Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Ancaman Baru di Yogya, Pohon Tumbang dan Tanah Longsor

ilustrasi pohon tumbang / pixabay

YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Ada ancaman baru bencana di Kota Yogyakarta memasuki puncak musim penghujan ini.

Salah satunya adalah pohon tumbang dan tanah longsor.

Dua ancaman ini sudah diwaspadai oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta.

Sejak Januari lalu hingga hari ini, BPBD Kota Yogyakarta mencatat sudah ada sekitar 9 kejadian pohon tumbang.

Titik rawan terjadi peristiwa pohon tumbang itu antara lain di Jalan KH Ahmad Dahlan, Jalan Gambiran, dan di daerah Pekuncen, Wirobrajan.

“Kalau dari Januari hingga hari ini sudah ada 9 kejadian pohon tumbang. Kalau minggu ini belum ada laporan,” kata Nurhidayat, Rabu (17/2/2021).

Penyebab adanya pohon tumbang tersebut, menurut Nurhidayat dipengaruhi adanya fenomena La Nina yang diperkirakan hingga akhir Februari ini.

“Ya karena ada pengaruh La Nina, curah hujan tinggi, angin kencang. Kalau daerah rawan itu ya semua relatif aman. Cuma di beberapa ruas jalan saja, itu di Jalan KH Ahmad Dahlan, Gambiran dan sekitarnya,” jelasnya.

Selama ini pemetaan daerah rawan terjadi pohon tumbang yang membahayakan menjadi kewenangan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta.

Oleh karena itu, perawatan dan monitoring tingkat kerawanan pohon tumbang sudah dilakukan dari DLH.

“Biasanya pohon tumbang terjadi karena sudah lapuk. Tapi untuk monitoring dari DLH. Kemarin sebelum memasuki puncak musim hujan sudah dipotongi,” tambahnya.

Selain pohon tumbang, bencana hidrometeorologi di antaranya tanah longsor dan angin kencang juga sempat menerjang Kota Yogyakarta.

BPBD Kota Yogyakarta mencatat, selama dua hari pada 8 hingga 9 Februari 2021, ada tiga titik longsor yang ada di Kota Jogja akibat hujan deras.

Dari tiga kejadian longsor, dua di antaranya terdapat di Giwangan dan Umbulharjo, sedangkan satu titik longsor lainnya berada di Ponggalan Karang Miri UH 7/320 RT 18 RW 06.

“Longsor di permukiman kemarin mengakibatkan satu rumah rusak. Tapi alhamdulillah tidak ada korban,” jelasnya.

Sementara untuk dampak dari fenomena angin kencang yang sempat merusak atap rumah terjadi di dua titik yaitu di Kecamatan Tegalrejo, dan Karangwaru.

“Di Tegalrejo itu ada tiga rumah sederet atapnya rusak karena tertiup angin. Itu sudah ditangani,” tambahnya.

Penanganan berupa rehabilitasi dan rekonstruksi bangunan terdampak bencana setiap tahunnya rutin dianggarkan oleh BPBD Kota Yogyakarta.

Anggaran tersebut diperuntukan bagi siapa saja yang terdampak bencana, baik itu kejadian pohon tumbang yang menimpa bangunan, maupun angin kencang, banjir maupun tanah longsor.

“Kalau anggaran satu tahun kami tidak ingat, tapi yang jelas dalam sekali peristiwa maksimal itu Rp20 juta. Kemarin sudah dipakai untuk rehabilitasi di Tegalrejo. Sudah tiga kali ini anggaran kebencanaan digunakan,” tegas Nurhidayat.

Dirinya mengimbau kepada masyarakat Yogyakarta agar lebih meningkatkan kewaspadaan ketika hujan lebat disertai angin.

Exit mobile version