KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM -Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Karanganyar, Tri Haryadi menuding ada upaya kudeta yang dipaksakan yang oleh sejumlah oknum internal partai.
Tujuan kudeta tersebut untuk mendongkel kepemimpinan Ketua Umum Agus Hari Murti (AHY) dari kursi Ketua Umum.
Modus yang dilakukan pada kudeta tersebut diawali dengan kampanye hitam kepada publik yang mengatakan Partai Demokrat adalah partai keluarga.
“Bagaimana pun, kami dari DPC partai tetap loyal terhadap kepemimpinan AHY serta SBY dan tidak terpengaruh oleh upaya kudeta lewat Konggres Luar Biasa (KLB) atau apapun,” tandasnya, Rabu (24/2/2021).
Menurut Tri Haryadi, rumor yang menyebut partai Demokrat sebagai partai keluarga hanya mengada-ada untuk menjatuhkan citra partai di mata publik.
“Isu seperti itu murahan, dan mudah dibaca publik,” ujarnya.
Justru, menurut Tri Haryadi, yang terjadi adalah realitas bahwa AHY merupakan seorang yang cerdas cemerlang, santun dan kharismatik.
Selain itu, lanjut Tri Haryadi, AHY memiliki latar belakang sebagai mantan prajurit angkatan darat yg brilian, cerdas dan berwibawa serta menjadi magnet baru bagi partai terutama para kaum milineal.
Keunggulan itulah, menurut dia, yang menjadikan sosok AHY menjadi perhatian publik. Terlebih dalam pemetaan Pemilu mendatang, diketahui kaum milenial menempati porsi hingga 45 persen dari jumlah pemilih.
Untuk itulah, menurut Tri, banyak upaya dari oknum internal yang mencoba mengkudeta AHY serta selalu melontarkan kampanye hitam memperburuk citra partai Demokrat.
“Seharusnya para tokoh senior yang sudah keluar dari partai tetap memiliki fatsun etis dan tidak menjelek-jelekan partai. Apalagi menghembuskan rumor bahwa Demokrat adalah partai keluarga SBY,” ujarnya.
Tri Haryadi menjelaskan, AHY terpilih secara konstitusional melalui Konggres ke-5 Partai Demokrat di Jakarta dan terpilih secara aklamasi.
Artinya, lanjut Tri Haryadi, sejarah membuktikan bahwa partai demokrat adalah partai terbuka yang modern jauh dari isu sebagai partai keluarga.
Apalagi dibuktikan dengan siklus kepemimpinan yang silih berganti dan berbeda-beda bukan keluarga. Yakni mulai Ketua dijabat oleh Subur, kemudian Hadi Utomo, Anas Urbaningrum, SBY dan pada konggres ke 5 dijabat oleh AHY.
“Ini kan fakta bahwa tidak benar partai demokrat itu adalah parta keluarga,” ujarnya.
Pada bagian lain, Tri Haryadi meminta
para kader senior maupun tokoh eksternal yang ingin menjadi ketua partai demokrat, dipersilakan bergabung dan berikan kontribusi membesarkan partai serta berkompetisilah pada konggres berikutnya. Namun jangan melakukan upaya kudeta seperti yang terjadi saat ini.
Tri Haryadi menegaskan secara nasional partai Demokrat tetap solid dan loyal terhadap kepimpinan AHY serta Ketua Majelis Tinggi Partai SBY, karena SBY merupakan magnet luar biasa bagi para kader dan simpatisan partai.
Beni Indra