Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Waspada Lonjakan COVID-19 di Wonogiri, Masih Ada 211 Sampel Swab yang Belum Keluar Hasilnya Termasuk Treking dari Klaster Kudus di Kecamatan Baturetno

Bupati Wonogiri Joko Sutopo alias Jekek. Joglosemarnews.com/Aris Arianto

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Saat ini masih ada ratusan sampel swab di Wonogiri yang belum keluar hasilnya. Termasuk di antaranya sampel dari treking klaster Kudus di Kecamatan Baturetno.

“Saat ini kami masih menunggu 211 sampel swab. Di antaranya juga termasuk pengambilan sampel di Baturetno. Trackingnya kita kejar, kontak erat dan lain-lain,” kata Bupati Wonogiri Joko Sutopo alias Jekek, Jumat (11/6/2021).

Pemerintah pun mewanti-wanti seluruh masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Hal ini demi meminimalkan potensi penularan Corona. Mengingat saat ini terjadi lonjakan kasus COVID-19 di Kota Mete.

“Klau kita lihat, ini efek adanya mobilitas warga yang masif. Pergerakan masyarakat antar daerah cukup tinggi,” beber dia.

Bupati mengatakan, pihaknya beberapa waktu lalu pasca Lebaran juga masih menunggu sekitar 285 sampel swab warga Wonogiri. Hasil uji swab itulah yang ikut menyumbang banyaknya penambahan kasus baru dalam beberapa hari terakhir.

Berdasarkan data yang didapat dari website resmi Pemkab Wonogiri, dalam dua hari terjadi penambahan 126 kasus baru. Rinciannya pada Selasa (8/6) tercatat ada 97 penambahan kasus baru. Sementara pada Rabu (9/6) ada penambahan 29 kasus terkonfirmasi positif

Diwartakan sebelumnya, tingginya angka penularan COVID-19 di Kudus ternyata merembet dan menular hingga Wonogiri. Hal ini dipicu adanya warga yang baru saja bepergian dari Kudus lantas terkonfirmasi positif dan menular ke warga lainnya.

Akibatnya satu dusun di Kecamatan Baturetno terpaksa melaksanakan isolasi lokal. Agenda hajatan pun ditunda sementara waktu.

Bupati Wonogiri Joko Sutopo mengatakan telah terjadi peningkatan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Wonogiri. Ada dua daerah di Kota Sukses yang menjadi atensi pihaknya yakni Kecamatan Baturetno dan Paranggupito.

Di dua kecamatan itu ditemukan kasus terkonfirmasi positif terpapar virus Corona yang setelah dilakukan pelacakan diketahui ada warga yang terpapar usai kunjungan hajatan ke Kudus yang notabene zona merah. Namun, kasus di Baturetno yang kini menonjol.

“Kemarin berdasarkan hasil koordinasi dengan Pak Camat dan Kepala Desa untuk melakukan treatment khusus yakni isolasi lokal di Dusun Gedawung Desa Saradan, Kecamatan Baturetno,” kata Bupati.

Isolasi lokal menurutnya perlu dilakukan, hal ini demi mencegah adanya aktivitas masyarakat setempat yang tidak terkontrol dan bisa berpotensi menimbulkan penularan bahkan klaster baru.

“Alurnya, ada yang jagong dari Kudus. Setelah pulang ikut rewang (membantu mempersiapkan hajatan,red). Terjadi penularan disitu,” ujar Bupati.

Awalnya dari rombongan warga yang berangkat jagong ke Kudus hanya dua di antaranya yang positif korona baru-baru ini. Namun setelah dilakukan tracing hingga saat ini, 18 warga setempat terkonfirmasi positif Corona.

Hal serupa juga terjadi di Paranggupito. Setidaknya tujuh warga disana terpapar korona. Atas kondisi itu, pihaknya berencana mengevaluasi adanya pelonggaran kegiatan masyarakat, khususnya izin hajatan yang dalam pelaksanaannya sangat sulit dikontrol penerapan protokol kesehatannya.

Meski begitu, di Satgas Penanganan Covid-19 Kecamatan Baturetno saat ini sudah berinisiatif untuk menunda agenda hajatan yang akan dilangsungkan dalam waktu dekat terlebih dahulu atas ditemukannya kasus tersebut. Seluruh kepala desa disana, kata Jekek, sudah berkomitmen untuk mensukseskan hal itu demi kepentingan bersama. Aris

Exit mobile version