“Kita dadi pemimpin kudu luwih pinter karo anak buah. Kalau nggak pinter tenan ya etok-etok pinter. Jangan takut,” ujarnya dengan roman sedikit tersenyum.
Lebih lanjut, Bupati menegaskan bahwa semua pemimpin tidak salah ketika harus punya orang yang di belakangnya atau second liner.
Namun tidak berarti kemampuan pemimpin kemudian di bawah orang bayangan atau second liner itu.
“Sama, di belakang saya ada Pak Sekda. Ketika Pak Sekda nanti pensiun saya harus sudah siapkan orang. Jadi pemimpin jangan takut ditinggalkan, kalau seperti itu nanti kita jadi pemimpin akan kerdil. Mau begini takut ditinggal, takut enggak dipilih,” urainya.
Bupati menyampaikan menjadi pemimpin adalah anugerah yang tak semua orang mendapatnya. Karenanya ketika mendapat amanah dan anugerah itu, harus juga memiliki kekuatan.
“Awake dewe Kuwi wis entuk wahyu. Nggak semua dapat wahyu, kita punya kekuatan. Jangan takut dengan apapun. Mau ditinggal pensiun perangkat desa saja kok berurai air mata, wedi. Panganan opo kuwi. Heran saya,” tegasnya.
Untuk itulah, ia menambahkan bahwa tidak perlu takut. Yang terpenting apa yang dilakukan sudah sesuai aturan. Ia meyakini jika sudah sesuai koridor aturan, pasti akan ada jalan.
“Saya sampaikan aturan, lakukan. Pasti ada jalan kalau kita kerja dengan koridor yang benar,” tukasnya.
Sayangnya, Bupati tidak menyebut siapa sang Kades yang mewek itu. Ia memilih menyimpan rapat identitas dengan alasan hal itu adalah etika pimpinan yang tetap harus melindungi bawahan. Wardoyo
- Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
- Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
- Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
- Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com