JOGLOSEMARNEWS.COM Edukasi Kesehatan

Segera Berhenti Minum Kopi Jika Alami 7 Gejala Ini

Ilustrasi Minuman kopi. Pixabay
ย ย ย 

JOGLOSEMARNEWS.COM — Mengonsumsi makanan dan minuman secara berlebihan akan menimbulkan masalah kesehatan. Meski sekalipun makanan yang dikonsumsi banyak bermanfaat bagi tubuh.

Misalnya kopi, minuman ini dikenal memiliki beberapa manfaat bagi tubuh, tetapi jika terlalu banyak dikonsumsi akan merusak tubuh.

โ€œToleransi kafein setiap orang berbeda, jadi saya merekomendasikan pemantauan gejala individu terkait dengan asupan kopi,โ€ kata pendiri Louloudi Nutrition, Annamaria Louloudis dilansir Eat This, Not That!, Minggu (28/3/2021).

Pendiri Within Nutrition, Kylie Ivanir menekankan orang dewasa harus membatasi asupan kafein paling banyak sekitar 400 mg per hari, yaitu sekitar tiga hingga lima cangkir kopi seduh 236 ml. Dia menjelaskan kelompok individu tertentu, misalnya penderita hipertensi dan wanita hamil atau menyusui, harus mempertimbangkan untuk membatasi asupan kafeinnya. Pun perhatikan juga tambahan yang dimasukkan dalam kopi, misalnya gula, krim, dan sirup yang bisa berdampak pada kesehatan.

Berikut tanda-tanda Anda terlalu banyak kopi

1. Anda memiliki tekanan darah tinggi
Sandy Younan Brikho meminta mereka yang memiliki hipertensi untuk berhenti minum kopi secepatnya, karena kafein dalam kopi menyebabkan peningkatan tekanan darah. Konsultasikan dengan dokter , tetapi jika Anda menderita tekanan darah tinggi, kemungkinan inilah saatnya untuk menghentikan kebiasaan minum kopi selamanya.

Baca Juga :  Meski Bermanfaat untuk Tubuh Tapi Konsumsi Garam Ada Batasannya

2 Anda mengalami GERD
Kafein dapat memicu gejala refluks asam karena bekerja untuk mengendurkan sfingter esofagus bagian bawah, menyebabkan refluks asam lambung ke kerongkongan. Louloudia mengatakan asupan kopi, teh, dan soda (semua minuman berkafein) telah dikaitkan dengan peningkatan risiko gejala gastroesophageal reflux. Menghilangkan minuman berkafein adalah pedoman dari Asosiasi Gastroenterologi Amerika untuk manajemen GERD.

3. Anda mengalami insomnia atau kurang tidur
Karena kandungan kafeinnya yang tinggi, konsumsi kopi enam jam, atau kurang, sebelum tidur dikaitkan dengan efek mengganggu pada tidur dan peningkatan insomnia. Jika Anda tidak dapat sepenuhnya menghentikan kebiasaan minum kopi, maka ubah kebiasaan minum kopi menjadi lebih awal dan mengurangi ukuran porsi.

4. Anda mengalami gangguan kecemasan
Karena kandungan kafeinnya yang tinggi, minum terlalu banyak kopi dapat menyebabkan peningkatan gejala kecemasan termasuk jantung berdebar-debar, gemetar, sakit kepala, dan insomnia. Orang yang sudah hidup dengan gangguan kecemasan sangat sensitif terhadap efek negatif kafein ini.

5. Anda mengalami penurunan energi
Ivanir menjelaskan gejalanya termasuk sakit kepala, penurunan energi, penurunan kewaspadaan, suasana hati tertekan, atau gejala seperti flu. Gejala itu dapat memengaruhi kualitas hidup sehari-hari, sehingga Anda sulit berkonsentrasi pada pekerjaan atau menikmati tugas sehari-hari.

Baca Juga :  Biki Lezat dan Gurih, Ini Resiko Konsumsi Santan secara Berlebihan

6. Berat badan bertambah
Minum kopi menyebabkan rasa kenyang. Seringkali perasaan kenyang ini membuat Anda melewatkan waktu makan atau ngemil. Begitu perasaan kenyang itu hilang, perut Anda terasa kosong dan sering kali Anda merasa kelaparan. Hal itu menyebabkan banyak orang makan berlebihan saat makan berikutnya karena mereka sangat lapar.

7. Tak teratur menstruasi bagi wanita
Asupan kopi berlebih ini dapat memengaruhi siklus menstruasi Anda. Ahli diet kinerja untuk FWDfuel Sports Nutrition, Abby Vichill mengatakan beberapa orang yang mencoba menurunkan berat badan atau mengurangi kalori menggunakan kopi sebagai cara mengalihkan perhatian dari makan, menekan nafsu makan, atau menciptakan energi buatan.

Dia menjelaskan, kortisol secara alami sudah tinggi pada pagi hari, sehingga ketika Anda memiliki gula darah rendah karena tidak sarapan dan minum kopi, kortisol akan dipompa keluar dalam jumlah yang lebih tinggi. Ketika tubuh merasakan tingkat kortisol yang tinggi, otak memberi sinyal kepada tubuh bahwa dia dalam keadaan bahaya dan akan menghentikan reproduksi dalam upaya untuk tidak menempatkan janin yang sedang tumbuh dalam lingkungan yang stres.

www.republika.co.id

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com