“Biasanya juga pasien COVID-19 yang bergejala berat atau mungkin yang berhasil sembuh setelah dibantu ventilator memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk menderita Long Covid ini,” terangnya.
Baca juga: Lonjakan Kasus Covid-19 di Kudus, Komisi IX Ingatkan Pemerintah Soal Pandemic Fatigue
Dr. Yahya menuturkan, untuk pasien yang kehilangan kemampuan penciuman dan pengecapan memang perlu dibangkitkan lagi sensitivitasnya seperti mencium bau-bau yang sangat menyengat seperti minyak kayu putih dan parfum yang sangat harum.
“Ini perlu dilatih setiap hari agar pulih secepatnya,” saran dr. Yahya.
Ahli Virologi Universitas Udayana Prof. Dr. drh. I Gusti Ngurah Kade Mahardika menjelaskan lebih lanjut, mengapa seseorang masih bisa merasakan gejala sisa Covid-19.
“Semua jaringan tubuh manusia bisa terinfeksi virus COVID-19 ini. Jadi Long Covid ini membuat pasien berisiko kerusakan jaringan tubuh dalam jangka panjang hingga menyebabkan gangguan respon imun dan gangguan saraf. Karena itu mohon jangan lagi menganggap remeh penyakit COVID-19 ini,” pesannya.
Masyarakat juga perlu diingatkan bahwa meskipun sudah divaksinasi, peluang tertular COVID-19 masih ada.
“Vaksin ini utamanya adalah untuk menurunkan gejala berat dan risiko kematian akibat terjangkit COVID-19. Artinya semua yang sudah divaksinasi masih berisiko terinfeksi, hanya saja jumlah virus yang menginfeksi jauh lebih sedikit daripada orang yang belum divaksinasi,” terang Prof. Mahardika.
- Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
- Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
- Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
- Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com