Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Ini Cara Gubernur Jateng Ganjar Pranowo Bantu UMKM Bertahan di Tengah Pandemi, Promosikan Produk Lokal di #LapakGanjar, Manfaatkan 3 Juta Followers Instagram

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Foto/Humas Pemprov Jateng

SEMARANG, JOGLOSEMARNEWS.COM Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo punya cara tersendiri dalam membantu mempromosikan produk-produk usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM agar dapat bertahan di tengah pandemi Covid-19.

Melalui akun media sosial Instagram miliknya, Ganjar telah rutin membuka lapak secara gratis untuk mengiklankan produk pengusaha lokal Jawa Tengah.

“Menjawab kesulitan pemasaran itu, saya mencoba setiap Minggu jualan. Kira-kira sudah ada 31 edisi bertagar lapak Ganjar, saya dorong mereka (UMKM) jualan,” kata Ganjar dalam acara diskusi virtual Bantuan Hukum Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada, Sabtu (20/2/2021).

Kampanye #LapakGanjar telah dimulai sejak pertengahan 2020. Lewat akun Instagram @ganjar_pranowo, politikus PDIP itu mengunggah produk-produk UMKM milik pelaku usaha yang ingin barangnya dipromosikan.

Ganjar mengatakan melalui ruang media sosial pribadinya tersebut, para penjual dan pembeli dapat dipertemukan sehingga pasar untuk UMKM terbuka. Cara itu dianggap efektif mengingat jumlah pengikut Ganjar di Instagram sudah mencapai 3,3 juta.

“Dengan followers yang lumayan, kita jualan produk dan laku. Sekarang sudah diikuti oleh Jawa Barat, DIY,” kata Ganjar.

Berangkat dari gerakan #LapakGanjar, Pemerintah Jawa Tengah sekaligus melakukan pemindaian atau scanning untuk membuat program lanjutan agar promosi bagi UMKM terus berjalan.

Salah satu program yang telah digelar dengan skala lebih besar adalah UMKM Virtual Expo atau UVO. Program ini berlangsung sejak Oktober dan rencananya rutin digelar setiap bulan.

Tantangan Berat

Ganjar memaparkan saat ini terdapat 6-7 juta UMKM di Jawa Tengah. Dari jumlah itu, sebanyak 625 ribu pelaku usaha terdampak pandemi Covid-19. Berdasarkan data pemerintah setempat, pandemi membuat omzet total UMKM dari semula Rp13,08 triliun anjlok menjadi Rp8,8 triliun.

Bagi pelaku usaha yang masih bertahan, Ganjar mengungkapkan, umumnya mereka menghadapi tantangan berat di masa pandemi, yakni masalah pemasaran.

Sebanyak 51 persen UMKM mengaku kesulitan memasarkan produknya karena kehilangan kesempatan untuk promosi lewat agenda-agenda luring atau offline, seperti pameran.

Di sisi lain, kemampuan adaptasi pelaku usaha memanfaatkan teknologi dinilai masih rendah.

Ganjar berharap dengan metode promosi lewat media sosial pribadinya, pelaku UMKM terdorong untuk beralih ke pemasaran digital.

“Ini mengubah paradigma pedagang untuk mau pindah karena sekarang (promosi) konvensional tidak bisa,” ujarnya.

Exit mobile version