YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pergerakan lahar dingin Gunung Merapi mulai terdeteksi bergerak ke arah sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.
Hal itu seditknya yang berhasil diamati oleh
Ini seperti yang teramati pada Kali Boyong dan Kali Gendol dua hari terakhir. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta.
“Sore ini, Pukul 15.30 WIB, mulai terjadi aliran lahar pada alur Kali Boyong dengan intensitas di bawah sedang dan Pukul 17.27 WIB pada alur Kali Gendol dengan intensitas sedang,” ujar Kepala BPPTKG Hanik Humaida Jumat (12/3/2021).
BPPTKG mencatat sepekan ini terjadi hujan intensif di Pos Pengamatan Gunung Merapi.
Intensitas curah hujan tertinggi tercatat sebesar 83 mm/jam selama 45 menit di Pos Kaliurang pada 2 Maret 2021.
Sebelumnya, sempat dilaporkan pula aliran lahar dengan intensitas di bawah sedang pada 11 Maret 2021, pukul 12.57 WIB, pada alur Kali Boyong.
Aliran lahar di sejumlah sungai berhulu di Gunung Merapi ini terjadi akibat intensnya hujan dan aktivitas vulkanik yang terus menggeliat melepaskan material dalam bentuk guguran lava pijar dan awan panas. Dari pantauan sepekan terakhir 5–11 Maret 2021, BPPTKG mencatat awan panas guguran terjadi sebanyak 12 kali dengan jarak luncur maksimal 1.500 meter ke arah barat daya.
Adapun guguran lava juga teramati terjadi hingga sebanyak 226 kali dengan estimasi jarak luncur maksimal 1.300 meter ke arah barat daya.
“Tanggal 7 Maret 2021 pukul 22.18 WIB teramati guguran di kubah lava tengah kawah,” kata Hanik.
Analisis morfologi area puncak berdasarkan foto dari sektor barat daya 11 Maret terhadap tanggal 5 Maret 2021 menunjukkan adanya perubahan morfologi area puncak karena aktivitas guguran dan pertumbuhan kubah.
Volume kubah lava di sektor barat daya sebesar 785.600 meter kubik dengan laju pertumbuhan 13.500 meter kubik per hari.
Analisis morfologi area puncak berdasarkan foto dari sektor tenggara tanggal 11 Maret terhadap tanggal 4 Maret 2021 menunjukkan ketinggian kubah relatif tetap yaitu sebesar 45 meter.
Secara kegempaan, dalam minggu ini Gunung Merapi mencatatkan 12 kali awan panas guguran (AP), 1 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 8 kali gempa Fase Banyak (MP), 1.164 kali gempa Guguran (RF), 64 kali gempa Hembusan (DG) dan 2 kali gempa Tektonik (TT).
“Aktivitas kegempaan pada minggu ini masih masih didominasi oleh gempa permukaan seperti RF, DG dan AP,” kata dia.
BPPTKG menyatakan hingga saat ini aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan–barat daya meliputi sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km dan pada sektor tenggara yaitu sungai Gendol sejauh 3 km.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
“Status aktivitas Gunung Merapi ditetapkan tetap dalam tingkat Siaga,” katanya.