Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Belum Sebulan, Dua Buku Trilogi Silaturahim Terjual 10.000 Eksemplar. Hasil Penjualan Dipergunakan untuk Kegiatan Sosial

Penulis buku Trilogi The Power of Silaturahim, Dr Aqua Dwipayana (kanan) saat menyerahkan buku hasil karyanya kepada Ketua PWI Surakarta, Anas Syahirul (kiri) dalam sebuah acara di Kantor Jasa Raharja Surakarta. Foto: istimewa

 

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM -Silaturahim tidak sekedar slogan dan hanya diucapkan. Pakar Komunikasi dan motivator nasional, Dr Aqua Dwipayana langsung mempraktikkannya sejak puluhan tahun lalu. Hampir setiap hari secara konsisten melakukannya tanpa pamrih. Hasilnya dahsyat dan luar biasa.

Salah satu bukti dahsyatnya silaturahim yang dilaksanakan Aqua dapat dilihat dari penjualan dua buku Trilogi The Power of Silaturahim. Kedua buku itu efektif dipasarkan sejak awal Januari 2021 lalu. Belum sebulan sudah terjual sebanyak 10 ribu eksemplar.

Kedua buku itu dicetak masing-masing 20 ribu eksemplar. Totalnya 40 ribu eksemplar. Pemasarannya dilakukan secara langsung ke konsumen. Belum dijual di toko-toko buku.

Buku-buku itu berjudul “Humanisme Silaturahim Menembus Batas: Kisah Inspiratif Persahabatan Aqua Dwipayana-Ventje Suardana (Satu Kesamaan Yang Mampu Mengatasi Sejuta Perbedaan)” serta “Berkarya dan Peduli Sosial Gaya Generasi Milenial: Kisah Inspiratif Dua Bersaudara Alira-Savero Dwipayana Bergiat untuk Sesama”.

Kesuksesan kedua buku itu atas dukungan penuh dua editor handal yakni penulis banyak buku Nurcholis MA Basyari dan mantan Wakil pemimpin redaksi harian Jawa Pos Fuad Ariyanto yang akrab dipanggil Cak Fu. Selain itu juga mantan copy editor Jawa Pos Yarno Wiryo yang bantuannya sangat besar.

“Di awal menulis kedua buku itu pada 2020 lalu saya optimis buku-buku yang merupakan dari buku Trilogi The Power of Silaturahim itu bakal sukses di pasar. Mengikuti keberhasilan penjualan buku pertama berjudul “The Power of Silaturahim: Rahasia Sukses Menjalin Komunikasi” yang super best seller. Sudah delapan kali cetak sebanyak 160 ribu eksemplar. Setiap cetak jumlahnya 20 ribu eksemplar,” jelas Aqua.

Optimisme penulis banyak buku best seller itu terbukti. Bahkan sebelum kedua buku itu dicetak, sudah ada pesanan yang jumlahnya ribuan eksemplar. Itu membuktikan bahwa pemesannya yakin dengan kualitas isi buku-buku tersebut dan memberi manfaat yang besar pada para pembacanya.

Pesanan kedua buku itu terus berdatangan dari berbagai daerah di Indonesia terutama berasal dari berbagai kota di Pulau Jawa. Untuk memperlancar dan mempercepat distribusi kepada pembeli buku-buku tersebut, Aqua menyiapkan stoknya di enam kota yakni di Bogor, Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, dan Malang.

“Begitu ada pesanan kedua buku itu, langsung dikirimkan dari kota terdekat. Contohnya seperti minggu lalu. Ada salah satu badan usaha milik negara (BUMN) di Semarang yang membeli ratusan eksemplar. Dalam hitungan jam buku-bukunya sudah diterima pemesan. Pejabat yang memesan buku-buku itu kaget karena cepat sekali pesanannya diantar,” jelas Aqua.

Seperti buku trilogi yang pertama “The Power of Silaturahim: Rahasia Sukses Menjalin Komunikasi”, Aqua meniatkan seluruh hasil penjualannya digunakan buat berbagai kegiatan sosial termasuk membiayai umroh ratusan orang dari berbagai daerah di Indonesia. Niatnya itu diyakini terwujud dan membuat kedua buku terakhir karyanya laris manis.

Dari buku “The Power of Silaturahim: Rahasia Sukses Menjalin Komunikasi” yang pertama kali diterbitkan pada April 2016 bersamaan dengan promosi doktor Aqua Dwipayana di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran (Fikom Unpad) Bandung maka lahirlah kemudian Gerakan Umrah The Power of Silaturahim (The POS) yang dibiayai dari hasil penjualan buku tersebut.

Bergulir sejak 2017, total jamaah The POS yang dipimpin Nurcholis itu hingga kini mencapai 167 orang. Mereka berasal dari berbagai latar belakang sosial-budaya, ekonomi, dan pekerjaan/profesi. Perinciannya POS I 2017 sebanyak 35 orang, POS II 2018 berjumlah 39 orang, POS III 2019 mencapai 50 orang, dan POS IV 2020 43 orang.

Jamaah POS IV sedianya berangkat ke Tanah Suci April 2020. Namun, keberangkatan jamaah POS IV teradang oleh pandemi Covid-19 sehingga tertunda entah sampai kapan. Semoga saja pandemi ini cepat berakhir sehingga jamaah POS IV dapat segera menunaikan umrah ke Tanah Suci Mekah dan berziarah ke Masjid Nabawi di Madinah.

 

Optimis Cetak Ulang

Melihat besarnya animo pembeli buku “Humanisme Silaturahim Menembus Batas: Kisah Inspiratif Persahabatan Aqua Dwipayana-Ventje Suardana (Satu Kesamaan Yang Mampu Mengatasi Sejuta Perbedaan)” serta “Berkarya dan Peduli Sosial Gaya Generasi Milenial: Kisah Inspiratif Dua Bersaudara Alira-Savero Dwipayana Bergiat untuk Sesama”, Aqua memperkirakan dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi akan cetak ulang yang kedua. Perkiraanya sebelum pertengahan tahun 2021 ini hal itu telah dilaksanakan.

“Atas ridho dari Allah SWT saya yakin dalam waktu dekat kedua buku itu akan cetak ulang. Jumlahnya sama dengan cetakan pertama yaitu masing-masing 20 ribu eksemplar sehingga totalnya 40 ribu eksemplar. Insya Allah buku cetakan kedua juga banyak pembelinya,” ungkap Aqua penuh optimisme.

Buku “Humanisme Silaturahim Menembus Batas: Kisah Inspiratif Persahabatan Aqua Dwipayana-Ventje Suardana (Satu Kesamaan Yang Mampu Mengatasi Sejuta Perbedaan)” memuat kisah jalinan persahabatan dua anak manusia dari latar belakang yang jauh berbeda, baik suku, agama, ras, dan golongan atau strata sosial-ekonominya.

Aqua seorang muslim dari suku Minangkabau yang lahir di Pematang Siantar, Sumatera Utara, dari keluarga sederhana pasangan Ayah-Bunda Syaifuddin-Asmi Samad. Sedangkan Ventje seorang Tionghoa Katholik kelahiran Surabaya, Jawa Timur, dari keluarga pengusaha pasangan Papi-Mami Rudy Suardana-Susianawati Harlim.

Yang satu sampai mengenyam pendidikan S3 hanya di tingkat lokal/nasional, sedangkan satu lainnya kuliah di Amerika Serikat. Terlepas dari banyak perbedaan di antara mereka, kedua tokoh yang dikisahkan dalam buku tersebut mampu menjalin persahabatan bahkan hingga tingkat seperti saudara kandung. Dan, persaudaraan itu bukan hanya antarmereka berdua melainkan juga keluarga besar kedua belah pihak.

Guru Besar dan Dekan ke-9 Fikom Unpad Prof Deddy Mulyana, MA, Ph.D membubuhkan kata pengantar yang sangat apik dan relevan di buku Humanisme Silaturahim. Selain itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana/Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Letjen TNI Doni Monardo juga menyampaikan kata pengantar untuk buku setebal 237 halaman yang diterbitkan oleh Media Baca Mandiri ini.

Buku “Berkarya dan Peduli Sosial Gaya Generasi Milenial: Kisah Inspiratif Dua Bersaudara Alira-Savero Dwipayana Bergiat untuk Sesama” berkisah tentang kiprah sosial kakak-beradik Alira-Ero Dwipayana. Di usia yang cukup muda –masih kepala dua, Alira-Ero telah menorehkan prestasi yang menjadi idaman semua orangtua.

Prestasi itu tidak hanya mereka ukir dalam kaitannya dengan capaian pendidikan atau lingkungan kampus. Di luar itu, yang tentu membuat kedua oangtua mereka bahagia dan sangat bersyukur ialah Alira-Ero telah menorehkan karya dalam kiprah mereka di bidang sosial-kemanusiaan.

Kepedulian sosial terhadap sesama itu dilakukan di tengah kesibukan kakak-beradik itu bersekolah di SMA Regina Pacis Bogor, Jawa Barat, dan sesudahnya. Saat Alira kemudian kuliah di Korea University Business School dan bekerja di perusahaan farmasi terkemuka Daewoong di Korsel, dia terus melanjutkan kiprah sosialnya. Hal yang sama juga dilakukan Ero yang kini mahasiswa semester VII Fikom Unpad Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat. Kiprah mereka selengkapnya tersaji di buku setebal 293 yang dibubuhi kata pengantar oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana/Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Letjen TNI Doni Monardo ini.

Kedua buku tersebut dan buku sebelumnya, yakni The Power of Silaturahim: Rahasia Sukses Menjalin Komunikasi memang layak dirangkaikan sebagai karya trilogi The Power of Silaturahim. Tulisan dan kisah-kisah yang termuat di dalamnya merefleksikan kisah sukses yang ditopang oleh kekuatan silaturahim.(ASA)

Exit mobile version