Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Berkat Pendampingan Polisi, Petani di Tanon Sragen Ini Sukses Raup Rp 35 Juta dari Budidaya Melon. Semua Kebutuhan Disuplai, Untungnya Berlipat Dibanding Padi!

Kanit Dikyasa Polres Sragen, Ipda Sigit Krisyanto saat hadir dalam panen raya melon hasil program pendampingan Polantas Masuk Desa di Kricak, Padas, Tanon, Selasa (22/6/2021). Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Seorang petani asal Desa Padas, Kecamatan Tanon, Winarsih (38) sukses meraup untung besar dari keputusannya hijrah dari kebiasaan menanam padi menjadi melon.

Berkat pendampingan dari polisi Lantas Sragen, petani wanita yang berdomisili di Dukuh Kricak RT 10 itu meraup pendapatan hampir Rp 35 juta dari hasil budidaya melon di lahan seluas 1.000 meter persegi miliknya.

Tanaman melon itu dipanen pada Selasa (22/6/2021). Panen raya melon itu dihadiri langsung oleh Kanit Dikyasa Polres Sragen, Ipda Sigit Krisyanto.

Ipda Sigit adalah penggagas program Polantas Masuk Desa yang memberi pendampingan selama budidaya.

“Hari ini panen, kemarin kita tanami sekitar 2500 bibit. Hasilnya bagus, melonnya besar dan rasanya manis. Ini bobot perbuah bisa 2 kg. Kalau dihitung, total dapatnya sekitar 7 ton. Dengan harga jual Rp 5.000, dapatnya total Rp 35 juta,” papar Winarsih ditemui di lahannya.

Ia menuturkan tertarik membudidayakan melon karena ingin merubah pola pertanian dan menambah penghasilannya.

Sebab jika hanya ditanami padi, satu petak sawah 1.000 meter miliknya itu paling banter hanya menghasilkan 7-8 kuintal atau Rp 3,5 juta. Harga padi saat panen ini hanya berkisar Rp 3.500 sampai Rp 4.000 perkilogram.

Selain itu adanya pendampingan dari Polantas Masuk Desa dirasa sangat membantunya dalam membudidayakan melon.

“Kalau ditanami padi hasilnya cuma segitu-segitu saja. Panenannya juga nunggu 3 bulan. Kalau melon 2 bulan sudah bisa panen. Makanya Alhamdulillah kami sangat senang didampingi Pak Polantas ini. Kami sangat terbantu, kalau ada kesulitan ada pendampingan,” terangnya.

Foto/Wardoyo

Sekadar tahu, program pendampingan yang dilakukan Polantas itu tidak hanya soal teknik budidaya saja. Petani mitra juga dipasok kebutuhan mulai dari benih, saprodi, obat-obatan, pupuk hingga bantuan penjualan pasca panen.

Kebutuhan itu dipasok oleh kios saprodi milik Hartono, warga Godang, Desa Kecik, Tanon yang digandeng dalam program ini.

Hartono menyampaikan senang bisa bermitra dengan program Polantas Masuk Desa. Menurutnya lewat kemitraan itu, dirinya bisa membantu mengajak petani untuk lebih maju dalam budidaya pertanian.

Sehingga mereka tidak hanya terpaku menanam padi, tetapi bisa lebih bervariasi ke komoditas yang nilai ekonomisnya lebih tinggi. Seperti bawang merah, melon dan cabai.

“Tidak menutup kemungkinan nanti kita berdayakan tanaman lain. Ini juga penting untuk menguatkan ekonomi petani dan ketahanan pangan. Mereka kita ajak menanam komoditi yang hasilnya lebih menjanjikan seperti melon ini. Kalau masih pemula kita dampingi sampai penjualan dan kita carikan pembeli yang harga tinggi,” terangnya.

Ipda Sigit saat membantu memikul melon hasil pendampingan Polantas Masuk Desa. Foto/Wardoyo

Sementara, Ipda Sigit, perintis Program Polantas Masuk Desa menyampaikan program itu merupakan inovasinya dalam membantu masyarakat di desa utamanya petani. Bentuk pendampingan diberikan dari awal penanaman sampai panen.

Untuk menjalankan program itu, dirinya menggandeng distributor saprodi Pak Hartono selaku penyedia pupuk dan obat-obatan.

Implementasinya, petani mitra akan disuplai kebutuhannya dan didampingi pemeliharaan, jika sudah panen keuntungan sepenuhnya milik petani.

“Jadi selain penyuluhan Kamseltibcar lantas, kita kita memberikan pendidikan ke desa-desa lewat pertanian. Ini inovasi bagaimana kita bisa membantu meningkatkan ekonomi petani karena masa pandemi memang sulit. Yang awalnya hanya padi-padi, kita coba variasi menanam melon yang hasilnya ternyata lumayan bagus,” ujarnya.

Sejauh ini, sudah ada banyak petani yang digandeng dalam program Polantas Masuk Desa. Menurut Sigit, dirinya sudah memberikan pendampingan di Pelemgadung, Sumberlawang, Pagak dan beberapa wilayah luar kota.

“Kita terbuka dan siap membantu petani yang mau gabung. Alhamdulillah, rata-rata di atas 80 persen yang kita dampingi berhasil. Hasilnya semua milik petani. Kita hanya mbantu saja. Karena bagi saya suatu kebahagiaan bisa ikut serta membantu petani,” terangnya. Wardoyo

Exit mobile version