BANTUL, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kegiatan paduan suara gereja di Kapanewon Jetis ditengarai menjadi klaster baru penularan Covid-19 di Bantul, pasca terjangkitnya 18 orang oleh virus mematikan tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Agus Budi Raharja mengungkapkan penularan berawal saat grup paduan suara gereja tersebut melakukan rekaman pada tiga hari lalu.
Saat rekaman itulah hadir jemaah yang ternyata positif Covid-19.
“Kami lakukan tracing, hasilnya banyak yang positif,” jelasnya, Senin (7/6/2021).
Karena sudah ada transmisi lokal, Dinkes Bantul menyebut kasus itu sebagai klaster baru. Ia menyebut pihaknya hingga kini masih melakukan tracing kontak erat dari 18 orang tersebut.
Prosesnya disebut terbilang lancar, karena para kontak erat dalam aktivitas rekaman paduan suara saat itu langsung melakukan rapid test antigen secara mandiri.
“Alhamdulillah, mereka baik, artinya ada yang inisiatif melaporkan, ada yang swab antigen sendiri, ada yang lapor dan kita swab. Kita apresiasi kesadarannya bagus. Tracing ya jelas masih (berjalan), karena dampak dari yang positif bisa ke keluarga dan ketemu siapa. Karena itu, tetap kita telusuri sampai habis,” urainya.
Terkait kondisi dari jemaah di klaster tersebut, Agus menjelaskan bahwa sebagian besar bergejala ringan hingga tidak bergejala.
Ia pun menyatakan, jika kondisi yang dirasakan sehat dan rumah yang ditinggali juga mendukung, mereka diperbolehkan untuk isolasi mandiri.
Sebaliknya, jika kondisi rumah tidak memungkinkan, pasien bisa ditempatkan di selter desa, sedangkan yang bergejala ringan bisa menempati selter di kabupaten.
“Apalagi, selter kabupaten masih terdapat 20 tempat tidur, sementara di Rumah Sakit Lapangan Khusus Covid-19 (RSLKC) terdapat 10 bed,” sebutnya.
Klaster Pabrik Tas
Sementara itu, Dinkes Gunungkidul melaporkan terjadi penambahan kasus Covid-19 dari klaster pabrik tas di Pedukuhan Nogosari I, Kalurahan Bandung, Playen.
Kepala Dinkes Gunungkidul Dewi Irawaty, menyebut hingga Senin (7/6/2021), klaster tersebut berkembang jadi 26 kasus, setelah pertama kali terdeteksi pada Sabtu (5/6) lalu dengan 20 kasus.
“Hari ini (kemarin) juga dilaporkan satu orang meninggal dunia dari klaster tersebut,” ungkapnya.
Pihaknya juga mencatat 49 kasus baru, tersebar di Playen, Rongkop, Semanu, Patuk, Ngawen, Ponjong, Tanjungsari, dan Karangmojo.
“Sembuh bertambah 6 orang, berasal dari Patuk, Rongkop, Karangmojo, dan Ponjong,” jelasnya.
Terkait lonjakan kasus ini, Dewi menyatakan penyebarannya merata di sejumlah kapanewon. Adapun sampai saat ini baru ada satu klaster penyebaran kasus yang sudah terpantau.
Hingga hari ini, Gunungkidul mencatatkan sebanyak 3.252 kasus konfirmasi positif secara kumulatif. Sebanyak 2.844 kasus sembuh dan 253 pasien dalam perawatan. Pasien meninggal dunia sebanyak 155 kasus.
Di sisi lain, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul juga uji usap antigen massal di kawasan Pantai Wediombo, Girisubo. Sasarannya adalah para pelaku usaha hingga warga setempat.
Bupati Gunungkidul Sunaryanta yang hadir di sana mengatakan uji swab dilakukan untuk memastikan aktivitas wisata tetap aman dari Covid-19, terutama setelah masa libur Lebaran lalu.
“Harapan kita adalah pandemi segera berakhir dan aktivitas wisata bisa kembali pulih,” katanya.
Sebanyak 65 warga menjadi sasaran pemeriksaan tersebut. Adapun hasilnya dinyatakan negatif dari Covid-19.