Beranda Daerah Sragen Geregetan Pengunjung Berhamburan Lari Saat Hendak Diswab, Bupati Sragen Ancam Tutup Kuliner...

Geregetan Pengunjung Berhamburan Lari Saat Hendak Diswab, Bupati Sragen Ancam Tutup Kuliner Taman Kartini dan Nimas. Sebut Crowded dan Abaikan Prokes, Pengelola Diberi Peringatan Keras!

Petugas DKK melakukan swab ke salah satu pengunjung sentra kuliner Taman Kartini Sragen yang banyak terjadi kerumunan pengunjung dan abai prokes, Sabtu (5/6/2021) malam. Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati dibuat kesal dan geregetan saat memimpin kegiatan swab antigen gratis ke lokasi sentra kuliner Taman Kartini dan Night Market Sukowati (Nimas), Sabtu (5/6/2021).

Pasalnya, banyak pengunjung yang berhamburan kabur dan lari ketakutan saat ditawari melakukan swab antigen oleh petugas.

Situasi crowded atau kerumunan pengunjung yang sebagian besar mengabaikan protokol kesehatan dan jaga jarak, membuat orang nomor satu di Pemkab Sragen itu pun melontarkan ancaman.

“Saya sudah ingatkan tadi ke pengelola Nimas dan kuliner Taman Kartini kalau tidak mematuhi aturan prokes, saya tutup. Karena situasi tadi memang crowded (kerumunan), banyak yang nggak prokes dan tidak jaga jarak,” papar Bupati kepada JOGLOSEMARNEWS.COM seusai kegiatan.

Bupati Yuni menyampaikan pihaknya tak main-main terkait pusat keramaian yang tidak mematuhi aturan prokes.

Apalagi saat hendak diswab gratis, sebagian besar pengunjung di Taman Kartini malah ketakutan dan kabur menghindari petugas. Hal itu menambah geram bupati dan tim DKK yang rela malam-malam melakukan swab antigen.

“Tadi memang ada ketakutan dari warga pada saat kami datang di Taman Kuliner Kartini. Tadi semua berdiri meninggalkan tempat dan tadi saya pesankan pada pengelola tempat di sana bahwa prokes harus dipatuhi. Kalau tidak saya tutup,” tegasnya.

Baca Juga :  SMK Negeri 1 Plupuh Sragen Gembleng Mental dan Karakter Siswa Tangguh Bertajuk Jalan Ninja SKANIP Melalui Penyebaran Sepuluh Kebijakan

Lebih lanjut, Bupati menyampaikan prokes mutlak harus ditaati oleh semua pedagang maupun pengunjung. Semua pedagang harus pakai sarung tangan dan pakai masker dalam melayani.

Sebab dari pantauannya, banyak sekali pedagang yang abai. Pun dengan pengunjung juga tak boleh menanggalkan masker serta wajib menjaga jarak tanpa berkerumun.

“Tadi banyak sekali yang abai. Tadi juga saya sampaikan ke ketua paguyuban untuk selalu mengingatkan pakai pengeras suara. Dan kalau situasi crowded seperti itu harus dibubarkan,” jelasnya.

Pengelola diminta tegas mengingatkan pengunjung dan dalam situasi crowded, sistemnya harus diganti.

Pengunjung yang makan di lokasi tidak dibolehkan berlama-lama sehingga bisa bergantian dengan pengunjung yang lain agar tak terjadi kerumunan.

“Makan selesai pulang dan tidak nongkrong berlama lama. Supaya yang lain bisa gantian untuk masuk. Tadi saya sampaikan peringatan keras pada ketua paguyuban kalau tidak bisa menjaga saya akan tutup itu Taman Kartini karena tidak konsisten pedagang sama pengunjung juga sama ketika dilakukan swab malah semuanya lari,” tandasnya.

Bupati menyayangkan kesadaran masyarakat yang masih sangat kurang dalam mematuhi prokes.

Padahal saat ini Pemkab sedang berjibaku melakukan pengendalian melalui PPKM dengan harapan angka covid-19 bisa menurun dan aktivitas ekonomi tetap jalan.

Baca Juga :  Puluhan Warga Desa Ngargosari Sumberlawang Sragen Berburu Entung Jati, Dimasak Rica-Rica hingga Dijual Mentah Rp15.000 per Gelas

Bupati menegaskan kegiatan swab antigen di beberapa lokasi keramaian itu juga sekaligus menjawab pertanyaan masyarakat di desa soal swab di hajatan.

“Ini menjawab pertanyaan katanya kalau orang punya hajat aja di oprak-oprak. Lho ini siapa bilang tidak di oprak- oprak kita semua harus penuh kesadaran mana yang bisa dikendalikan. Bahwa mengendalikan covid 19 itu membutuhkan seni tersendiri. Karena ekonomi harus tetap berjalan tapi covid-18 harus tetap ditekan. Inilah salah satu cara bagi kami untuk bisa tetap menjalankan roda perekonomian dan masyarakat tetap mematuhi prokes,” pungkasnya. Wardoyo