SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menjelaskan, saat ini merupakan momentum yang tepat bagi Indonesia untuk berkolaborasi dengan komunitas global untuk mengatasi dampak perubahan iklim di Indonesia.
Hal itu selaras dengan komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 29 persen di tahun 2030, yang merupakan bagian dari konsep pemulihan dan pembangunan kembali yang lebih baik.
Sudah barang tentu, untuk merealisasikan komitmen tersebut ke dalam rangkaian aksi nyata, butuh dukungan pembiayaan yang besar, tidak hanya sekadar mengandalkan dana APBN.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, menurut Airlangga, Indonesia harus memiliki strategi yang bukan saja dapat mengurangi tingkat emisi, tetapi juga untuk membuka dan mengoptimalkan potensi energi bersih yang ketersediaannya melimpah untuk menarik investasi.
“Di sinilah perlunya dibutuhkan sinergi para pemangku kepentingan untuk menyelesaikan semua tantangan, sehingga dapat mempercepat pembiayaan dan investasi energi bersih di Indonesia,” ucap Menko Airlangga.
Untuk mendukung pembiayaan infrastruktur strategis termasuk energi bersih itulah, ujar Airlangga, Pemerintah mendirikan Lembaga Pengelola Investasi atau Sovereign Wealth Fund (SWF). Termasuk menetapkan UU Cipta Kerja yang dirancang untuk menarik lebih banyak investasi.
Di samping itu, Sistem baru Online Single Submission (OSS) yang akan diluncurkan juga diharapkan dapat memperbaiki tingkat kemudahan berusaha.
Dalam mengatasi tantangan pandemi Covid-19, menurut Menko Airlangga, pemerintah telah mengupayakan berbagai cara dan upaya.
Di antaranya melalui pemberian program bantuan sosial, insentif untuk aktivitas bisnis UMKM dan korporasi serta peningkatan kapasitas tenaga kerja melalui Kartu Prakerja.
Sementara itu, program vaksinasi yang dijadikan sebagai game changer terus dioptimalkan dan telah berhasil mencapai angka tertinggi 1,3 juta dosis pada 26 Juni 2021.
Sudah tentu keberhasilan tersebut tak lepas dari dukungan dari berbagai pihak. Karena itulah Airlangga menyampaikan terima kasih atas peran serta, dukungan dan kontribusi dari pihak-pihak terkait.
Beberapa di antaranya adalah dari Kementerian ESDM, Kementerian Keuangan, Bappenas, Kementerian LHK, Kementerian Perindustrian, OJK, DEN, PT PLN, PT SMI, serta asosiasi di sektor energi bersih dan lembaga jasa keuangan dan pemangku kepentingan lainnya.
Sebagaimana diketahui, Pemerintah Indonesia dan Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) giat melakukan kerja sama untuk memperkuat praktik tata kelola pemerintahan serta bertukar pengalaman di berbagai bidang lainnya.
Pada awal tahun 2019, Delegasi Republik Indonesia diundang ke Kantor Pusat OECD di Paris dalam rangka pengembangan sektor energi bersih di negara-negara berkembang.
Selanjutnya, pada akhir tahun 2019, Pemerintah Indonesia dan OECD secara resmi meluncurkan Program Clean Energy Finance and Investment Mobilisation (CEFIM) Indonesia.
Salah satu kegiatan utama Program CEFIM Indonesia yaitu penyusunan Clean Energy Finance and Investment (CEFI) Policy Review of Indonesia yang telah selesai dan siap untuk diluncurkan.
Laporan tersebut memuat sejumlah rekomendasi implementatif bagi Indonesia untuk mendukung upaya pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) serta mempercepat transisi energi bersih dan berkelanjutan Indonesia.
“Saya mengapresiasi OECD yang telah menyusun laporan ini, yang secara komprehensif menggambarkan tantangan dan peluang untuk meningkatkan pembiayaan dan investasi energi bersih di Indonesia,” ujar Menko Airlangga.
OECD diharapkan tidak hanya berhenti di pemberian rekomendasi, tapi juga dapat terus memberikan dukungannya, terutama dalam hal berbagi praktik dan pengalaman terbaik serta memfasilitasi peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
“Yang terpenting, saya mendorong negara-negara OECD untuk yakin dalam membiayai dan berinvestasi di proyek energi bersih di Indonesia. Saya minta semua pemangku kepentingan dapat berpartisipasi aktif untuk mempercepat pembangunan rendah karbon di Indonesia” tutur Menko Airlangga. Suhamdani