Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Kenyal dan Maregi, Itulah Mi Pentil Wonogiri, Terbuat dari Tepung Tapioka Disajikan Bersama Pecel Bacem dan Gendar

Deretan penjual mi pentil di lantai dasar Pasar Kota Wonogiri. JSNews. Aris Arianto

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sejak dulu Kabupaten Wonogiri terkenal sebagai gudangnya kuliner khas nan legendaris. Mulai tiwul, mete, aneka olahan ikan, beragam olahan umbi, hingga kuliner ekstrim seperti camilan dari serangga.

Nah, salah satu olahan umbi yang cukup terkenal dari kabupaten ujung tenggara Jateng ini adalah mi pentil. Bahan bakunya adalah tepung tapioka. Sebagaimana diketahui, tapioka beras dari ketela pohon alias singkong.

Penamaan mi pentil, didasari pada bentuk dan teksturnya yang sangat mirip dengan pentil karet yang kerap digunakan untuk tali pelontar ketapel itu. Pun ukurannya hampir sama. Ketika digigit mi terasa kenyal lakasana menggigit karet pentil.

Mi pentil Wonogiri umumnya berwarna kuning. Warna ini didapat dari pencampuran pewarna tambahan makanan dalam adonan mi sebelum dicetak.

Ketika disajikan mi pentil dilengkapi sayur dan bumbu pecel. Ada juga bacem tahu atau tempe maupun gembus. Sebagian penjual melengkapinya dengan gendar atau uli.

Penasaran dengan wujud dan cita rasa mi pentil Wonogiri ini? Di kabupaten terluas kedua di Jateng ini banyak kok yang menjajakannya. Paling mudah dicari adalah di Pasar Kota Wonogiri. Sedikitnya ada lima penjual mi pentil berjajar di ujung barat lantai dasar pasar tradisional besar di Kota Gaplek tersebut.

Soal harga dijamin sangat terjangkau. Satu bungkus mi pentil komplit dibandrol hanya Rp3.000. Sudah sangat maregi alias bikin kenyang.

“Sudah lama saya menjual mi pentil ini. Buka dagangan sejam pukul 05.00 WIB sampai habis,” jelas salah satu penjual, Jumiyem, Jumat (5/3/2021).

Warga Kecamatan Ngadirojo ini menerangkan, membuat mi pentil sendiri di rumah. Dalam satu hari bisa menghabiskan 15 kilogram mi pentil.

“Sebelum ada Corona, sehari bisa habis 25 kilo,” ungkap dia.

Perempuan yang berusia lebih dari setengah abad ini membeberkan orang tuanya dulu juga pambuat dan penjual mi pentil. Ketrampilan ini lantas menurun ke dirinya. Namun sayang, anak-anaknya tidak ada yang berminat meneruskan usaha tersebut.

Penjual mi pentil lainnya, Katimo, membuka warung di komplek Setda Wonogiri. Dia melengkapi mi pentil dengan gendar. Menurut Katimo, cukup banyak pelanggan mi pentil bikinannya itu.

Jadi, bagaimana, tertarik? Saat berkunjung ke Wonogiri jangan lupa mampir dan membuktikannya. Aria

Exit mobile version