Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Jaga Kemabruran, KBIH Mandiri Buka Program Haji Mandiri Peduli

Dok KBIH Mandiri

SOLO,  JOGLOSEMARNEWS.COM — Sebagai upaya menjalin silaturahmi dan meningkatkan tingkat kemrabruran haji, Yayasan Haji Mandiri sebagai lembaga penyelenggara Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umroh (KBIHU) Mandiri Surakarta, akan membuat program Haji Mandiri Peduli.

“Kami berharap, program ini akan
Mempererat kembali tali silaturahim antar alumni KBIH Mandiri. InsyaAllah alumni yang jumlahnya sudah ribuan sejak tahun 1987 hingga 2019, kita galang kembali dengan kegiatan bermanfaat untuk menjaga dan  meningkatkan tingkat kemrabruran haji mereka,” kata Ketua Yayasan Haji Mandiri, H Joko Riyanto saat memimpin rapat rencana peluncuran program baru itu di RM Bebek Nampol, Jalan A. Yani, Manahan, Solo.

Ia mengatakan, secara bahasa, mabrur berasal dari kata “al-birru”, yang artinya “kebaikan”. Ada pula yang menyebut bahwa mabrur berasal dari kata “barra yaburru barran” yang artinya “taat berbakti”.

Sedangkan haji mabrur,  sejumlah alim ulama memiliki difinisi yang berbeda, namun maknanya secara umum sama.

Salah satunya, seperti disampaikan Ibnu Hajar al Haitami bahwa: “Tanda haji mabrur atau diterimanya haji adalah meninggalkan maksiat yang dahulu dilakukan, mengganti teman–teman yang buruk menjadi teman–teman yang baik, dan mengganti majlis kelalaian menjadi majlis dzikir dan kesadaran.”

Menurut ustadz Joko Riyanto,  kemabruran perlu terus dipertahankan, dan bahkan harus ditingkatkan. Kemabruran itu tidak sebatas ketika berada di Tanah Suci, tetapi setelah kembali ke Tanah Air kemabruran harus dibawa, dijaga, dan ditingkatkan.

“Karena haji itu hakikatnya mengubah sikap mental, ketakwaan, perilaku dari setiap manusia muslim. Ketika sudah menunaikan ibadah haji maka ketika pulang dari tanah suci harus menjadi manusia baru, yaitu manusia teladan dan manusia yang peduli pada lingkungan dan membawa kebaikan-kebaikan,” kata ustadz Joko.

Dari berbagai referensi sejumlah ulama, ada tiga hal yang harus dipegang teguh dalam melestarikan kemabruan haji. Pertama peduli kepada orang miskin, kedua menebarkan kedamaian, ketiga tutur kata sopan, santun dan senantiasa peduli untuk bertindak kebaikan.

Rapat yang dihadiri Penasihat Yayasan H Sami’an dan H Thomas, Sekretaris Yayasan H Agus Indartono, Ketua Bidang Ekomomi H Arif Hakim dan sejumlah pengurus lainnya itu merupakan tindak lanjut dari Rakor, Jumat (16/4/2021), yang diselenggarakan di Gedung Mandiri Centre, Sumber, Solo.

Kala itu Rakor memutuskan pengurus akan terus berbenah agar kian mampu melayani para dhuyufurrahman (tamu Allah) semakin baik.

“Selama ini, kegiatan kita cenderung hanya fokus kepada penyelenggaraan manasik haji bagi jemaah calon haji. Padahal di AD-ART yayasan kita ini juga memiliki tanggung jawab menyelenggarakan kegiatan sosial kemasyarakatan. Karena itu gagasan menggalang alumni untuk ikut serta dalam berbagai amal ibadah di Haji Mandiri adalah ide yang baik,” tambahnya.

Sementara itu H Arif Hakim yang ditunjuk sebagai koordinator program baru itu menyampaikan bahwa program baru Haji Mandiri Peduli itu nantinya akan mengajak sebanyak mungkin alumni untuk ikut serta berkiprah, berkegiatan, beramal ibadah untuk kebaikan umat.

“Ini juga sebagai upaya menunjukkan eksistensi Yayasan Haji Mandiri sepanjang waktu, bukan aktif saat menjelang pemberangkatan haji,” kata Arif Hakim, seperti dikutip dalam rilisnya ke Joglosemsrnews.

Kegiatan sosial kemasyarakatan yang bernilai ibadah dan bisa menjadi upaya menjaga dan meningkatakan kemabruran haji itu antara lain berupa menyantuni anak yatim di panti asuhan, membantu kaum dhuafa, janda miskin, pondok pesantren/rumah tahfidz, membantu modal usaha produktif bagi mereka yang kurang berkemampuan, santunan guru TPA, marbot masjid, sumbangan air bersih/wakaf sumur, ambulan gratis dan masih banyak lagi.

“Nah kegiatan seperti itu, termasuk operasional yayasan, kegiatan bimbingan haji gratis tentu membutuhkan dana yang tidak sedikit. Karena itulah pentingnya dibentuk devisi fundrising yang bertujuan menggali dana infak, sedekah, dari para alumni,” papar H Arif Hakim.

Penggalian dana yang bersifat permanen atau setiap bulan itu, kata dia, bersifat sukarela. “Ini bernilai infak, dan sedekah, jadi bisa Rp 20.000, Rp 50.000, Rp 100.000 atau bahkan yang mampu Rp 500.000 atau Rp 1 juta. InsyaAllah ini menjadi tabungan akhirat. Semua dana akan dikelola secara amanah dan profesional,” kata Arif.

Menurut rancana, sebelum diluncurkan medio Juni 2021 mendatang, pengelola program baru itu menurut Arif akan melakukan sosialisasi dan meminta dukungan kepada sebanyak mungkin alumni.

“InsyaAllah dengan berbagai kegiatan yang kami rancang nanti benar-benar mampu menghidupkan ghiroh para alumni KBIH Mandiri untuk meningkatkan kemabruran haji mereka,” tambah Arif Hakim.  Suhamdani

Exit mobile version