SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kasus covid-19 Sragen kembali mengalami peningkatan fantastis. Hari Jumat (25/6/2021), angka kasus covid-19 kembali meledak mencatatkan rekor dengan penambahan sebanyak 202 kasus positif dalam sehari.
Ledakan itu menjadi rekor baru penambahan terbanyak sepanjang sejarah covid-19 di Bumi Sukowati.
Tambahan 202 kasus itu sekaligus memecahkan rekor sebelumnya penambahan 180 kasus sehari kemarin, Kamis (24/6/2021).
“Hari ini ada penambahan 202 kasus terkonfirmasi positif covid-19. Ada lima pasien meninggal dunia. Ini menjadi penambahan harian terbanyak sejauh ini,” papar Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Sragen, Tatag Prabawanto, Jumat (25/6/2021).
Tatag menyampaikan ledakan sporadis hari ini mayoritas disumbang oleh klaster keluarga. Klaster penularan di lingkungan keluarga masih menjadi faktor kasus paling dominan sampai hari ini.
“Klaster keluarga masih paling banyak,” tuturnya.
Menurutnya, ledakan 202 kasus itu tersebar di 20 kecamatan. Belum bisa dipastikan apakah tambahan fantastis itu mengindikasikan varian baru atau tidak.
Sebab hasil uji lab terhadap beberapa sampel yang dikirim ke Balitbangkes, hingga kini masih belum keluar.
Meski meledak ratusan, ia memastikan mayoritas pasien positif hari ini dalam kondisi asimptomatis atau tanpa gejala. Mereka akan diisolasi terpusat di Technopark Sragen.
Kapasitas Technopark juga dipastikan masih bisa menampung lantaran saat bersamaan, hari ini ada 40 pasien positif yang berhasil sembuh dan meninggalkan Technopark.
Selain itu, hari ini tadi, kapasitas Technopark juga sudah ditambah menjadi 500 bed atau tempat tidur.
“Kapasitas Technopark masih memadai. Karena hari ini ditambah jadi sekitar 500 bed. Yang pulang karena sudah sembuh hari ini sekitar 40 pasien,” terangnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen, Hargiyanto menyampaikan dari 202 kasus baru hari ini, mayoritas memang merupakan klaster keluarga.
Klaster keluarga menjadi penyumbang terbesar karena penularannya memang sangat mudah dan relatif kurang disadari.
“Paling banyak klaster keluarga. Mengapa? Karena kadang dalam keluarga itu kurang menyadari penerapan protokol kesehatan. Karena merasa dengan keluarga sendiri kadang di rumah tidak pakai masker. Lalu pas makan bersama kumpul sampai berbicara,” terangnya.
Untuk menekan klaster keluarga, ia mengimbau masyarakat tetap waspada dan meningkatkan protokol kesehatan meskipun di dalam rumah. Selain jaga jarak, ia mengimbau jika sedang kumpul atau makan bareng, disarankan untuk tidak sambil berbicara.
“Kalau makan bareng jangan sambil ngomong. Makan dulu, kalau selesai baru ngomong dan usahakan selalu pakai masker serta cuci tangan dan jaga jarak,” tandasnya. Wardoyo