SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Gusti ora sare. Ungkapan ini ada kalanya terdengar dalam ucapan-ucapan di kalangan masyarakat Jawa.
Ketika seseorang tengah menghadapi persoalan hidup, ada kalanya ungkapan itu muncul secara spontan. Gusti ora sare. Ungkapan itu seolah memberikan daya kekuatan bagi seseorang untuk bersikap sabar dalam menghadapi cobaan hidup.
Orang Jawa percaya, Tuhan memiliki sifat Maha Mengetahui, Maha Memberi dan memiliki sifat tidak tidur.
Karena itulah, mereka yakin bahwa pengaduan atau permohonan kepada-Nya akan selalu didengar, dan karenanya akan mendapatkan pertolongan serta jalan keluar dari-Nya.
Karena itu, tak mengherankan bila orang tua-tua sering berpesan agar dalam menjalani hidup, baik keetika menghadapi penderitaan ataupun ketika sedang bahagia, orang tak berhenti memohon dan bersyukur kepada Tuhan.
Di samping itu, ungkapan Gusti Ora Sare juga memiliki nuansa persuasif agar seseorang selalu berhati-hati sebelum bertindak.
Orang perlu memikirkan apakah tindakan yang akan dilakukan itu akan berpengaruh baik atau buruk baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
Orang juga harus berpikir, apakah rencana yang akan dilakukannya menyalahi aturan Tuhan atau tidak. Apakah tindakannya termasuk halal atau harap, baik atau buruk.
Ungkapan Gusti Ora Sare ternyata memiliki makna yang lebih dalam dari itu. Karena ungkapan tersebut berkaitan dengan keyakinan.
Bahwa apapun tindakan seseorang haruslah ditujukan untuk memenuhi kewajiban sebagai ciptaan Tuhan. Baik tindakan yang besifat individual, sosial maupun religius.
Karena itu, ungkapan Gusti Ora Sare harus menjadi dorongan dalam berbuat dengan berdasarkan pada keyakinan bahwa (1) sejauh mungkin menghindari tindakan buruk, karena Tuhan maha melihat (2) seseorang makin bersemangat dalam berbuat baik. Suhamdani
Disarikan dari buku Gusti Ora Sare, Pardi Suratno & Heniy Astiyanto