Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Pakai Anggaran 1,8 Miliar ini Daftar Penerima Proyek Padat Karya Tunai Alias Cash For Work di Wonogiri, Pekerja yang Ikut Proyek Bisa Terima 73 sampai 90 Ribu Perhari

Peluncuran proyek padat karya tunai alias cash for work program KOTAKU di Wonogiri. Joglosemarnews.com/Aris Arianto

 

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Tahun ini Wonogiri mendapatkan program Padat Karya Tunai atau cash for work (CFW) melalui program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku).

Anggaran yang digelontorkan mencapai Rp 1,8 miliar. Sementara pekerja yang ikut proyek tersebut bisa mendapatkan upah antara Rp73.000-90.000 perhari.

Proyek CFW Kotaku dilaunching di Arena Kolam Keceh Desa Bulusulur, Kecamatan Wonogiri, Rabu (5/5/2021).

Bupati Wonogiri Joko Sutopo berharap kemanfaatan program ini menjadi solusi masyarakat. Karena dilakukan di tengah pandemi.

“Tapi saya minta masyarakat jangan kendor, kencangkan prokesnya,” terang Bupati Wonogiri Joko Sutopo kepada wartawan di Wonogiri.

Menurut Bupati, program dari Kementerian PUPR itu bertujuan untuk mengatasi dampak pandemi COVID-19 di masyarakat. Untuk program itu, Wonogiri digelontor dana alokasi sebesar Rp1,8 Miliar.

Dana itu nantinya digunakan untuk kegiatan padat karya di enam desa atau kelurahan. Di antaranya Kelurahan Wuryorejo, Kelurahan Wonoboyo, Kelurahan Giriwono, Desa Pokoh Kidul, Desa Bulusulur dan Desa Sendang.

“Harapannya, dengan program ini menjadi solusi, sehingga bisa berdampak pada aspek ekonomi, insfrastruktur dan tentunya masyarakat bisa mendapat penghasilan tambahan,” bebernya.

Sementara itu, warga setempat, Surip mengaku mengikuti program CFW lantaran selama pandemi ini jarang bekerja. Pria yang berprofesi sebagai buruh serabutan ini menuturkan, setidaknya dengan mengkuti program padat karya ini dirinya mendapatkan penghasilan tambahan.

Di desanya, ada dua kegiatan yang dilakukan secara padat karya. Seperti kegiatan pembangunan infrastruktur dan bersih-bersih lingkungan. Pembangunan infrastruktur yang dilakukan di beberapa lokasi berupa pembuatan saluran air atau drainase dan cor rabat.

“Sudah sepakan. Lumayan, per harinya diberi upah Rp 73.100, itu kenek, kalau tukang Rp 90 ribu perharinya. Langsung dibayar usai bekerja,” jelasnya.

Tamin warga setempat menambahkan, bahwa ia masih semangat bekerja dan mengikuti kegiatan padat karya. Hampir satu tahun ia menganggur atau tidak bekerja akibat pandemi COVID-19. Aris

Exit mobile version