk itu,” terang Eko.
Lebih lanjut, ia menyampaikan pihaknya sudah meminta manajemen pondok untuk memulangkan semua santriwati dengan terlebih dulu memberitahu para orang tua.
Sebelum dipulangkan, semuanya juga harus dirapid tes antigen. Jika reaktif, mereka akan diisolasi mandiri di asrama haji Donohudan dengan proses persetujuan orangtua.
Sedangkan bagi yang nonreaktif diminta segera dijemput keluarganya.
“Kami meminta bantuan Dinas Kesehatan untuk rapid tes antigen para santriwati. Jumlah santriwati di sini sekitar 200 orang,” katanya.
Di Pospes tersebut, terdapat pula gedung asrama santriwan atau santri lakiaki. Eko meminta atas kasus itu, prokes diterapkan secara disiplin.
Pihak Ponpes diminta menjamin proses belajar mengajar aman dari penyebaran penyakit. Jika terjadi hal serupa di asrama putri, maka ponpes juga harus bertanggung jawab memulangkan semua santri.
“Ini anaknya banyak orang. Jangan membahayakan nyawa mereka,” tegasnya usai menggelar rapat internal bersama manajemen Ponpes Daarul Surakarta. Wardoyo