SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sedikitnya 900 pedagang di Pasar Gemolong Sragen dikabarkan menolak untuk mengikuti vaksinasi covid-19 tahap kedua yang direncanakan digelar Senin (22/2/2021) besok.
Mereka beralasan ketakutan dan masih bimbang sehingga memutuskan memilih tidak ikut vaksinasi dulu.
Lurah Pasar Gemolong, Harjono mengatakan dari data terakhir yang dilaporkannya, hanya ada 129 pedagang yang sanggup dan siap untuk mengikuti vaksinasi covid-19 besok.
Sedangkan ada 900an yang menolak untuk diikutkan vaksinasi karena berbagai alasan. Mayoritas di antaranya masih takut dan samar dengan suntikan vaksin.
“Dapat 129 pedagang yang siap divaksin. Yang 900an memang masih menolak. Maksudnya menolak karena masih pada samar (ragu) dan takut. Rata-rata alasannya biar Bapak-bapak TNI dan Polri serta petugas pasar dulu. Mereka belakangan aja gitu katanya,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Minggu (21/2/2021).
Harjono menguraikan sebenarnya sosialisasi sudah ia lakukan ke pedagang. Namun dari 3 hari waktu yang diberikan, hanya dua hari efektif saja yang bisa dilakukan dan sehari libur.
Sehingga belum semua pedagang bisa mendapatkan sosialisasi secara intensif. Pihaknya juga sudah menjelaskan bahwa vaksinasi adalah program pemerintah nasional dengan tujuan meningkatkan kekebalan dan mencegah penyebaran covid-19.
“Tapi mereka masih pada samar. Sudah kami sampaikan mboten sah do Wedi. Tapi ya mau gimana lagi, makanya kami akan terus sosialisasi. Sebagian juga milih katanya akan ikut program di desa saja,” tandasnya.
Lebih lanjut, Harjono mengatakan kabar terbaru yang diperoleh dari Puskesmas setempat, pelaksanaan vaksinasi bagi pedagang akan dilakukan di Pasar Gemolong.
Menurutnya hal itu bagus untuk memberikan pemahaman sekaligus menunjukkan ke pedagang yang lain bahwa vaksinasi aman sehingga mereka yang belum mau, bisa secara sadar tergerak untuk berubah pikiran.
“Lambat laun nanti juga mereka akan mau. Mereka hanya butuh waktu dan pemahaman saja,” tandasnya.
Ditambahkan, jumlah pedagang di Pasar Gemolong tercatat sekitar 1.000 lebih sedikit. Wardoyo