
BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM –Tradisi arak-arakan sapi dalam perayaan Syawalan di Desa Sruni, Kecamatan Musuk, Kamis (20/5) pagi digelar sangat sederhana. Hanya ada beberapa warga membawa sapinya keliling kampung.
Ini adalah kedua kalinya tradisi arak- arakan sapi digelar sederhana. Tradisi tersebut rutin dilakukan warga di lingkup RW 04, Dukuh Mlambong, Rejosari dan Gedongsari, Desa Sruni.
Tradisi ini dilaksanakan setiap tahun sekali, digelar di akhir perayaan Lebaran atau di H + 7 Lebaran.
Yaitu bertepatan dengan kupatan atau syawalan. Oleh masyarakat setempat juga biasa disebut bakdo kupat dan bakdo sapi. Bahkan warga juga memberi makan sapi dan ternak seperti kambing miliknya dengan ketupat hasil olahan sendiri.
Meskipun demikian, ada beberapa peternak yang tetap menggelar ritual. Yaitu dengan menggiring ternak keliling kampung.
“Hanya ada tiga puluhan ekor sapi dibawa keliling kampung. Padahal, biasanya mencapai ratusan ekor lebih bahkan kambing juga ikut diarak,” ujar Jupri (41) warga setempat.
Biasanya ritual tersebut sangat meriah. Bahkan, juga mampu menarik perhatian wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Sebelum ternak dikirabkan, diawali dengan kenduri di jalan tengah kampung.
Warga lainnya, Ragil (42), menambahkan tradisi bakdo sapi tahun ini memang tidak seperti tahun- tahun sebelumnya, karena sedang ada wabah virus Corona. Diakui, warga tetap menggelar kupatan di lingkungan masing-masing secara sederhana.
“Perayaan digelar sederhana, jadi tidak ada perayaan seperti tahun lalu,” ujarnya.
Dia tahun lalu, perayaan tradisi syawalan atau bakdo sapi di wilayah ini berlangsung meriah. Ratusan ekor sapi milik warga diarak keliling kampung secara bersama-sama. Warga juga membawa gunungan ketupat.
“Ritual ini sebagai bentuk ucapan syukur karena tenak gemuk dan sehat dan mampu membawa kemakmuran bagi warga,” lanjutnya. Waskita