Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Belum Didistribusikan, 1,1 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Astrazeneca Terancam Tak Dapat Digunakan. Kedaluwarsa Mei, Ini Strategi Kemenkes

Proses kedatangan vaksin Covid-19 Astrazeneca di Bandara Soekarno-Hatta, pada 8 Maret 2021. Foto: YouTube/Sekretariat Presiden

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Sebanyak 1,1 juta dosisk vaksin Covid-19 Astrazeneca terancam tidak bisa digunakan. Hal itu lantaran hingga saat ini belum dapat didistrusikan, padahal vaksin yang didatangkan ke Indonesia pada 8 Maret 2021 itu akan kedaluwarsa bulan Mei mendatang.

Selain itu, vaksin tersebut memiliki interval penyuntikan yang lebih lama dibandingkan vaksin Sinovac yang selama ini telah digunakan. Diketahui, jarak terbaik untuk penyuntikan vaksin Astrazenca dosis pertama dengan kedua yakni antara 9-12 minggu.

Jangka waktu itu lebih lama dibandingkan vaksin Sinovac yang sudah butuh waktu 14 hari atau 2 minggu sebelum penyuntikan dosis kedua.

Lamanya interval waktu itu membuat proses penyuntikan vaksin Astrazeneca harus dilakukan secepatnya jika tidak ingin dosis yang sudah ada menjadi mubazir lantaran keburu kedaluwarsa.

Tertundanya pendistribusian vaksin tersebut tak lain karena belum adanya rekomendasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

“Kita tahu bahwa Badan POM bukan hanya mengeluarkan izin penggunaan darurat, tetapi juga mengatur tentang indikasi, serta rentang waktu yang paling optimal untuk mendapatkan imunogenitas yang terbaik,” kata juru bicara vaksinasi Covid-19, Siti Nadia Tarmizi, dalam keterangannya, Rabu (17/3/2021).

Saat ini, Kementerian Kesehatan tengah menghentikan sementara distribusi vaksin Astrazeneca karena masih menunggu kepastian dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Hal tersebut menyusul adanya polemik penggunaan vaksin tersebut di sejumlah negara di Eropa yang diduga menimbulkan efek pascavaksinasi berupa pembekuan darah.

Kini, BPOM bersama Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dan juga para ahli sedang meneliti lebih lanjut penggunaan vaksin ini.

Nantinya, apabila BPOM tetap menganjurkan penyuntikan dosis kedua Astrazeneca harus menunggu rentang waktu 9-12 minggu, maka untuk menghindari vaksin tidak terpakai, sebanyak 1,1 juta dosis vaksin yang telah ada akan digunakan untuk penyuntikan dosis pertama.

Selanjutnya, kata Nadia, untuk pemberian dosis kedua akan menggunakan vaksin Astrazeneca yang datang di pengiriman berikutnya. “Jadi kita akan berikan seluruh vaksin (yang tiba pada 8 Maret) pada dosis pertama,” tuturnya.

Exit mobile version