Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Supadmi, Janda Difabel dan Sebatangkara Kembali ke Rumahnya di Dekat Bak Sampah Pasar Palur, Sepulang dari Opname di RS Dr Moewardi Solo

Supadmi (71) janda penyandang disabilitas tidur di rumahnya yang sudah direnovasi warga sepulang dari opname di RS Dr Moewardi / Foto: Beni Indra

KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM – Setelah tiga hari dirawat di RS Dr Moewardi Solo, Supadmi (71) janda penyandang disabilitas buta tuli dan sulit berjalan, akhirnya sudah pulang dan kembali menempati bedeng kecil diapit bak sampah Pasar Palur, Jumat (29/1/2021).

Kedatangan janda sebatangkara itu diantarkan oleh para petugas Dinas Sosial (Dinsos) Pemkab Karanganyar dan disambut hangat oleh warga Dusun Palur RT 06/03, Desa Ngringo, Jaten, Karanganyar.

Setelah dikembalikan di bedeng tersebut, Supadmi akan dirawat dan dipelihara oleh warga Dusun Palur RT 06/03, Desa Ngringo hingga akhir hayatnya.

Selain Dinsos, Disperindag dan Puskesmas Jaten turun tangan membantu. Bupati Karanganyar, Juliyatmono sudah membantu sejumlah uang dan juga memerintahkan dinas terkait untuk segera menangani Supadmi.

Sedangkan Kepala Dinsos Karanganyar, Waluyo Dwi Basuki mengatakan, pihaknya sudah berkordinasi dengan warga Palur yang menyatakan bersedia merawat memelihara Supadmi.

“Soal logistik Dinsos akan terus memberikan logistik, hanya saja karena perawatan khusus mengingat disabilitas serta sebatangkara dan tetap ngotot tnggal di bedeng itu, maka kesepakatan warga setempat sanggup merawatnya,” tandasnya, Jumat (29/1/2021).

Sementara itu, Ketua RW 03 Dukuh Palur, Desa Ngringo, Jaten, Karanganyar, Joko Harjanto mengucapkan terima kasih sebesarnya pada semua pihak atas bantuan dan kepeduliannya terhadap Supadmi.

Namun warga berharap agar kepedulian tidak berhenti sekarang namun terus dipantau mengingat kondisi janda buta tuli itu sangat memprihatinkan.

“Kami mewakili warga Palur mengucapkan terima kasih kepada semua pihak namun harapan kami atas nama kemanusiaan agar kepedulian bersama ini terus berlanjut,” ujarnya, Jumat (29/1/2021).

Sebagai informasi kisah pilu Supadmi sangat menyentuh perasaan manusia karena selain menyandang disabilitas buta tuli dan sulit berjalan juga hidup sebatangkara semenjak suaminya Janto (76) yang meninggal pekan lalu.

Sebelumnya Almarhum Janto dan Supadmi tinggal sebagai pemulung menempati sebuah bedeng kumuh milik Pasar Palur dan diapit bak sampah. Sudah hampir 30 tahun lalu keduanya hidup ditengah kemiskinan dan dibantu oleh warga setempat.

Namun tragedi kian menjadi setelah Janto meninggal dunia, kini Supadmi yang buta tuli dan tidak bisa berjalan harus hidup dengan kesendirian. Namun oleh warga Palur Rt06/03 Supadmi direngkuh akan dipelihara hingga akhir hayatnya. Beni Indra

Exit mobile version