JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Pupuk Indonesia Umumkan Kuota Pupuk Bersubsidi Sragen Tanpa SP-36 dan ZA. Hasil Penelitian Tanahnya Kebanyakan Phospat, Penebusan Masih Bisa Manual!

Wijaya Laksana. Foto/Wardoyo
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – PT Pupuk Indonesia (PI) menyampaikan stok pupuk bersubsidi untuk alokasi musim tanam II di Sragen, sudah tersedia. Namun tidak ada pasokan untuk jenis SP-36 dan ZA pada alokasi tahun 2021 ini.

“Alokasi berdasarkan Kementan sudah turun. Untuk tahun 2021 ini jenis SP-36 dan ZA untuk Sragen tidak ada. Khusus tanaman pangan,” papar SPV Holding PI, Wijaya Laksana di hadapan wartawan di Sragen, kemarin.

Tidak adanya kuota SP-36 dan ZA itu berdasarkan hasil rekomendasi dari penelitian Balitbang. Di mana hasil penelitian diklaim tanah di Sragen kebanyakan kandungan unsur Phospat.

“Karena kebanyakan Phospat, nanti akhirnya dipupuk banyak pun nggak ada efek apa-apa,” terangnya.

Ia menyatakan bahwa stok pupuk subsidi lini III (distributor) di Jawa Tengah sebesar 104.000 ton.

Rinciannya, jenis Urea 48.000 ton, NPK Phonska 16.000 ton, SP-36 13.000 ton, ZA 16.000 ton, dan organik 11.000 ton.

Dari jumlah tersebut, stok pupuk subsidi yang ada di Sragen mencapai 8.319 ton. Jumlah ini melebihi tujuh hingga delapan kali lipat dari stok minimum ketentuan pemerintah sebesar 1.082 ton.

Baca Juga :  Polda Jateng Gunakan Helikopter Untuk Pengecekan Persiapan Mudik Lebaran 2024 Dan Mendarat di Polres Sragen Cek Kesiapan Anggota

“Rinciannya adalah, pupuk Urea 3.932 ton, NPK Phonska 1.164 ton, SP-36 1.163 ton, ZA 718 ton, dan pupuk organik Petroganik 1.342 ton. Jadi stok yang ada sekarang untuk Sragen bisa dibilang surplus hampir 7 sampai 8 kali lipat,” paparnya.

Wijaya menguraikan dalam penyaluran pupuk bersubsidi, Pupuk Indonesia turut memanfaatkan teknologi digital. Hal itu dimaksudkan untuk memastikan bahwa alokasi pupuk tersalurkan sesuai dengan kuota dan ketentuan.

Seperti penerapan Distribution Planning and Control System (DPCS) untuk merencanakan dan memantau distribusi secara real time.

Web Commerce (WCM) untuk penebusan pupuk secara online, Aplikasi Gudang (APG) untuk mengetahui stok di gudang secara real time, dan sebagainya.

“Sehingga semua terekam secara digital dan mudah untuk menelusurinya. Kami juga menempatkan 612 petugas lapangan ke berbagai daerah yang rutin berkoordinasi dengan dinas pertanian dan perdagangan, distributor, hingga kios di wilayahnya,” urainya.

Jika ada isu-isu pupuk langka, menurutnya hal itu perlu dicermati. Apakah benar langka atau memang kuota yang dialokasikan sudah habis terdistribusi.

Baca Juga :  Ramadhan di Sragen: Patroli Gabungan Samapta Polres Sragen dan Polsek Cegah Balap Liar dan Knalpot Brong

Sebab dari beberapa kasus isu langka yang pernah ditindaklanjuti, ternyata kebanyakan dari petani yang kesulitan menebus karena terkendala kartu tani.

“Rata-rata yang kesulitan nebus itu karena belum daftar. Lalu ada juga yang pupuknya sebenarnya sudah terdistribusi dan kuotanya sudah habis. Jadi kalau pengertian langka pasti akan kami tindaklanjuti, apakah ada persoalan pada distribusi atau karena kuotanya sudah habis,” jelasnya.

Stok yang tersedia itu dipastikan bisa memenuhi kebutuhan untuk 4 bulan ke depan atau di MT 2. Itu pun ia menjamin ketersediaan dan distribusi mengalir terus.

“Setiap hari ada penebusan untuk pengambilan barang,” urainya.

Lebih lanjut Wijaya menyebutkan untuk mendapatkan pupuk subsidi, syarat atau ketentuan yang ditetapkan oleh Kementerian Pertanian.

Yakni petani wajib tergabung dalam kelompok tani, menggarap lahan maksimal dua hektar, menyusun Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK), dan untuk wilayah tertentu menggunakan Kartu Tani.

“Apabila belum memiliki Kartu Tani, petani masih dapat menebus pupuk subsidi secara manual. Dengan bantuan petugas penyuluh lapangan atau PPL dari dinas pertanian setempat,” tandasnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com