Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Alhamdulillah, Perhatian untuk Jarno Mantan TKI Asal Wonogiri yang Buta dan Terlunta-lunta di Malaysia Terus Mengalir. Pemdes Mojoreno Sidoharjo Sudah Siapkan Rencana Pemberian Bekal Ketrampilan

Jarno (kanan) bersama Anggota DPRD Wonogiri Wawan Kristanto (kiri) dan Camat Sidoharjo Sarosa. Joglosemarnews.com /Aris Arianto

 

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Nasib seorang Jarno (45) mantan TKI atau Pekerja Migran Indonesia (PMI) kini semakin membaik. Dia tidak lagi hidup terlunta-lunta seperti ketika masih merantau di Malaysia.

Pun dia sudah tinggal di rumah sepupunya yang cukup layak di Desa Mojoreno, Kecamatan Sidoharjo, Wonogiri. Perhatian juga terus mengalir dari sejumlah pihak.

Sebelumnya pemerintah setempat beserta kalangan legislatif sukses memulangkan Jarno. Tidak berhenti sampai disitu, Jarno yang mengalami kecelakaan kerja hingga matanya buta sudah melakukan perekaman data e-KTP untuk menjadi warga Wonogiri.

Selanjutnya diupayakan memperoleh jaminan kesehatan melakui kartu KIS. Perhatian dari warga sekitar juga sangat besar.

Sementara Pemerintah Desa Mojoreno, Kecamatan Sidoharjo, Wonogiri juga sudah menyiapkan rencana untuk Jarno. Langkah itu sudah diamini pemerintah kecamatan sebagai antisipasi kemungkinan terburuk.

“Nanti Jarno akan kita arahkan untuk membuka panti pijat,” ungkap Kepala Desa Mojoreno, Kasno kepada wartawan, Rabu (14/4/2021).

Menurut dia, upaya tersebut sebagai bentuk kepedulian pemerintah desa terhadap nasib warganya. Terlebih, Jarno yang kini sangat membutuhkan bantuan. Namun begitu, rencana tersebut adalah antisipasi kemungkinan terburuk apabila pengobatan kedua mata Jarno tak membuahkan hasil.

“Saat ini baru terapi herbal. Tapi sudah ada perubahan. Nanti juga akan diupayakan pengobatan secara medis, tapi nunggu berkas-berkas adminduknya selesai dulu. Kemarin pihak kecamatan juga akan mengupayakan agar Jarno ini masuk DTKS sekaligus untuk pengobatannya agar bisa dikaver BPJS KIS,” ujar dia.

Kasno mengatakan, rencana membuka panti pijat sebagai bentuk penyiapan mata pencaharian Jarno ke depannya. Selain itu, ketika usaha panti pijat itu bisa berjalan dapat membantu ekonomi saudara sepupunya yang kini menampungnya.

“Itu kemungkinan terburuk.Yang jelas pemerintah desa siap memfasilitasi Jarno. Semisal bisa berjalan kan bisa membantu sepupunya,” ujar dia.

Lebih lanjut Kasno menambahkan, meski Paino bersedia menampung Jarno, namun pada dasarnya merupakan warga kurang mampu. Paino sendiri termasuk salah satu warga di Dusun Cungkrung, Desa Mojoreno yang masuk dalam DTKS. Bahkan, belum lama ini, dia mendapatkan bantuan RTLH.

Sebagaimana diwartakan, perjalanan hidup seorang Jarno (45), terbilang miris. Bagaimana tidak, hampir dua tahunan hidup terlunta-lunta saat menjadi TKI atau pekerja migran Indonesia (PMI) di Malaysia.

Saat di Negeri Jiran itu pria kelahiran
Dusun Cungkrung, Desa Mojoreno Kecamatan Sidoharjo, Wonogiri ini hanya mengandalkan makan dari belas kasihan temannya. Pasalnya dia dalam kondisi buta lantaran kecelakaan kerja.

Dia juga tidak mendapatkan gaji lagi dari tempatnya bekerja karena dianggap sudah tidak produktif. Bahkan dia diancam akan dibuang atau dilaporkan ke polisi di Malaysia oleh majikannya mengingat jalur kerjanya yang termasuk ilegal.

Beruntung dia akhirnya diselamatkan dan ditampung oleh sesama pekerja asal Indonesia. Happy endingnya, berkat upaya keras pemerintah desa, kecamatan, dan Pemkab Wonogiri serta legislatif Kota Sukses, pria bernama asli Jarno alias Tri Sujarno berhasil dipulangkan dan menetap di Dusun Cungkrung RT 1 RW 2 Desa Mojoreno Kecamatan Sidoharjo, Wonogiri. Aris

Exit mobile version