Beranda Daerah Wonogiri Satu Kali Suntikan Pasien COVID-19 Ternyata Seharga 1,2 Juta. Di Wonogiri Stoknya...

Satu Kali Suntikan Pasien COVID-19 Ternyata Seharga 1,2 Juta. Di Wonogiri Stoknya Sempat Habis dan Hanya Diberikan Untuk Pasien Kritis

Tenaga kesehatan RSUD Dokter Soediran Mangun Sumarso Wonogiri mengenakan alat pelindung diri lengkap saat menangani pasien Covid-19. Foto: JSNews/Aris Arianto

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM
Stok obat bagi pasien COVID-19 di RSUD Dokter Soediran Mangun Sumarso (SMS) Wonogiri sempat habis. Namun kemudian segera meminta bantuan dari provinsi.

Obat yang dimaksudkan khusus untuk pasien COVID-19 yang tergolong kritis. Obat yang diberikan dalam bentuk injeksi alias suntikan itu ternyata seharga jutaan rupiah.

Plt Direktur RSUD SMS Wonogiri Setyorini membeberkan obat jenis remdesivir bagi pasien COVID-19 sempat habis beberapa waktu lalu. Pihaknya kemudian langsung meminta bantuan dari provinsi, hingga saat ini sudah ada stok yang tersedia.

Menurut Setyorini, remdesivir biasanya diberikan kepada pasien COVID-19 yang berada dalam kondisi kritis.

“Kami dapat 100 vial. Itu mungkin 10 hari habis. Kalau dihitung, 100 vial itu nilainya 120 juta. Satu vial digunakan untuk satu kali injeksi. Tapi dalam satu periode sakit injeksinya maksimal dua kali,” kata Setyorini, kepada wartawan, Jumat (25/6/2021).

Selain itu, pihaknya juga memiliki stok 20 buah actemra yang harga satuannya mencapai Rp 8 juta. Tidak semua pasien cocok dengan obat itu, harus ada pemeriksaan lebih lanjut yang dilakukan. Pihaknya juga kini memiliki stok obat lainnya, lengkap, yang tidak dimiliki rumah sakit swasta lain di Wonogiri.

“Kalau untuk stok oksigen, untuk saat ini aman,” jelas dia.

Sementara bed occupancy rate (BOR) atau keterisian tempat tidur bagi pasien Corona di RSUD Wonogiri mencapai rekor tertinggi selama pandemi. Hingga Jumat (25/6) pukul 07.00 WIB, BOR bagi pasien COVID-19 mencapai 92 persen.

Baca Juga :  Daftar TPS Rawan di Wonogiri, Cek Dulu 16 Indikatornya

Di RSUD, seluruh tempat tidur COVID-19 ada 124. Itu sudah termasuk tempat tidur COVID-19 biasa, ICU dan PICU/NICU COVID-19.

Untuk informasi total jumlah tempat tidur bagi pasien COVID-19 di Wonogiri sebanyak 323 buah. Tempat tidur itu tersebar di RSUD dan sejumlah rumah sakit swasta. 267 di antaranya terisi, masih ada 56 tempat tidur isolasi yang tersedia.

Setyarini mengatakan, awalnya RSUD hanya menyiapkan 89 tempat tidur bagi pasien Covid-19. Namun kini pihaknya sudah menambah tempat tidur bagi penderita korona.

Menurut dia, untuk saat ini RSUD sudah tidak bisa menambah lokasi perawatan bagi pasien Corona. Kalau penambahan kamarnya kemungkinan bisa, tapi tenaga dan alat kesehatannya yang masih perlu dipertimbangkan.

Bisa saja relawan bertugas disana untuk merawat pasien. Namun, yang sulit adalah mencari relawan yang memiliki keahlian yang dibutuhkan.

Setyorini saat ini mencoba untuk berkoordinasi dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Pihaknya akan membahas apakah ada calon perawat yang mungkin sedang menempuh pendidikan di Kota Solo misalnya untuk bisa menjadi relawan. Atau bisa melalui sistem back up oleh rumah sakit swasta. Selain itu, pihaknya bakal menambah satu dokter spesialis penyakit dalam.

Meski begitu, para tenaga kesehatan tidak sampai kewalahan. Sebab, kata dia, sudah ada pengaturan yang dilakukan agar SDM yang ada bisa bekerja bergantian tanpa kelelahan. Selain itu, para dokter juga melakukan telemedis atau konsultasi kesehatan jarak jauh dengan teknologi yang ada dengan pasien yang tidak begitu berat.

Baca Juga :  Catat! Ini 25 Indikator TPS Rawan Selama Pilkada 2024, Tempatmu Termasuk Tidak?

“Jadi kita lebih utamakan pasien yang berat dan butuh penanganan. Kalau yang sudah membaik kondisinya kita telemedis, tapi juga rutin dikunjungi nakes,” kata dia.

Lebih jauh, Setyorini mengatakan pasien COVID-19 yang masuk ke RSUD banyak yang sudah dalam kondisi berat. Bahkan, baru-baru ini ada pasien dari Jakarta. Diduga di Jakarta, pasien yang kemungkinan warga Wonogiri itu tidak mendapatkan rumah sakit disana. Baru dua jam dirawat di IGD meninggal. Aris