KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM – Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Karanganyar secara tegas menolak rencana impor beras yang akan dilakukan oleh pemerintah.
HKTI mendesak pemerintah agar membatalkan rencana pembelian 1 juta ton beras impor tersebut.
Ketua HKTI Karanganyar, Anung Marwoko menegaskan, saat ini di sejumlah daerah sedang memasuki panen raya. Rencana impor beras tersebut dinilai sangat merugikan dan berpengaruh terhadap psikologis para petani.
Saat ini, Anung menuturkan, harga gabah basah ditingkat petani juga sedang mengalami penurunan. Harga gabah basah dari petani hanya Rp 3.600 per kilogram
“Kami mendesak pemerintah membatalkan rencana impor beras tersebut. Ini jelas merugikan petani. Darpada harus import beras, sebaiknya pemerintah membuat kebijakan terkait penanganan khusus produk pertanian,” paparnya kepada wartawan kemarin.
Anung menambahkan, dinas terkait juga harus pro aktif dalam meberikan informasi mengenai kebutuhan beras selama kurun waktu satu tahun di Karanganyar.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (Dispertan PP), Siti Maesyaroh menyamapaikan bahwa pihaknya telah menghitung kebutuhan beras selama satu tahun di Kabupaten Karanganyar.
Menurutnya, kebutuhan beras di Karanganyar sudah tercukupi. Luas lahan persawahan di Karanganyar sekitar 23 hektare.
“Kami telah menghitung produktivitasnya. Saya kurangi data Gabah Kering Panen (GKP) ke Gabah Kering Giling (GKG). Dari GKG jadi beras. Dihitung sekitar 150 ribu ton,” jelasnya. Wardoyo