Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Desak Impor Beras Dibatalkan, Anggota DPRD Jateng Sriyanto Saputro Serukan Menteri Perdagangan Dicopot. Minta Presiden Segera Turun, Sebut Sikap Gubernur Jateng Ambigu!

Sriyanto Saputro. Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Wacana impor beras oleh Kementerian Perdagangan terus menuai penolakan. Wakil Ketua Komisi C DPRD Jateng, Sriyanto Saputro juga mengecam dan menolak keras wacana impor beras.

Ia menyebut impor beras hanya akan menambah kesengsaraan petani yang sudah dipusingkan dengan mahalnya biaya produksi dan anjloknya harga gabah saat panen raya ini.

Karenanya ia meminta agar presiden segera turun tangan melakukan intervensi mengingat gelombang penolakan semakin kencang.

“Inilah kami yang prihatinkan. Katanya memberikan perhatian pada rakyat kecil, pada petani, tapi pada saat petani panen kenapa justru mau impor,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM saat acara konsolidasi di Sragen, kemarin.

Legislator asal Partai Gerindra itu juga menyindir hobi pemerintah melalui kementerian yang tak henti melakukan impor beras. Padahal secara peta, ia meyakini stok beras dan gabah nasional masih melimpah.

Apalagi, saat ini sedang panen raya di banyak daerah. Khusus untuk Jateng, dan Sragen, selama ini juga selalu surplus stok karena produksi gabah yang melimpah.

“Ini jelas- jelas menyakitkan petani. Sudah beberapa kali kami amati, bahkan dulu Menteri Pertanian pas ke Sragen sedang panen raya tapi di sisi lain waktu itu malah ada impor gila-gilaan. Ini ada apa coba?,” terangnya.

Sekretaris DPD Gerindra Jateng itu juga menilai getolnya wacana impor oleh Kemendag, seolah menunjukkan kurangnya koordinasi antar lembaga kementerian di kabinet saat ini.

Hal itu diperkuat dengan adanya perbedaan pernyataan dan sikap antar kementerian terkait soal impor beras.

“Mungkin kementerian antar lembaga kurang kordinasi. Menteri Pertanian mungkin nolak, Bulog nolak. Kemudian ada yang malah mengaku tidak tahu, tapi Menteri Perdagangannya ngotot itu mungkin seperti itu. Harapan saya presiden segera turun tangan melakukan intervensi. Harus dibatalkan impornya dan kalau perlu Menteri Perdagangan dicopot saja,” tandasnya.

Lebih lanjut, legislator asal Dapil Sragen, Karanganyar, Wonogiri itu menguraikan penolakannya bukan tanpa alasan. Sebab dari pengamatannya, selama ini di Dapil Sragen, Wonogiri, Karanganyar selalu berlimpah stok gabah.

Kemudian secara angka, produksi pangan dan gabah di Jateng juga selalu melimpah. Mencuatnya wacana impor juga sudah berdampak buruk membuat harga gabah anjlok saat musim panen raya ini.

“Kasihan lah petani. Ketika petani mau tanam pupuk susah, ketika mau jual jadi murah gara-gara impor pangan. Di beberapa daerah sedang panen raya kenapa harus impor. Mestinya yang perlu digenjot bagaimana petani ini hasil panen dibeli untuk pengadaannya untuk di gudang. Bulog yang lebih tahu,” tegasnya.

Ia juga mempertanyakan sikap Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo yang seolah mengambang dalam menyikapi impor beras. Mestinya sebagai lumbung pangan nasional, Jateng harus tegas menolak impor demi menyelamatkan petani.

“Harusnya Gubernur tegas, jangan ambigu. Statemennya meminta semua pihak menahan diri dan petani diminta tidak khawatir dengan isu impor beras, itu malah membingungkan,” pungkasnya. Wardoyo

Exit mobile version