Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Pilih Madu Hutan atau Ternak? Ini Plus Minusnya

Nunung Jaka Hargana, usahawan madu yang sudah malang melintang di madu ternak dan madu hutan / Foto; Dok Pribadi

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Mencari madu untuk meningkatkan imunitas tubuh, kini tak perlu susah-susah. Hampir di setiap pusat perbelanjaan, apotek maupun di toko-toko online, iklan dan promosi madu begitu bertaburan.

Di antara sekian banyak madu tersebut, ada yang merupakan madu ternak yang diambil secara langsung dari peternak madu, madu yang sudah mendapat sentuhan industri maupun madu hutan yang masih asli tanpa campuran apapun.

Masing-masing dari produk tersebut, baik madu ternak maupun madu hutan, memiliki plus minusnya sendiri-sendiri. Tentu keputusan ada di tangan konsumen sebagai penikmat.

Lantas, apa saja plus minus madu ternak dan madu hutan? Ini penjelasan dari Nunung Jaka Hargana, pakar madu yang telah menggeluti madu ternak maupun madu hutan.

Madu Ternak

Sesuai dengan tujuannya, madu ternak mengacu pada produktivitas madu. Target produktivitas adalah hal yang utama dalam usaha madu ternak.

Karena itu, tak heran untuk mengejar produktivitas tersebut, hampir 95 persen dalam budidaya lebah ternak, lebah seringkali diberi  pakan gula pasir, gula batu, gula merah yang dicairkan.

Cara memberi pakan lebah,jelas Nunung, gula yang sudah dicairankan tersebut dimasukkan ke  dalam wadah khusus yang diletakkan di dalam kotak budidaya.

Madu ternak / tempo.co

Bahan dari cairan gula ini berpengaruh pada kenampakan madu yang dihasilkan lebah. Karena bahan baku pembuatan madu yang dihisap lebah berasal dari cairan gula, maka madu yang dihasilkan akan terlihat lebih kental atau pekat.

Selain itu, madu ternak tidak atau jarang sekali yang bisa mengeluarkan gas sebagai hasil dari fermentasi. Hal itu terjadi karena proses fermentasi di dalam  perut lebah yang kurang sempurna. Sebab, lebah dominan menghisap cairan gula sebagai bahan bahan baku pembuatan madu.

Menurut Nunung, madu dari ternak atau budidaya lebah, ketika disimpan di dalam kulkas atau freeser akan mengkristal, atau muncul endapan di dasar botol, bahkan yang paling ekstrem bisa membeku.

Selain itu, madu ternak juga tidak bisa disimpan terlalu lama. Jika disimpan lama, biasanya kualitas madu akan menurun atau rusak.

Memang, jelas Nunung, madu ternak bisa dibuat sesuai selera masing-masing orang. Orang yang suka anggur, madu bisa dicampur dengan rasa anggur. Demikian pula, madu bisa dicampur pula dengan rasa kelengkeng dan lain-lain.

Caranya yaitu dengan mencampur antara cairan gula sebagai pakan lebah dengan sari buah yang diinginkan, menjadi satu adonan. Adonan itulah yang diisap lebah.

“Jika dicampur dengan sari buah kelengkeng, akan menghasilkan madu dengan khas rasa buah klengkeng. Sari buah kurma akan menghasilkan madu dengan rasa khas buah kurma. Begitu pula sari buah manggis, saribuah rambutan dan lain-lain,” beber Nunung Jaka.

Madu Hutan

Jika madu ternak bisa dikelola sesuai selera, maka hal itu berkebalikan dengan madu hutan. Apalagi jika ditambah menjadi madu hutan liar, madu yang diperoleh di pelosok hutan yang masih liar.

Madu hutan ini, jelas Nunung,  jelas tidak bisa diatur-atur sesuai selera manusia, seperti diberi aneka sari buah.

“Karena madu hutan ini yang mengatur alam, bukan manusia,” ujar Nunung.

Khasiat madu hutan, terletak pada input  apa yang dihisap oleh lebah. Jika madu  madu hutan diperoleh dari hutan yang memiliki tanaman yang berkhasiat untuk obat-obatan, maka dapat dipastikan madu yang dihasilkan pun bakal memiliki khasiat untuk pengobatan.

Madu hutan / tempo.co

Bahkan, lanjut Nunung,  di Kalimantan sendiri kualitas madu hutan juga berbeda beda. Pasalnya di kawasan itu cuup  banyak sungai yang di sepanjang ruasnya hampir terdapat hutan dengan jenis tanaman yang berbeda-beda.

Ada madu muara, ada pula madu hulu. Antara kedua jenis madu ini, menurut Nunung Jaka, jauh berbeda khasiatnya. “Sama-sama Kalimantan pun berbeda. Ya itu tadi, tergantung input yang diisap lebah itu tanaman apa,” tukas Nunung.

Tipikal wilayah yang berbeda, secara otomatis akan menghasilkan tanaman vegetasi yang berbeda pula, yang pada akhirnya akan menghasilkan madu yang berbeda khasiatnya juga.

Walaupun madunya secara fisik sama, jelas Nunung, tetapi kandungan zat atau enzim dalam madu yang dihasilkan, akan berbeda-beda.

Berkhasiat dan Bukan Manis Gula

Andri Saptono, seorang yang terbiasa mengonsumsi madu, mengaku bisa membedakan madu hutan dan madu ternak setelah mencecapnya.

Menurut warga Karanganyar itu, para pengonsumsi madu yang militan biasanya bisa membedakan dari kenampakannya, tanpa harus merasakannya.

Namun Andri mengaku baru bisa membedakannya saat menengak madu tersebut. “Bagi saya, itu kerasa sekali saat menelan madu tanpa dikasih air,” katanya kepada Joglosemarnews.

Madu yang ketika ditelan terasa enak dan tidak berasa manis gula, menurutnya itulah madu hutan yang bagus, asli tanpa campuran apapun.

“Dari situ jelas beda dengan madu ternak biasa. Minum madu ternak itu rasanya seperti minum gula,” bebernya.

Di samping soal rasa, Andri mengatakan, khasiat madu hutan terasa lebih cepat ngefek dibanding madu ternak biasa.

Sedikit berbeda dari Andri, Wibowo warga Desa Ngesrep RT 06 RW 01, Boyolali mengaku, baginya soal rasa  antara madu hutan dan madu ternak tidak berbeda jauh.

“Tapi kalau soal khasiat nggak bisa dibohongi. Jauh berbeda, dan ini saya merasakan sendiri,” ujarnya kepada Joglosemarnews.

Wibowo menceritakan, dia memiliki keluhan pada kedua lututnya. Saat berjalan menaiki tangga, kedua lututnya terasa sakit dan nafasnya tersengal-sengal.

Namun setelah mengonsumsi madu hutan Borneo87, kini kedua lututnya sudah tidaak sakit lagi jika berjalan, termasuk untuk naik turun tangga, kini tak ada keluhan.

Pilih Mana

Setelah mengetahui plus minus dari madu ternak dan madu hutan, sekarang keputusan di tangan Anda.  Pilih madu ternak, atau madu hutan. Tentu masing-masing punya tujuan yang berbeda-beda.

Yang menginginkan cita rasa, bisa saja memilih madu dengan aneka rasa sari buah. Namun yang bertujuan untuk meningkatkan imunitas atau berikhtiar untuk pengobatan, bisa memilih madu hutan, yang kualitasnya jauh lebih baik. suhamdani

Exit mobile version