Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Petani Sragen Jangan Kaget, Tim Pupuk Indonesia Ungkap Hasil Uji Tanah Persawahan di 10 Kecamatan. Mayoritas Kandungan Hara Sudah Tak Imbang, Begini Penjelasan dan Solusinya!

Para ibu saat menanam padi di lokasi demplot pupuk berimbang di Desa Sidoharjo, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Jumat (9/4/2021). Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Para petani di Sragen agaknya harus mulai berfikir untuk mengembalikan kesuburan tanah sawahnya.

Pasalnya hasil uji kandungan tanah yang dilakukan Pupuk Indonesia (PI) Holding Company menunjukkan mayoritas tanah persawahan di Sragen sudah banyak kehilangan unsur hara.

Fakta itu disampaikan Petugas Agronomis Tanah Wilayah Jateng I, Fandi Kurniawan Widodo saat hadir di Diskusi Petani tentang Demplot Pemupukan Berimbang dengan Phonska Organik Cair di Desa Sidoharjo, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Jumat (9/4/2021) pagi .

Ia mengatakan uji tanah di Sragen dilakukan sejak 22 Maret hingga 6 April 2021. Uji tanah dilakukan di 10 kecamatan denhan titik pengambilan sampel dilakukan di beberapa desa.

Hasilnya dari beberapa desa, kondisi umum tanah menunjukkan masam sampai agak basa.

“Rata-rata agak masam. Misalnya di Kecamatan Sidoharjo ini, cenderung masam sampai agak masam. Seperti tanah Pak Gunawan (Sekdes) ini, PH-nya 5,3 agak masam. Karena dibawah 5,5,” paparnya.

Fandi menguraikan tanah yang netral memiliki PH antara 6,5 sampai 7,4. Secara rinci, kondisi tanah rata-rata kandungan C organiknya rendah.

Kemudian kandungan N atau Nitrogen juga bervariasi mulai dari rendah sampai tinggi. Kondisi kandungan Phospat atau P juga bermacam-macam.

“Di wilayah Sidoharjo ini, rata-rata kandungan Phospat masih sedang, Kalium atau K dari rendah sampai tinggi. Ada 5 parameter yang kita ujikan,” terangnya.

Atas kondisi itu, Fandi menyampaikan untuk mengembalikan kesuburan tanah, maka saran dari PI adalah dengan tetap memakai pupuk berimbang. Baik pupuk yang organik maupun non organik.

“Baik yang berbentuk padat maupun sekarang yang cair. Kemudian tanah rata-rata pada musim hujan agak masam. Petani hati-hati, bisa dinetralkan dengan kapur pertanian. Pada saat musim kering Insyaallah PH bisa agak naik,” tukasnya.

Kondisi itu dibenarkan oleh petani. Salah satu perwakilan kelompok tani asal Sidoharjo, menyampaikan bahwa PH atau tingkat keasaman tanah di wilayahnya memang cenderung tinggi.

Hal itu diduga karena pengolahan tanah tidak sempurna dan pembusukan jerami pasca panen juga tidak terurai sempurna.

Perwakilan Poktan Desa Singopadu, Suratmin juga mengamini hasil uji tanah yang cenderung masam itu. Menurutnya hal itu ia alami dari tanaman padinya ketika sudah umur 15 hari dan berubah menjadi merah mengering setelan dipupuk.

“Padahal sebelum saya pupuk, tanaman bagus sehat. Setelah saya pupuk malah merah dan nggak sehat. Keadaaan seperti memang asam-asam. Mungkin memang jerami belum busuk sempurna tapi sudah ditanami,” tukasnya.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sragen, Eka Rini Mumpuni Titi Lestari mengaku berterimakasih atas penelitian PI tentang kondisi tanah di Sragen.

Ia menyampaikan dari hasil uji menunjukkan kandungan organik Phospat, Nitrogen dan Kalium pada umumnya memang rendah.

“PH-nya lebih dari 7 hampir mendekati 8.
Melihat tanah kita sepertinya ke arah basa. Itu bisa meenurunkan ketahanan tanaman dan produktivitas. Makanya unsur yang dibutuhkan organik. Kita tetap gunakan pupuk an organik tetapi harus disubsititsi dengan pupuk organik agar berimbang,” katanya. Wardoyo

Exit mobile version