“Ini memang peningkatan luar biasa, sebab tiap tahun biasanya tak sampai 100. Paling banyak 50. Nah, ini sedang kami selidiki penyebab mereka dikeluarkan dari sekolah. Apakah karena malas belajar ataukah faktor lain,” katanya kepada wartawan, Rabu (21/4/2021).
Dari segi jumlah, angka siswa SMP putus sekolah itu memang masih relatif sedikit jika dibanding total peserta didik jenjang tersebut.
Menurut Tarsa, jumlah siswa SMP di Karanganyar saat ini mencapai 30.000 anak. Dari angka 179 itu, mayoritas yang DO berasal dari sekolah swasta.
Hanya sedikit diantaranya bersekolah negeri. Justru kebanyakan di sekolah swasta. Berdasarkan pengalamannya, siswa putus sekolah itu rata-rata bukan karena biaya pendidikan mengingat adanya sekolah gratis.
Namun justru biasanya lebih ke pribadi anak yang malas belajar serta kurang dukungan orangtua.
“Karenanya kami tetap mengimbau para pelajar putus sekolah supaya melanjutkan pendidikan ke jalur nonformal atau kejar paket B,” jelasnya. Wardoyo
- Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
- Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
- Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
- Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com