SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pemerintah Indonesia mendapatkan posisi yang strategis setelah memegang Presidensi G20 pada November 2022 mendatang.
Setidaknya ada lima nilai strategis yang bisa membawa dampak positif bagi Indonesia, jika Indonesia mampu menggunakan strategi dengan tepat.
Dipercaya memimpin forum Sherpa Track G20, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, ada lima nilai strategis yang bisa membawa dampak positif bagi Indonesia.
Nilai strategis pertama, menurut Airlangga, yakni adanya sinergi antara Indonesia dan dunia internasional dalam mendukung upaya pemulihan ekonomi global dan nasional dari pandemi Covid-19.
Nilai strategis kedua, yakni Indonesia akan memiliki suara dalam menentukan arah ekonomi global pasca krisis termasuk mengenai stabilitas sistem keuangan internasional.
Selanjutnya, demikian Airlangga, posisi Presidensi G20 bisa dimanfaatkan oleh pemerintah untuk menampilkan keberhasilan reformasi struktural dan keuangan Indonesia di tengah pandemi.
“Misalnya, seperti UU Cipta Kerja, transisi energi termasuk peningkatan kandungan biodiesel, dan pendirian SWF Indonesia,” ujar Airlangga.
Di luar itu, nilai strategis keempat bahwa Indonesia akan memanfaatkan dukungan internasional terhadap prioritas pemerintah. Seperti digitalisasi, pengembangan SDM, pemberdayaan perempuan dan pemuda, ketersediaan vaksin, serta persiapan sistem kesehatan untuk memitigasi risiko pandemi masa depan.
Dan pada gilirannya, lanjut Airlangga, Presidensi G20 Indonesia juga berpotensi menghasilkan devisa bagi Indonesia jika diselenggarakan secara fisik pada akhir 2022.
Ia memastikan, pemerintah telah membangun portal Document Management System (DMS) untuk menata secara digital dokumen substansi terkait G20 dan menjadi bagian integral Sekretariat Sherpa G20 Indonesia yang dapat diakses oleh seluruh K/L yang terlibat di G20.
Hal itu dilakukan untuk mendukung kesiapan infrastruktur teknologi dalam persiapan Presidensi G20 Indonesia.
“Ini merupakan inisiatif yang bagus untuk memastikan proses penyusunan substansi yang transparan dan akuntabel terutama bagi instansi yang selama ini menaungi G20,” katanya.
Sebagaimana diketahui, sesuai kesepakatan KTT G-20 di Riyadh pada 2020, Indonesia dipercaya menjadi Presidensi G-20 pada 2022. Rencana itu maju setahun lebih awal dari rencana semula pada 2023.
Hal itu terjadi setelah India mengajukan pertukaran dengan Indonesia karena membutuhkan waktu persiapan yang lebih panjang serta Indonesia akan menjadi Ketua ASEAN pada 2023.
KTT G-20 rencananya akan diselenggarakan pada November 2022 di Bali dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat dalam setiap pertemuan yang akan dilakukan secara fisik dengan melibatkan sekitar 6.500 delegasi asing. Suhamdani