Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Ulang Tahun ke-51, Gubernur DKI Anies Baswedan Diam-diam Dapat Kado Istimewa dari Sragen. Persembahan Pengusaha Nasional Asal Sragen, Ada Kata Kemenangan 2024!

Bangunan joglo megah milik pengusaha nasional kelahiran Sragen, Billy Haryanto (kiri) didesain sebagai Joglo Kemenangan Anies Capres 2024 yang dipersembahkan untuk kado Ultah ke-51 Gubernur DKI Anies Baswedan (kanan). Foto/Istimewa

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan yang akrab disapa Anies Baswedan hari ini tepat menapaki usia 51 tahun.

Di hari Ultahnya kali ini, Gubernur kelahiran Kuningan, Jawa Barat 7 Mei 1969 silam itu mendapat kado menarik.

Bukan dari pejabat atau tokoh di wilayah dia memimpin yakni di Ibukota Jakarta. Namun hadiah istimewa itu justru datang dari sebuah kabupaten kecil di Jawa Tengah.

Ya, Anies yang menjabat Gubernur DKI 2017-2020 itu mendapat kado istimewa dari salah satu pengusaha kenamaan asal Sragen, Billy Haryanto.

Kado untuk Ultah ke-51 Anies itu berupa sebuah bangunan Joglo di kompleks pergudangan dan GOR milik pengusaha yang akrab disapa Billy Beras itu.

Bangunan Joglo megah yang terletak di Masaran Sragen itu oleh Billy, sengaja dipersembahkan sebagai hadiah Ultah ke-51 Anies. Joglo itu didesain sebagai Joglo Kemenangan Anies Capres 2024 lengkap dengan spanduk di depan dan di ruangan.

“Iya, Joglo Kemenangan yang saya buat itu saya persembahkan untuk hadiah Pak Anies yang berulangtahun ke-51 hari ini. Mudah-mudahan sehat dan sukses selalu serta makin dicintai rakyat,” papar Billy kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Jumat (7/5/2021).

Pengusaha yang duduk sebagai Wakil Ketua Umum Paguyuban Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) DKI Jakarta itu menyampaikan Joglo Kemenangan untuk Anies itu dipersembahkan sebagai hadiah paling manis dari Sragen.

Hal itu sebagai wujud apresiasi dan dukungannya terhadap kinerja Anies yang dianggap berhasil mengemban amanah memimpin DKI 2017 hingga 2021 ini.

“Salah satu indikator yang paling dirasakan masyarakat adalah stabilnya harga sembako di DKI hingga saat ini. Sejak dipimpin Pak Anies harga sembako relatif stabil dan tidak ada gejolak. Sehingga iklim usaha juga relatif positif,” ucap Billy.

Billy yang juga menjabat sebagai Dewan Penasehat PBSI pusat itu sangat berharap di sisa masa jabatannya, Anies bisa menjaga performa kinerjanya lebih baik lagi.

Sehingga bisa makin memajukan Jakarta di segala sektor dan meningkatkan kepercayaan dari warga DKI. Sebagai pengusaha, ia memandang Anies sudah menunjukkan kinerja positif.

Hal itu pula yang membuatnya secara spesifik berani mendukung Anies agar maju ke Pilpres 2024.

“Terlebih elektabilitas Pak Anies sejak kunjungan menyerap beras di beberapa daerah termasuk ke Sragen kemarin, terus meningkat. Saya yakin Beliau punya kans besar di 2024. Kalau sudah urus tiketnya dan bisa maju, feeling saya Pak Anies bisa mengikuti jejak Gubernur Jakarta sebelumnya (Joko Widodo). Joglo kemenangan itu nanti sudah siap untuk Pak Anies,” tandas Billy.

Meningkatnya elektabilitas itu terungkap dari hasil survei Litbang Kompas yang dilansir Selasa (4/5/2021) kemarin.

Hasil survei menunjukkan Anies berada di posisi ketiga di bawah Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto.

Nama Anies juga mengungguli Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo dengan selisih 3 persen. Anies di angka 10 persen sedang Ganjar di angka 7 persen.

Langkah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswesdan blusukan ke daerah sentra-sentra beras untuk memenuhi kebutuhan beras di DKI, juga dipandang positif dari kacamata pengamat.

Pengamat politik sekaligus dosen Universitas Sebelas Maret (UNS) Pujiyono menyebut, langkah Anies terjun menyerap beras dari daerah itu seakan menyentil kebijakan pemerintah pusat terkait rencana impor beras.

“Dalam konteks ini (langkah Anies) seperti antitesis dari kebijakan pusat soal impor beras. Anies membuat antitesis yang memanfaatkan dalam negeri salah satunya dengan memaksimalkan beberapa daerah penghasil beras seperti Cilacap, Sragen dan Ngawi. Jadi secara kebijakan saya nilai positif,” ujar Pujiyono, saat dihubungi JOGLOSEMARNEWS.COM , Selasa (4/5/2021).

Menurut Pujiyono, dilihat dari berbagai sudut pandang, impor beras adalah kebijakan yang kurang tepat di saat produksi dalam negeri sudah bisa memenuhi kebutuhan.

Ia memandang, Anies melihat ini sebagai isu yang populis, karena masyarakat memandang rencana impor beras ini melukai rasa keadilan masyarakat.

“Anies menutup itu dengan antitesis yang luar biasa dengan memanfaatkan jejaring pemerintah daerah, dengan mengisi kuota kebutuhan pangan di ibukota dengan bekerjasama dengan Sragen dan daerah lain,” terangnya.

Langkah Anies tersebut, lanjut Pujiyono, sejalan dengan harapan dan keinginan masyarakat. Sehingga wajar jika hal ini akan mampu mendongkrak elektabilitas Anies di mata masyarakat.

“Langkah Anies itu sejalan dengan harapan petani, sehingga wajar karena ini isinya populis kemudian elektabilitasnya meningkat,” kata dia.

Pujiyono menyebut, apa yang dilakukan Anies sebenarnya bisa dilakukan oleh pejabat lain yang namanya juga beredar di bursa calon presiden. Namun, Anies memiliki keunggulan karena lebih dulu menangkap peluang ini.

“Keunggulan orang yang menjabat itu bisa memaksimalkan banyak kebijakan, termasuk Pak Anies ini kebijakannya sebenarnya baik, bahkan menurut saya out of the box. Itu bagus, apa yang tidak dipikirkan oleh daerah lain atau bahkan pusat sekalipun, itu yang kemudian dilakukan oleh Anies,” urainya.

Pujiyono menilai wajar jika setiap kebijakan Anies banyak dikaitkan dengan Pilpres 2024.

Pasalnya, nama Anies sejak awal sudah mencuat dalam bursa capres 2024 bersama sejumlah tokoh seperti Ganjar Pranowo dan Tri Rismaharini.

“Jangankan Anies, siapapun bisa melakukan itu. Pak Anies, Pak Ganjar, Bu Risma dan semua yang sekarang saat ini menjabat, kemudian dikaitkan dengan persiapan (Pilpres) 2024, dimana Pak Jokowi sesuai konstitusi tidak bisa mencalonkan lagi,” ungkapnya.

Namun, Pujiyono menambahkan, perlu disadari bahwa Anies adalah tokoh non-partai. Sehingga peluang Anies tetap tak bisa dilepaskan dari dukungan partai.

“Kuncinya 20 persen kursi partai. Nah, Anies ini sosok non partai, dia tidak pemegang kunci seperti ketua partai yang lain. Sehingga itu tidak bisa ditentukan oleh Anies sendiri, tetapi juga bagaimana para ketua partai mengarahkan partainya di menjelang Pilpres,” tandasnya. Wardoyo

Exit mobile version