Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Innalillahi, Syok Tahu Anaknya Ternyata Tewas Dibunuh, Ayah Pendekar PSHT Asal Karanganyar Langsung Drop dan Meninggal Dunia. Keluarga Sebut Almarhum Sosok Pekerja Keras

Suasana otopsi jasad Ridwan, pendekar PSHT yang menjadi korban pembunuhan / Foto: Beni Indra

KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kabar duka kembali menyelimuti keluarga almarhum Ridwan (19), pendekar PSHT asal Dusun Brongkol RT 01/10 Desa Kwangsan, Jumapolo, Karanganyar yang menjadi korban pembunuhan pada 16 Mei 2021 silam.

Usai kehilangan sang anak, keluarga itu juga harus menerima kenyataan pedih usai ayah kandung korban, K (55) menyusul meninggal dunia.

Pria paruh baya itu meninggal pada Jumat (18/6/2021) lali usai drop mendengar anaknya menjadi korban pembunuhan dan makamnya dibongkar untuk diotopsi.

K mengembuskan nafas terakhirnya di RS PKU Muhammadiyah Karanganyar dengan hasil swab dinyatakan positif terpapar covid-19.

“Beliau meninggal Jumat malam pukul 22.30 WIB, dimakamkan Sabtu jam 05.00 WIB pagi. Pemakamannya nggak boleh diantar karena dinyatakan covid-19. Padahal nggak ada riwayat penyakit penyerta apapun,” ujar Sumarti, kerabat almarhum kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , kemarin.

Ia menceritakan K sebelumnya tidak ada riwayat sakit apapun. Sebelum kemudian kaget dan syok begitu mengetahui putra tercintanya meninggal dikeroyok dan dibunuh.

Saat mendengar fakta dan jenazah anaknya dibongkar, K kemudian mengeluh pusing dan tensinya langsung naik hingga 200.

“Dari awal sebenarnya memang tidak dikabari kalau meninggalnya seperti itu (dibunuh). Karena njaga psikologinya juga karena pas kejadian beliaunya masih di Jakarta. Baru kemarin pas makam dibongkar itu, dengar cerita sebenarnya. Tiba-tiba habis makam anaknya dibongkar, jam 11.00 WIB pagi itu dia sempoyongan dan lemes. Lalu diantar ke rumah sakit PKU sebelum kemudian meninggal. Mesakne kalau dengar kisahnya Mas,” urainya.

Di mata kerabat, K dikenal sebagai sosok pekerja keras dan orangtua yang sayang terhadap keluarga dan anak-anaknya.

Selama ini, K rela bekerja merantau di Jakarta sebagai sopir bajaj demi mencukupi kebutuhan keluarga dan menyekolahkan anak-anaknya.

“Kami sangat kehilangan. Orangnya baik dan pekerja keras,” tuturnya.

Sebelumnya, polisi membongkar makam Ridwan pada Kamis (27/5/2021). Hal itu dilakukan untuk kepentingan proses otopsi guna menguak penyebab kematian Ridwan seutuhnya.

Makam Dibongkar 

Komandan Markas SAR Kabupaten Karanganyar, Arief Sinto Yulianto mengatakan penggalian kubur dimulai pukul 10.00 WIB setelah mendapat perintah dari Satreskrim Polres Karanganyar yang memimpin jalannya pembongkaran kuburan untuk keperluan otopsi.

“Penggalian kubur dan proses pengangkatan jenazah hampir satu jam,” ungkapnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Kamis (27/5/2021) disela proses penggalian kuburan.

Sementara itu kakak ipar korban, Andi Wibowo (37) mengatakan keluarga menyerahkan proses otopsi pada polisi yang miliki kewenangan.

“Harapan kami dengan otopsi ini beda terungkap seutuhnya penyebab kematian adik saya sehingga keluarga mendapatkan kepastian,” ujarnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM .

Diakui Andi, sedianya keluarga keberatan dengan otopsi. Namun setelah diminta dan diyakinkan oleh polisi untuk pengungkapan kasusnya, maka akhirnya keluarga mengizinkan.

Kapolres Karanganyar AKBP Muhammad Syafii melalui KBO Reskrim Ipda Anton Sulistiana mengatakan proses otopsi akan dilakukan di makam bukan di rumah sakit.

“Berdasarkan kordinasi polisi dengan dokter otopsi akan dilakukan dimakan usai pengalian kubur,” tandasnya.

Sebagai informasi Ridwan (19) dikeroyok dibunuh di kawasan Jungke, Karanganyar, Jateng, Minggu (16/5/2021) dinihari.

Setelah dinyatakan meninggal dunia, mayat korban sempat diinapkan sehari di rumah salah satu dari lima orang terduga pelaku guna mencari tempat untuk membuang mayat Ridwan.

Keesokan harinya dengan menggunakan mobil Panter, mayat Ridwan dibawa ke kawasan lereng Gunung Lawu di Kecamatan Ngargoyoso. Namun karena dianggap tidak aman, akhirnya mayat Ridwan digeser diarahkan dibuang di Kecamatan Jatiyoso.

Dibunuh Lalu Dibuang

Mayat pun sempat dibuang di Jatiyoso namun karena pertimbangan keamanan, akhirnya mayat Ridwan diambil lagi.

Mayat korban sempat dibuang dibawah jembatan Mranten, Desa Tugu yang merupakan perbatasan Kecamatan Jumantono, Karanganyar dengan Kecamatan Polokarto, Sukoharjo.

Setelah mayat dibuang tepat dibawah jembatan Mranten, sedangkan sepeda motor Honda Scoopy milik korban dibuang di semak-semak dekat jembatan.

Hal itu dengan tujuan agar jika mayat itu ditemukan orang seakan disebabkan oleh kecelakaan lalu-lintas dan bukan karena disebabkan oleh pembunuhan.

Keesokan harinya warga setempat menemukan mayat tersebut selanjutnya heboh antara dugaan kecelakaan lalu-lintas atau pembunuhan. Wardoyo/Beni Indra

Exit mobile version