JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Diiringi Air Mata, Legenda Sinden Kondang Sragen Suji Mentir Dimakamkan di Desa Tegalrejo Gondang. Dunia Seniman Sangat Kehilangan

Para pejabat Muspika dan tokoh setempat saat mendoakan almarhumah legenda sinden Mbah Suji sebelum dimakamkan di pemakaman Desa Tegalrejo, Gondang, Sragen, Rabu (17/3/2021). Foto/Wardoyo
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Mendiang Sujiati alias Suji Mentir (67), sinden legendaris asal Sragen akhirnya dimakamkan tadi pagi, Rabu (18/3/2021).

Isak tangis dan linangan air mata mengiringi pemakaman sinden yang dikenal dengan suara khas Sragenan itu.

Jenazah Suji Mentir dimakamkan di pemakaman umum TPU Gunung Kendhil satu kompleks dengan Buper Samdonorejo di Desa Tegalrejo, Kecamatan Gondang, Sragen.

Sinden legendaris asal Tegalrejo itu meninggal dunia Selasa (17/3/2021) petang pukul 16.00 WIB. Sinden kondang itu meninggal akibat penyakit komplikasi yang dideritanya bertahun-tahun.

“Sudah dimakamkan jam 09.30 WIB di TPU Gunung Kendhil masih satu komplek dengan bumi perkemahan Samdonorejo, di Desa Tegalrejo, Gondang,” papar salah satu tokoh Tegalrejo, Heru Setyawan, Rabu (17/3/2021).

Keponakan Suji Mentir, Meling (36) kepada JOGLOSEMARNEWS.COM sempat mengatakan almarhumah meninggal pukul 16.00 WIB di rumah duka.

Meling mengungkapkan tidak ada gejala maupun tanda-tanda tertentu sebelum Suji berpulang. Bahkan siang hari tadi, Suji masih sempat diberi makan oleh pihak keluarga.

Baca Juga :  Harga Gas LPG 3 Kg di Sragen Naik Ugal Ugalan Per Tabung Tembus Rp 30000 Warga: Sudah Terjadi 1 Minggu Sebelum Lebaran Idul Fitri

Ia juga menyampaikan kondisi terakhir sebelum meninggal, Mbah Suji sempat tidur dan kemudian tak bangun dan bergerak lagi.

Seperti diberitakan sebelumnya, kondisi kesehatan sinden legendaris asal Sragen, Sujiati (67), mengalami penurunan.

Sinden yang terkenal dengan panggilan Suji Mentir ini mengalami kelumpuhan separuh tubuh, hingga tak mampu lagi beranjak dari tempat tidur.

Menurut pihak keluarga, Suji Mentir memang sering mengalami gangguan kesehatan beberapa tahun terakhir. Hal inilah yang membuat Suji Mentir, terpaksa menepi dari dunia sinden.

Suji Mentir sendiri dikenal sebagai sosok pesinden yang mempopulerkan gending-gending khas Sragenan. Sejak muda, Suji Mentir konsisten menekuni jalur seni, dari menjadi ledhek tayub, ledhek mbarang hingga pesinden.

Keunikan Suji Mentir terletak pada warna suara dan gaya nyindennya yang khas. Suji Mentir juga memiliki kekhasan pada gaya parikannya yang jenaka.

Pecinta kesenian Sragen generasi 80-an pasti mengenal sepak terjang Suji Mentir. Beberapa gending yang dipopulerkan Sujiati antara lain Kijing Miring, Pentil Asem, Bandung Alus, dan Kenthil Géyong.

Baca Juga :  Dua Kali Panen Padi Melimpah Dan Harga Jual Tinggi, Pemerintah Desa Bedoro Sragen Akan Menggelar Sholawat Bersama Habib Syech Bin Abdul Qadir Assegaf. Bentuk Rasa Syukur Pada Allah

Kepergian Mbah Suji menjadi duka bagi dunia seni Sragen. Salah satu seniman sekaligus dalang, Sukiman, mengaku sangat kehilangan sosok Mbah Suji Mentir.

Pengusaha kelahiran Kedawung yang berdomisili di Bandung itu menilai Suji Mentir layak menjadi legenda seni karena memiliki suara yang khas dan tak ada duanya.

Menurutnya, Suji punya suara khas Sragenan yang kemudian menjadi ikonnya aliran seni Sragen.

Sukiman juga menceritakan Suji Mentir juga sering sekali mengikuti dirinya saat pentas di beberapa daerah. Ia mengapresiasi semangat Suji yang ingin menampilkan wajah Sragen dalam balutan seni khas Sragenan.

“Semangat itulah yang harus dicontoh adik-adik generasi muda,” ujarnya.

Bahkan ia masih ingat betul beberapa tembang hits yang pernah membawa Suji di era keemasan. Di antaranya Pentil Asem Calok, Ngudang Anak, Kijing Miring, Kentil Geyong dan lainnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com